Meski tak terlalu banyak dari pemberitaan, tapi Puan Maharani bekerja. Ia mempunyai kemampuan untuk memimpin, sekaligus sebagai problem solver.Satu hal yang perlu apresiasi darinya, yaitu mental pembelajar. Puan Maharani mau belajar, dari siapapun. Selama Puan Maharani memimpin Kementerian Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK), banyak sekali pancapaian, terutama dalam bentuk kerja dan aksi nyata untuk membangun, mencerdaskan, dan meningkatkan kesejahteraan bangsa.
Pengalaman politik Puan Maharani, meski sebagai putri dari tokoh politik nasional dan lahir dari sejarah membanggakan, tidak diperoleh secara sederhana. Puan Maharani tidak langsung terjun ke dunia politik, tapi menempuh upaya untuk mencari pengalaman melalui kerja dan aktif di berbagai organisasi, sembari pada saat yang bersamaan belajar langsung dari orang tua (Bapak/Ibu) yang dedikasi terhadap politik nasionalnya tak perlu dipertanyakan.
Tentu merupakan anugerah tersendiri menjadi anak dari Megawati dan Taufiq Kiemas, sekaligus terutama cucu dari Sang Proklamator, Bung Karno. Tapi bagaimanapun, karir politiknya tidak diperoleh secara mudah, hingga sampai pada waktunya yang tempat, Puan Maharani terjun dalam politik praktis, menjadi anggota DPR RI dengan perolehan suara memuaskan.
Tentu, berbicara soal pengalaman politik, tak bisa diragukan lagi sosok Puan Maharani sebagai orang yang sangat berpengalaman. Mulai dari aktivitas di partai, menjadi anggota DPR, menjadi ketua fraksi PDIP di DPR, menjadi ketua tim pemenangan Pemilu, termasuk perannya ketika memenangkan Jokowi-JK pada Pilpres 2014 lalu. Jadi, sangat pantas ketika Puan Maharani diganjar posisi menteri oleh Jokowi dalam Kabinet Kerja karena pengalaman koordinasi dan "diplomasi" Puan Maharani. Ketika menjadi Ketua Fraksi, Puan Maharani kerap melakukan komunikasi politik yang cantik dan manis untuk merepresentasikan suara partai.
Dalam konteks keluarga, karir politik Puan Maharani lebih cemerlang dibandingkan dengan cucu-cucu Soekarno dan anak-anak Megawati lainnya, dan setidaknya berhasil "mengangkat" kembali trah Soekarno dalam pentas politik nasional.
Artinya, bahwa kita harus lebih proporsional menilai kinerja menteri, itu menjadi keniscayaan. Toh, tak ada gunanya juga puji dan caci yang didapatkan karena Puan Maharani tetap bekerja sejauh yang menjadi tanggung jawabnya, tanpa peduli terhadap segala hal yang "menghinakannya". Puan Maharani adalah sosok muda yang kenyang pengalaman, jadi tak akan rusak hanya dengan usaha pihak-pihak tertentu, yang melakukan penilaian secara tidak fair terjadap kinerja kementerian tertentu.
 Kehebatan kerja Puan Maharani telah dibuktikan dengan berbagai kerja, kebijakan, dan program yang produktif hingga banyak prestasi yang ditorehkannya, baik secara personal maupun kelembagaan. Inilah yang alpa dilihat oleh sebagian orang, terutama yang dari awal memang tidak suka terhadap Puan Maharani secara personal. Maka, kita tak bisa menutup mata, bahwa Puan Maharani adalah sosok menteri yang hebat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H