Mohon tunggu...
Windra mamonto
Windra mamonto Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

Goresan Pena

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Keadilan dan kata "Perempuan"

17 April 2021   14:19 Diperbarui: 9 Mei 2021   15:56 229
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
hasilgambardarishutterstok

Sudah lama saya merasa ragu-ragu untuk menulis sebuah judul Keadilan dan kata"Perempuan". Subjek yang sangat peka, terutama bagi perempuan dan itu bukan sesuatu yang baru. Cukup banyak kata-kata dan tinta ditumpahkan demi perdebatan feminism. Kini hal tersebut tidak lagi terjadi dan barangkali memang harus demikian, tetapi bagaimanapun juga hal itu masih dibicarakan karena banyak omong kosong besar yang diutarakan dan hanya sedikit sekali memberi penyelesaian, terhadap persoalan yang menerpa kaum perempuan.

Dimana-mana perempuan tetaplah " perempuan" sementara orang yang berpendidikan tinggi mengatakannya dengan sifat meremehkan "perempuan telah kehilangan jalannya,perempuan sudah tersesat". Justru saya bertanya-tanya apakah perempuan akan selalu ada atau diinginkan, ditempat apakah mereka didudukkan di dunia ini, dan menjadi apakah kaum perempuan?. "tota mulier in utero" ujar ssorang yang artinya "perempuan adalah rahim. Jika bicara tentang perempuan tentu  yang ahli dalam melakukan di bidang cita rasa.

Semua setuju dengan fakta bahwa perempuan benar-benar eksis dalam spesies manusia, di masa kini jumlah mereka malah lebih dari separuh penduduk bumi, meski demikian kita tahu bahwa feminitas sedang berada dalam bahaya, perempuan selalu dinasehati untuk berlaku sebagaimana perempuan,tetap perempuan dan menjadi perempuan.

Lantas kata "perempuan" tidak memiliki kandungan yang spesifik? Hal ini terus-menerus dipertanyakan oleh mereka yang memegang teguh filsafat pencerahan rasionalisme, bagi mereka perempuan tidak lebih sekedar makhluk manusia yang didesain sewenang-wenang oleh kata "perempuan".

Seorang pria tidak akan pernah berminat menulis atau mendefinisikan dalam situasi khusus yang berkenaan dengan manusia berjenis kelamin laki-laki, akan tetapi, jika saya ingin mendefiniskan diri saya sendiri, hal pertama yang harus aku katakana: "saya adalah seorang perempuan"(Simone de Beauvoir 1908-1986).

#Nantikanbagianselanjutnya...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun