Sering sakit-sakitan. Makan tidak terkontrol, namun beragam aktivitas dilakukan. Badannya kurus, seperti anak yang enggak keurus.
"Sebenarnya, Dio ini maunya apa to, tegas Ibu Guru"
Sambil membuka matanya, Dio perlahan mengangkat kepalanya dari atas meja
"Astagfirullah Dio, bangun!,tegas bu guru. Dio itu seharusnya menjadi contoh yang baik sebagai ketua kelas. Jangan memberikan contoh seperti ini. Tidur di kelas dan pindah dari tempat duduk depan ke belakang"
Sambil plonga-plongo, Dio memasang muka melas usai bangun tidur. Sambil mangguk-mangguk Dio membalas omelan bu guru.
Dio Kenapa Cari Perhatian ?
Perlahan, benang kusut mulai terurai. Wali kelas Dio mencoba menggali latar belakang Dio kenapa berbuat nakal seperti itu. Panggilan orangtua, komunikasi intens lewat whatsapp ke mamanya, serta melakukan penilaian secara berkala atas kasus Dio.Â
Huft.
Ternyata, akar masalahnya dari keluarga . Papa dan Mamanya Dio berpisah dan harus jauh dengan mama.
Seorang single parents yang saat ini sedang berjuang menghidupi Dio, adik dan si kakak agar tetap menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Hanya Dio yang menujukkan sikap marah atas perceraian orangtuanya. Menyibukkan diri, aktif berkegiatan sana-sini demi menghilangkan pikiran semrawut yang harus ditempanya.
Seharusnya, Dio tumbuh menjadi remaja awal yang penuh perhatian orangtuanya. Penuh kasih sayang. Mendapatkan perhatian penuh dari sosok mamanya. Namun, apa daya, keadaan harus begini.