Kreativitas sangat patut untuk diapresiasi agar dapat berkembang dan memberikan peluang ketanakerjaan di daerah-daerah yang masih jauh dari jangkauan pemerintah. Seperti yang dilakukan salah satu warga kecamatan cisarua yang dapat mengubah limbah menjadi barang jadi atau berupa mainan anak bahkan dapat digunakan menjadi pajangan di rumah.
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun domestik (rumah tangga), yang lebih dikenal sebagai sampah, yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis.
Limbah yang dipengang oleh salah satu warga dari Kecamatan Cisarua ini bisa diubah jadi uang. Dari yang tidak memiliki nilai ekonomis menjadi memiliki  nilai ekonomis tinggi jika ia fokuskan. Salah satu warga tersebut bernama Bapak Acam, Pak acam ini mengubah limbah atau barang tak terpakai menjadi sebuah karya yang menarik berupa Miniatur mobil Truk dan Bis. Dimulai dari sekitar 2012 silam atau sekitar 8 tahun.
"Apapun bahannya harus jadi sesusatu." kata Pak Acam. Alasan inilah yang selalu memotivasi Pak Acam untuk selalu berkreasi. Istrinya juga mengatakan bahwa pak acam adalah seorang seniman di daerah tersebut.
"Awalnya sih dari Anak yang sering minta dibeliin mainan mobil-mobilan, tapi sering juga anak ngerusakinnya sampai ada sekarung mainan noh dirumah yang gak kepake. Makannya kenapa nggak saya buat aja mainanya dari bahan yang gak kepake dirumah, tetangga pada seneng sama apa yang saya buat, mereka juga suka mesen ke saya minta dibuatin buat anaknya kalo sunatan". Â Kata Pak Acam. Hal tersebutlah yang melatar belakangi adanya usaha tersebut.
Usaha Miniatur Mobil Truk dan Bis ini bukanlah merupakan mata pencaharian utama bagi keluarga Pak Acam, akan tetapi hanya berupa pendapatan sampingan saja. Pendapatan utama dari keluarga Pak Acam ini berasal dari pendapatannya menjadi Supir Rental. Dalam usaha miniatur tersebut Pak Acam tidak memperkerjakan orang lain, melainkan hanya dibantu oleh sang istri dan anak-anaknya.Â
Usaha ini juga telah didistribusikan sampai kenegara Dubai, bahkan peminatnya ingin memesan sebanyak 50 unit perbulan, akan tetapi Pak Acam tidak menyanggupinya karena terkendala oleh modal. Selain itu alasan kenapa usaha ini tidak difokuskan dikarenakan hambatan dari modal juga biaya sehari-hari, biaya sekolah anak, dan juga biaya jajan anak.
Ibu Dewi salah satu anggota perkumpulan UKMK yang ada di Cisarua menambahkan "UKM milik Pak Acam ini sangat bagus, apalagi untuk menambah potensi sebagai nilai ekonomi daerah sini". Ucapnya.
Pak Acam beserta Warga sekitar berharap jika pemerintah mengapresiasi karya dari yang dapat dijadikan potensi bagi Kecamatan Cisarua untuk dapat memberikan modal agar usaha ini dapat menambah nilai perekonomian dan juga membuka lapangan kerja bagi para Ibu Rumah Tangga agar mereka mempunyai bekal untuk selalu berkaya dan membesarkan nama daerahnya.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI