Mohon tunggu...
Windi Teguh
Windi Teguh Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Penting Gak penting semua ditulis, karena menulis itu Melegakan

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sharp Plasmacluster Ion Pahlawanku

10 November 2012   15:13 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:39 1869
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

BIDURAN

Kalian pernah dengar kata itu?. Bukan, itu bukan sejenis makanan ringan, apalagi meinuman bersoda. Biduran adalah sejenis penyakit kulit yang disebabkan oleh alergi udara. Gejalanya adalah bentol merah besar-besar pada permukaan kulit yang disertai rasa gatal yang sangat menyiksa.

Waktu kecil saya termasuk salah satu pelanggan setia yang didatangi si penyakit ini. Jika suhu udara turun beberapa derajat saja dibanding suhu normal maka bisa dipastikan saya akan seperti monyet kecil yang belingsatan. Gatalnya minta ampuun. Apalagi kalau udara dinginnya disertai dengan angin, udah pasti dengan cepat gatal di satu titik akan cepat menjalar ke seluruh tubuh. Sialnya, penyakit ini tidak pandang tempat dan waktu. Kadang, saat di sekolah, tiba-tiba badan saya sudah merah dan bengkak-bengkak. Makanya kalau lagi musim hujan saya selalu memakai jaket tebal kemana-mana. Tak terkecuali saat tidur, saya akan pakai baju berlapis-lapis , ditambah pakai sweeter dan wajib pakai kaos kaki. Persis orang Eskimo.

Bertahun-tahun saya menderita penyakit biduran tersebut. Beruntung, jaman saya kecil udara belum sepanas sekarang, jadi walau pakai jaket tebal saya tidak terlalu menderita. Yang utama , saya selalu menghindari penggunaan kipas angin. Karena kipas angin bisa memicu gatal yang lebih parah. Makanya saya lebih suka menggunakan AC untuk melawan cuaca yang semakin hari semakin merajalela.  Apalagi di jaman sekarang, AC bukanlahmerupakan barang mewah lagi. DI kota-kota besar malah sudah seperti kebutuhan utama, demi kenyamanan hidup sehari-hari. Tidak hanya di rumah, dewasa ini rasanya sudah jamak di setiap perkantoran pasti menggunakan AC. Pun begitu dengan saya.

Namun sebenarnya mau tak mau kita harus waspada terhadap dampak negative dari penggunaan AC yang terus menerus. AC atau pendingin udara memang mengeluarkan udara dingin yang menyejukkan. Namun, udara dingin yang dikeluarkan AC adalah udara dingin kering yang dihasilkan oleh kondensasi freon. Udara tersebut tidak mengandung air. Hal ini bisa diibaratkan ruangan ber AC sama halnya dengan gurun yang kering dan gersang. Udara yang yang dihasilkan oleh AC justru relatif menyerap kelembaban atau air yang ada lingkungan di sekitarnya, termasuk kulit manusia. Tak pelak lagi, kandungan air yang ada di lapisan kulit kita yang berada di ruangan ber-AC pun akan terserap.

Selain dapat menyebabkan kekeringan pada kulit, AC juga dapat menyebabkan penularan penyakit. Hampir semua ruangan ber AC sangat minim ventilasi udara. Hal ini dimaksudkan agar panas dari luar tidak terserap ke dalam, karena itu tidak terjadi sirkulasi udara.  Maka jika salah satu penghuni ruangan membawa virus, misalnya flu, sudah pasti virus itu akan terperangkap di dalam ruangan dan akan berpotensi menular ke penghuni lain dengan cepat.

Selain berdampak terhadap kesehatan , ternyata AC juga merupakan salah satu sumber pencemaran udara.Sebagai informasi , kondisi udara Indonesia kian memprihantinkan. Menurut data dari Badan Kesehatan Dunia (WHO), pencemaran udara di Indonesia, khususnya Jakarta telah mengalami tingkat yang mengkhawatirkan dibandingkan dengan standar WHO.

Berdasarkan data yang ada, total estimasi pollutant CO yang diestimasikan dari seluruh aktivitas di Kota Jakarta adalah sekitar 686,864 ton per-tahun atau 48,6 persen dari jumlah emisi lima pollutant terbesar.

Belakangan ini tumbuh keprihatinan akan efek dari emisi polusi udara dalam konteks global dan hubungannya dengan pemanasan global (global warming) yg memengaruhi kegiatan manusia. Penyebab dari pencemaran itu berasal dari beberapa sumber. Transportasi, industry, pembangkit listrik, pembakaran maupun gas buang yang menghasilkan gas berbahaya. Salah satu sumber yang terdekat dengan kehidupan sehari-hari dan sering tidak kita sadari adalah gas berbahaya seperti CFC yang utamanya berasal dari gas pembuangan AC.

Nah lho, jadi serba salah menghadapinya. Satu sisi saya tidak tahan terhadap kipas angin, jadi AC merupakan peralatan elektronik yang sangat menolong saya, namun di satu sisi penggunaan AC dapat mengakibatkan penyakit lain berupa alergi, kekeringan pada kulit sampai pencemaran udara. Yang ada saya malah was-was, jangan-jangan kalau saya memakai AC nanti orang-orang di sekitar saya akan tertular oleh biduran yang saya derita. Karena itu saya sangat selektif memilih AC agar tidak merugikan diri sendri.

Agar tetap nyaman dan bisa menikmati kesejukan dari pendinginan udara ini, harus dicari spesifikasi AC yang tepat. Dengan berkembangnya teknologi, temuan-temuan terbaru telah berhasil diciptakan dan diterapkan ke dalam system pendingin ruangan. Salah satunya adalah teknologi plasmacluster.

Teknologi plasmacluster ini ini mampu menonaktifkan bakteri, jamur, virus, kuman, bau di udara yang merugikan atau pun berbahaya bagi kesehatan manusia atau dengan kata lain meningkatkan tingkat kemurnian dan kebersihan udara.  Dengan semburan plasma,  berjuta-juta ion akan dilepaskan dan akan tersebar ke seluruh ruangan. Karena Ion bukan bentuk yang stabil, maka mereka akan menempel pada apa saja yang ada di udara, untuk menetralkan muatannya. Sebagian ion-ion  akan menyatu kembali membentuk molekul aslinya, yaitu uap air atau molekul oksigen, Inilah yang menyebabkan kulit kita tetap lembab dan tidak kering, karena adanya ion yang mengikat uap air.

13525607192003430458
13525607192003430458

Ion yang dihasilkan oleh generator tersebut adalah ion bermuatan positif dan negative. Ion positif akan mengikat partikel-partikel seperti virus, bakteri dan kuman penyebab penyakit, karena ion ini dapat mengganggu kestabilan virus. Virus yang terjangkit ion akan mengkristal. Sedangkan jika ion positif ini bertabrakan dengan bakteri dapat menyebabkan kulit sel bakteri pecah, artinya bakteri mati kering. Dengan matinya bakteri dan virus ini udara yang dihasilkan menjadi bebas kuman dan bersih .Jadi baik untuk kesehatan. Apalagi untuk penderita asma atau gangguan pernafasan, dengan adanya ion plasmacuster ini tentu saja sangat membantu dan merupakan solusi hidup sehat.

Sementara itu ion negative berfungsi untuk menghilangkan bau-bauan yang ada. Karena secara kimia, bau-bauan itu biasanya bermuatan positif, contohnya ( maaf) bau yang kita hasilkan saat buang angin atau bau pesing itu mengandung Amoniak (NH3), maka jika terkena ion negatif ia akan menjadi netral dan tidak berbau. Hasilnya udara akan lebih segar.

Teknologi plasmacluster ini seperti problem solving terhadap segala macam masalah, mulai dari masalah pencemaran udara, virus, asma sampai alergi kulit seperti yang saya derita. Di Indonesia, AC yang sudah meneraplan teknologi ini adalah SHARP. Makanya saya tidak ragu dan sangat mengandalkan AC SHARP untuk problem biduran saya. Jadi bisa tetap nyaman beristirahat dan menjalani hari tanpa takut menyebarkan penyakit atau malah tertular penyakit.  Benar-benar SHARP Plasmacluster Ion pahlawanku. Semoga saja ke depannya semua elektronik memikirkan hal yang sama dengan yang dilakukan SHARP sehingga lingkungan kita akan terjaga dan sehat selalu.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun