Mohon tunggu...
Windia Fitri Sukma octavia
Windia Fitri Sukma octavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🥀Faqir_ilmu✨

kerjakan dengan hati ikhlas dan niat karenanya. Bismillahirrahmanirrahim. . .

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendekatan Baru untuk Pengukuran Kecerdasan Anak

19 Maret 2022   10:01 Diperbarui: 19 Maret 2022   10:14 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kecerdasan adalah kemampuan suatu sistem untuk menyesuaikan diri secara tepat dengan dunia yang berubah

Kemampuan kognitif anak-anak - kemampuan mereka untuk melakukan operasi mental, untuk memperhatikan, mengingat dan berkomunikasi tentang apa yang telah mereka pelajari - merupakan sumber kecemasan besar bagi banyak orang tua yang mungkin bertanya-tanya apakah anak-anak mereka berkembang secara normal. Untuk alasan ini, kami menggunakan bagian berikutnya dari dokumen ini untuk berbicara tentang kecerdasan, yang merupakan istilah umum yang digunakan ketika membuat pernyataan ringkasan mengenai kemampuan dan potensi kognitif anak-anak. Terlepas dari semua kepentingan dan keunggulannya (kebanyakan orang pernah mendengar istilah itu), kecerdasan tetap merupakan konsep yang kurang dipahami, untuk berbicara tentang bagaimana kecerdasan diukur, dan untuk membahas berbagai faktor yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan, yang hampir tidak tetap sebagai atribut seperti orang pada umumnya. dipimpin untuk percaya. hal 

Kebanyakan orang menganggap kecerdasan sebagai menggambarkan "seberapa pintar" seseorang. Namun, definisi sebenarnya sedikit lebih rumit dari itu. Peneliti psikologi dan ahli teori telah secara aktif berdebat dan berdebat tentang cara terbaik untuk mendefinisikan dan mengukur kecerdasan selama lebih dari seratus tahun. Para ahli teori dan peneliti individu tidak sepakat tentang campuran mana dari keterampilan kognitif dan kapasitas mental (pemecahan masalah, pemikiran abstrak, kreativitas, memori, konsentrasi, keterampilan interpersonal, keterampilan tubuh/gerakan, dll.) yang harus dimasukkan dalam definisi, dan bagaimana mengukurnya. atribut penting ini dengan cara yang adil dan bebas budaya. Saat ini, kecerdasan paling baik dianggap bukan sebagai kemampuan atau atribut tunggal, melainkan sebagai konstruksi global yang mencakup banyak kemampuan kognitif yang berbeda dan terpisah. 

Menurut American Psychological Association, kecerdasan menggambarkan kemampuan seseorang untuk memahami ide-ide yang kompleks, untuk beradaptasi dengan lingkungan, untuk belajar dari pengalaman, dan untuk terlibat dalam penalaran dan pengambilan keputusan dalam segala macam situasi (baik baru maupun akrab).

Keunikan manusia dapat dilihat dari tingkat kecerdasan yang dimiliki individu, yaitu tentang kecepatan dan kemampuan individu dalam memecahkan suatu masalah yang dihadapi. Terhadap individu yang mampu memecahkan masalah dengan cepat (kecerdasan tinggi), namun ada juga yang lambat, bahkan mungkin tidak mampu menyelesaikan masalah. Artinya tingkat kecerdasan berbeda-beda pada setiap individu.


Menurut Terman yang dikutip oleh Sukardi (1997), kecerdasan adalah kemampuan untuk berpikir secara abstrak. Menurut Binet dalam Winkel (1987), kecerdasan adalah kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan, melakukan penyesuaian untuk mencapai tujuan itu dan mengkritik diri sendiri (Sunaryo, 2004). David Wechler Sarwono (2000) telah mengutip bahwa kecerdasan adalah kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah, serta secara efektif memanipulasi dan mengendalikan lingkungan.

Kecerdasan Kecerdasan (IQ)


Ada beberapa teori kecerdasan yang menjadi sentral perkembangan teori kecerdasan, antara lain:

Teori Uni Faktor

Teori ini dianggap sebagai teori tertua. Alfred Binet adalah salah satu ahli psikologi yang mengatakan bahwa kecerdasan bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu unit faktor atau faktor umum. Menurut Binet, kecerdasan merupakan salah satu aspek karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses pendewasaan individu.

Teori ini dianggap sebagai teori tertua. Alfred Binet adalah salah satu ahli psikologi yang mengatakan bahwa kecerdasan bersifat monogenetik, yaitu berkembang dari satu unit faktor atau faktor umum. Menurut Binet, kecerdasan merupakan salah satu aspek karakteristik yang terus berkembang sejalan dengan proses pendewasaan individu. Binet menggambarkan kecerdasan sebagai sesuatu yang fungsional yang memungkinkan orang lain untuk mengamati dan mengevaluasi tingkat perkembangan individu berdasarkan kriteria tertentu. Jadi untuk mengetahui apakah seseorang cukup pintar atau tidak, dapat dilihat dari metode, kemampuan melakukan suatu pekerjaan dan kemampuan untuk mengubah arah pekerjaannya jika diperlukan. Inilah yang dimaksud dengan komponen sikap, adaptasi dan kritik dalam pengertian kecerdasan.

Teori Dwifaktor (The Two-Factor Theory)
 

Teori dua, yang dikembangkan oleh Charles Spearman, seorang psikolog dan ahli statistik dari Inggris, mengembangkan teori faktor sandi. Spearman (1927) mengusulkan teori kecerdasan dua faktor yang dia yakini dapat menjelaskan pola hubungan antara set tes kognitif yang dia analisis. Dalam bentuknya yang paling sederhana, teori ini menyatakan bahwa kinerja pada setiap tugas kognitif tergantung pada faktor umum (g) serta satu atau lebih faktor yang spesifik dan unik untuk tugas tertentu (Aiken, 1997).

Kedua faktor ini, faktor "g" dan faktor "s" masing-masing bekerja bersama sebagai satu unit. Semua faktor yang diberikan bersama-sama akan membentuk satu faktor umum "g". Spearman berpendapat bahwa kemampuan seseorang untuk bertindak dalam setiap situasi sangat bergantung pada kemampuan umum dan kemampuan khusus. Jadi setiap faktor, baik faktor g maupun faktor s, berkontribusi pada setiap perilaku cerdas.

Teori multifaktor(Multiple factor Theory) 

Teori multifaktor dikembangkan oleh Edward Lee Thorndike (1916). Menurut teori ini, kecerdasan terdiri dari hubungan saraf antara stimulus dan respon. Koneksi saraf khusus ini mengarahkan perilaku individu. Pada dasarnya teori. Thorndike menyatakan bahwa kecerdasan terdiri dari berbagai kemampuan khusus yang terwujud dalam bentuk perilaku cerdas. Thorndike mengusulkan empat atribut kecerdasan, yaitu: level, jangkauan, area, dan kecepatan

Teori hierarki

Model hierarki diciptakan oleh Vernon. Dalam menjelaskan teori kecerdasan, teori ini menempatkan satu faktor kognitif umum (g) di urutan teratas hierarki, kemudian di bawahnya ada dua faktor utama kecerdasan (utama) yaitu verbal-edukasi (v:ed) dan praktis-mekanis- spasial (k:m). Kemudian masing-masing kelompok besar dibagi menjadi beberapa subjek lompok faktor. Misalnya,pada  v:ed terdiri dari yakni kemampuan seperti kefasihan verbal, kemampuan numerik, serta mungkin kreativitas. Beberapa faktor kelompok kecil di bawah k:m adalah pemahaman mekanis, kemampuan psikomotorik, dan hubungan spasial yang kemudian dipecah menjadi faktor spesifik yang berbeda pada tingkat hierarki terendah.

Dalam model  kemampuan mental Vernonberupa  semakin tinggi posisi faktor dalam diagram serta semakin luas rentang perilaku.

Teori kemampuan mental primer

Teori ini dikembangkan oleh L.L. Thurstone didasarkan pada analisis faktor dengan berkolaborasi pada 60 tes, yang akhirnya disusun menjadi keterampilan inti. Penjelasan Thurston tentang organisasi kecerdasan abstrak atau biasa disebut dengan "kemampuan mental utama". Thurston melihat kecerdasan terdiri dari beberapa faktor, termasuk tujuh kemampuan mental utama, yaitu:

  1. Verbal meaning (V): Memahami ide dan makna kata, yang diukur dengan tes kosakata.
  2. Number (N): Kecepatan dan ketepatan melakukan perhitungan aritmatika.
  3. Space(S): Kemampuan untuk memvisualisasikan hubungan dalam tiga dimensi, seperti mengenali gambar dalam orientasi yang berbeda.
  4. Perceptual speed (P) : Kemampuan untuk membedakan detail visual, dan dengan cepat menentukan persamaan dan perbedaan antara objek dalam suatu gambar.
  5. Word fluency (W) : Kecepatan dalam memikirkan kata-kata, seperti dalam menulis puisi atau dalam memecahkan anagram.
  6. Memory(M): Kemampuan menghafal kata, angka, huruf, dan sejenisnya, dengan penalaran 
  7. Inductive reasoning (I) :  cara menulis Kemampuan untuk memperoleh aturan dari informasi yang diberikan, seperti dalam menentukan aturan deret bilangan hanya dari bagian deret tersebut

Kecerdasan terletak pada pengenalan kemiripan di antara hal-hal yang berbeda dan perbedaan antara hal-hal yang serupa

Bagaimana Mengukur Kecerdasan?

Ukuran kecerdasan juga dapat dibedakan berdasarkan usia orang yang diuji, yaitu tes individu atau tes kelompok. 

1. Tes psikologi : minat

 
Perhatian adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu secara mendalam dan konsisten. Dalam studi psikologi, ada
korelasi positifantara minat dan bakat, tetapi tingkat kompetensi yang tinggi belum tentu mengarah pada minat yang tinggi. Orang yang memiliki bakat tinggi di bidang X belum tentu tertarik untuk menekuni bidang X. Sebaliknya, orang yang menunjukkan minat pada seni vokal, misalnya, belum tentu memiliki bakat yang cukup di bidang ini. Mengukur kedua jenis variabel ini (minat dan bakat) dapat menghasilkan prediksi yang lebih efektif daripada mengukur satu variabel saja.
 
Tes minat untuk menilai minat seseorang dalam berbagai profesi, seperti: sastra, musik, klerikal, eksternal, mekanik, komputer, ilmiah, persuasi, artistik, bakti sosial, dll. Ukuran minat sering digunakan untuk membantu siswa memilih jurusan yang sesuai untuk suatu bidang pendidikan, baik di sekolah menengah atas, sekolah kejuruan, atau perguruan tinggi. Tes minat juga sering digunakan untuk tujuan rekrutmen di banyak perusahaan.

2. Tes Psikologi: Bakat

 
Ada beberapa jenis tes bakat, termasuk tes FACT, DAT, dan GATB. Tes bakat untuk mengukur faktor-faktor seperti: kemampuan bahasa, kemampuan, bekerja dengan angka, penalaran, berpikir tentang mekanik, kecepatan respon, imajinasi, dll.

Bakat adalah kemampuan khusus dari individu yang potensial dan dapat dijadikan sebagai prestasi melalui belajar, latihan, dan motivasi.
  setiap orang memiliki kemampuan  berbeda-beda. Ada yang jago di pelajaran IPS, tapi kurang di IPA. Ada yang pandai teknik, tapi lemah di musik. Kemampuan yang berbeda ini tidak dapat dijelaskan dengan konsep IQ. Dua orang memiliki IQ yang sama (misalnya 105), tetapi satu individu lebih mampu dalam ilmu eksakta (kimia, matematika, fisika), sedangkan individu lainnya lebih mampu dalam ilmu-ilmu sosial (geografi, sosiologi, ekonomi). )). Inilah yang kemudian dikenal sebagai "bakat".

3. Tes psikologi: kepribadian

 
Ada banyak hal yang tidak diukur dalam tes kepribadian, antara lain komitmen, optimisme, kemandirian, pengendalian diri, kepercayaan diri, hubungan interpersonal, pencapaian, kemampuan beradaptasi, dan ketahanan terhadap stres.  Secara khusus, kepribadian adalah dinamika sistem
 psikosomatik dalam diri seseorang yang secara unik beradaptasi dengan lingkungan. Pengertian dinamis di sini berarti karakter dapat berubah.

Di sini analogi berarti penerapan 'kategorisasi' nilai-nilai moral, melainkan untuk menggambarkan perilaku individu yang ada. Ada banyak metode yang digunakan untuk mengukur kepribadian, diantaranya melalui teknik observasi, teknik proyeksi dan teknik inventarisasi.  Demikian informasi singkat terkait jenis-jenis psikotes. Dengan memahami jenis-jenis tes psikologi, pengguna tes psikologi khususnya dari lembaga pendidikan seperti universitas, sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah pertama, dan sekolah dasar dapat menggunakannya secara tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Ada banyak pesan yang bisa kita bawa pulang , satunya adalah bahwa kecerdasan tidak didefinisikan sebagai ukuran kemampuan tunggal yang besar, tetapi sebagai konstruksi multidimensi yang memperhitungkan ukuran kemampuan dan bakat yang berbeda. Yang lainnya adalah bahwa banyak dari subtes yang mencakup tes IQ modern sangat terkait dengan budaya dan didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan anak-anak sebelumnya yang telah mereka pelajari sebelumnya. Sangat sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk mengukur kecerdasan dalam bentuk mentahnya yang murni, terlepas dari hal-hal yang dapat dicapai kecerdasan, seperti mempelajari kosa kata atau memanipulasi teka-teki yang dibuat dari bentuk-bentuk yang sudah dikenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun