Mohon tunggu...
Windri Novianti
Windri Novianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Seorang mahasiswi jurnalistik yang mempunyai hobi travelling.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Mengimplementasikan Konsep Allah dalam Surah Al-Baqarah 163 dan 255

27 November 2023   23:24 Diperbarui: 27 November 2023   23:30 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Al-Baqarah merupakan urutan surat ke-2 yang terdapat di dalam kitab suci Al-Qur`an, yang memiliki arti "Sapi Betina". Surat yang tergolong madaniyah ini merupakan surat terpanjang dalam Al-Qur`an yang mempunyai ayat sebanyak 286 ayat. Surat yang memiliki arti "Sapi Betina" ini memiliki filosofi tentang penyembelihan sapi betina yang diperintahkan Allah Swt. kepada Bani Israel. Surat ini juga dijuluki sebagai "Fustatul Qur`an" yang memiliki berarti Puncak Al-Qur`an. Dinamakan Fustatul Qur`an sebab surat ini menerangkan tentang berbagai syariat Islam yang tidak dijelaskan dalam surat lainnya. 

Salah satu dari sekian ayat Al-Qur`an yang memiliki keagungan makna yang terdapat pada surat Al-Baqarah ialah ayat 163 dan 255. Ayat 163 surat Al-Baqarah mengangkat suatu persoalan tentang keesaan Allah Swt. Dalam artinya yang berbunyi "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" ini menekankan tentang keesaan Allah Swt. dan sifat Rahmat-Nya serta kasih sayang-Nya. Ayat ini juga mengingatkan kita akan ketauhidan kepada Sang Pencipta. 

Di sisi lain, ayat yang memiliki arti keagungan lain ialah ayat 255 yang sering disebut dikalangan masyarakat sebagi ayat kursi. Diriwayatkan oleh Imam Ibnu Katsir dalam tafsirnya, dinamakan ayat kursi dikarenakan ayat ini memiliki kedudukan yang agung yang meilputi langit dan bumi. Isi dari ayat kursi ini juga mengajarkan tentang kekuasaan mutlak Allah Swt. serta mengingatkan makhluk-Nya untuk mengabdikan diri kepada-Nya. 

Kedua ayat ini menjelaskan bagaimana seluruh umat manusia itu bergantung pada Sang Pencipta. Maka agar kita termasuk golongan orang-orang yang beruntung dalam arti beriman dan bertaqwa harus memiliki nilai tinggi sebagi hamba yang mulia di hadapan-Nya. Ketika hubungan kita dengan Allah baik, maka hubungan kita dengan sesama manusia akan baik pula. 

Dosen Pengampu: Dr. Hamidullah Mahmud, M.A.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun