Mohon tunggu...
Windi Anisa
Windi Anisa Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Kerja Puan Maharani Menggalakkan Nilai-nilai Pancasila

2 Desember 2017   10:34 Diperbarui: 2 Desember 2017   11:06 1179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puan Maharani adalah sosok menteri yang secara konsisten melakukan kerja-kerja produktif untuk menjaga dan menggalakkan nilai-nilai Pancasila sebagai dasar filosofis-ideologis bangsa ini. Kerja dan komitmen Puan Maharani, dalam konteks itu, tidak perlu diragukan lagi terutama dalam posisinya sebagai "komandan" Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Bagi Puan Maharani, Pancasila harus mampu diinternalisasikan dalam diri.

Untuk mendukung kerja dan komitmen tersebut, Puan Maharani melakukan berbagai kerjasama dengan Kementerian, Lembaga, atau instansi lain yang dapat mendukung dan menyukseskan gerakan tersebut.

Beberapa bulan yang lalu, kerjasama untuk menjaga dan menggalakkan nilai-nilai Pancasila dilakukan oleh Puan Maharani dengan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Strategi Puan Maharani ini bisa terbilang jitu sebab NU merupakan salah satu Ormas terbesar dengan jama'ah yang mengakar dapat mengambil dan memainkan peran, terutama melalui jaringan pesantren di pelosok-pelosok. Puan Maharani bisa mengambil momentum dan memainkan sejarah, bahwa NU, Pancasila, dan kebangsaan tidak bisa dipisahkan.

Hal yang sama dilakukan Puan Maharani dengan PP Muhammadiyah melalui kerjasama dalam bentuk nota kesepahaman (MoU) untuk menjaga dan menggalakkan nilai-nilai Pancasila serta penerapan nilai-nilai revolusi mental. Kepada Muhammadiyah, sebagai salah satu Ormas terbesar, Puan Maharani berharap agar bisa ikut mengambil peran untuk merawat bangsa ini dengan "asupan" paham dan pemikiran yang sehat.

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, memberikan apresiasi yang tinggi atas apa yang dilakukan oleh Puan Maharani. Pihaknya yakin Muhammadiyah bisa menjalankan semangat revolusi mental, terutama melalui tingkat keluarga atau sampai di komunitas Muhammadiyah, termasuk lembaga-pembaga pendidikan yang berada di bawah payung Muhammadiyah.

Puan Maharani menyebutkan, bahwa kerjasama yang dilakukan merupakan bentuk gotong royong bersama organisasi Islam di Indonesia untuk mengimplementasikan revolusi mental sebagai sebuah gerakan. Setidaknya, Puan Maharani meyakini kedua Ormas paling berpengaruh di Indonesia itu bisa memberikan sumbangsih yang signifikan, setidaknya bisa mempermudah proses sosialisasi dan edukasi.

"Paling awal adalah sosialisasi dan edukasi berkaitan dengan arti kebangsaan, arti kesejahteraan, arti Indonesia, arti Pancasila, serta banyak sekali yang bisa kita lakukan,"  ucapnya suatu ketika dalam sebuah perbincangan.

Bagi Puan Maharani, kerjasama yang dibangun dengan Ormas Islam Indonesia juga dapat memudahkannya untuk mendapatkan informasi dan data yang valid terkait dunia pesantren, terutama terkait KIP. Menurut Puan Maharani, salah satu komitmen pemerintah adalah, dengan KIP, bukan hanya anak-anak sekolah yang menjadi sasaran tapi juga kepada anak-anak di pesantren dan yatim piatu. Maka, Puan Maharani meyakini, dengan bantuan NU dan Muhammadiyah data yang didapatkan akan menjadi lebih akurat. Artinya, Puan Maharani bisa mendapatkan dua-tiga pulau dalam sekali mendayung.

 Puan Maharani menyadari, akhir-akhir ini ada kelompok serta pihak-pihak tertentu yang ingin mendegradasi Pancasila. Mereka berupaya untuk mendeligitimasi Pancasila sebagai ideologi bangsa. Parahnya, perilaku itu didukung dengan sikap intoleran, kasar, dan sarkas terhadap kelompok yang tidak sepaham dengannya, meski agamanya sama. Maka, tepat sekali apa yang dilakukan oleh Puan Maharani, yaitu upaya untuk bergotong royong dalam menjaga dan menggalakkan nilai-nilai Pancasila.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun