Oleh:PH.Angga Purenda
Weblog: phiapu.blogspot.com ,Email: windudevina@gmail.com
Pada hari selasa lalu (18/10/2011), aku mendapatkan kesempatan untuk menyaksikan kirab ageng pengantin putri bungsu ngarsa dalem yang berlangsung di sepanjang alun-alunutara hingga jalan malioboro,Yogyakarta. Sebuah kebudayaan dari kraton dalam prosesi pernikahan, yang terakhir dilaksanakan saat pemerintahan Sri Sultan Hamengku Buwono VII. Oleh sebab itu moment yang cukup langka ini tak kulewatkan begitu saja, dengan persiapan yang baik “bakal” aku jepret dua mempelai itu.
Maka jam 2 siang aku sudah berangkat dari rumah susunku untuk menuju di seputaran 0 KM (Perempatan Kantor Pos Besar dan BNI). Karena aku dapat info dari berbagai sumber di media massa, jika kirab akan dilakukan pada pukul 15.30-an. Untuk menghindari penutupan jalan dan kemacetan yang ada disana juga, makanya aku berangkat lebih awal. Ternyata walau masih jam 2-an siang sepanjang jalan malioboro sudah penuh dengan masyarakat yang ingin berduyum-duyun melihat prosesi kirab tersebut.
Meskipun panas dari terik sinar matahari menerpaku, tapi aku tetap setia menunggu berlangsungannya kirab itu. 2 jam sudah berlalu, hingga pukul 16.00 WIB arak-arakan dari pengantin belum terlihat juga. Padahal masyarakat sudah “tumpah blek” di sepanjang jalan malioboro, rasa-rasanya jalan itu sudah tak muat menampung animo masyarakat untuk melihat prosesi kirab ageng itu.
Hingga akhirnya tepat pukul 16.30 WIB, arak-arakan pengantin Jeng Reni dan Mas Ubai tiba dan berhenti “pas” dimana aku berdiri. Jarak aku dengan mereka kira-kira hanya 1,5 meter saja, makanya kesempatan emas itu aku gunakan untuk mengabadikan moment - moment kebahagian kedua mempelai. Jeng Reni yang bergelar GKR Bendara dan Mas Ubai dengan gelar KPH Yudanegara sesekali menebar senyum dan memberikan lambaian tangan kepada masyarakat. Tak hanya itu saja, Jeng Reni dan Mas Ubai juga sempat melakukan perbincangan dengan masyarakat melalui sapaan khasnya.Teriakan-teriakan untuk Jeng Reni dan Mas Ubai terus menggema sepanjang prosesi kirab itu berlangsung.
Rakyat Yogyakarta benar-benar menikmati dan terbuai dengan pesta yang meriah itu. Selanjutnya setelah kirab itu usai, pesta rakyat dipusatkan di pelataran monumen 1 maret denganmenggelar berbagai kesenian dan hiburan. Masyarakat juga dapat menikmati makanan dari angkringan secara gratis di sepanjang jalan malioboro. Acara berlangsung dengan meriah dengan berbagai pertunjukan kesenian dan malam itu bisa dikatakan malamnya rakyat Yogyakarta.
Bagi yang ingin melihat foto-foto saat kirab berlangsung klik aja link iniFlash in News
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H