Mohon tunggu...
Windia Fitri Sukma octavia
Windia Fitri Sukma octavia Mohon Tunggu... Mahasiswa - 🥀Faqir_ilmu✨

kerjakan dengan hati ikhlas dan niat karenanya. Bismillahirrahmanirrahim. . .

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Pendekatan Baru untuk Pengukuran Kecerdasan Anak

19 Maret 2022   10:01 Diperbarui: 19 Maret 2022   10:14 167
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

1. Tes psikologi : minat

 
Perhatian adalah keinginan seseorang untuk melakukan sesuatu secara mendalam dan konsisten. Dalam studi psikologi, ada
korelasi positifantara minat dan bakat, tetapi tingkat kompetensi yang tinggi belum tentu mengarah pada minat yang tinggi. Orang yang memiliki bakat tinggi di bidang X belum tentu tertarik untuk menekuni bidang X. Sebaliknya, orang yang menunjukkan minat pada seni vokal, misalnya, belum tentu memiliki bakat yang cukup di bidang ini. Mengukur kedua jenis variabel ini (minat dan bakat) dapat menghasilkan prediksi yang lebih efektif daripada mengukur satu variabel saja.
 
Tes minat untuk menilai minat seseorang dalam berbagai profesi, seperti: sastra, musik, klerikal, eksternal, mekanik, komputer, ilmiah, persuasi, artistik, bakti sosial, dll. Ukuran minat sering digunakan untuk membantu siswa memilih jurusan yang sesuai untuk suatu bidang pendidikan, baik di sekolah menengah atas, sekolah kejuruan, atau perguruan tinggi. Tes minat juga sering digunakan untuk tujuan rekrutmen di banyak perusahaan.

2. Tes Psikologi: Bakat

 
Ada beberapa jenis tes bakat, termasuk tes FACT, DAT, dan GATB. Tes bakat untuk mengukur faktor-faktor seperti: kemampuan bahasa, kemampuan, bekerja dengan angka, penalaran, berpikir tentang mekanik, kecepatan respon, imajinasi, dll.

Bakat adalah kemampuan khusus dari individu yang potensial dan dapat dijadikan sebagai prestasi melalui belajar, latihan, dan motivasi.
  setiap orang memiliki kemampuan  berbeda-beda. Ada yang jago di pelajaran IPS, tapi kurang di IPA. Ada yang pandai teknik, tapi lemah di musik. Kemampuan yang berbeda ini tidak dapat dijelaskan dengan konsep IQ. Dua orang memiliki IQ yang sama (misalnya 105), tetapi satu individu lebih mampu dalam ilmu eksakta (kimia, matematika, fisika), sedangkan individu lainnya lebih mampu dalam ilmu-ilmu sosial (geografi, sosiologi, ekonomi). )). Inilah yang kemudian dikenal sebagai "bakat".

3. Tes psikologi: kepribadian

 
Ada banyak hal yang tidak diukur dalam tes kepribadian, antara lain komitmen, optimisme, kemandirian, pengendalian diri, kepercayaan diri, hubungan interpersonal, pencapaian, kemampuan beradaptasi, dan ketahanan terhadap stres.  Secara khusus, kepribadian adalah dinamika sistem
 psikosomatik dalam diri seseorang yang secara unik beradaptasi dengan lingkungan. Pengertian dinamis di sini berarti karakter dapat berubah.

Di sini analogi berarti penerapan 'kategorisasi' nilai-nilai moral, melainkan untuk menggambarkan perilaku individu yang ada. Ada banyak metode yang digunakan untuk mengukur kepribadian, diantaranya melalui teknik observasi, teknik proyeksi dan teknik inventarisasi.  Demikian informasi singkat terkait jenis-jenis psikotes. Dengan memahami jenis-jenis tes psikologi, pengguna tes psikologi khususnya dari lembaga pendidikan seperti universitas, sekolah menengah atas, sekolah menengah kejuruan, sekolah menengah pertama, dan sekolah dasar dapat menggunakannya secara tepat sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

Ada banyak pesan yang bisa kita bawa pulang , satunya adalah bahwa kecerdasan tidak didefinisikan sebagai ukuran kemampuan tunggal yang besar, tetapi sebagai konstruksi multidimensi yang memperhitungkan ukuran kemampuan dan bakat yang berbeda. Yang lainnya adalah bahwa banyak dari subtes yang mencakup tes IQ modern sangat terkait dengan budaya dan didasarkan pada pengalaman dan pengetahuan anak-anak sebelumnya yang telah mereka pelajari sebelumnya. Sangat sulit, jika bukan tidak mungkin, untuk mengukur kecerdasan dalam bentuk mentahnya yang murni, terlepas dari hal-hal yang dapat dicapai kecerdasan, seperti mempelajari kosa kata atau memanipulasi teka-teki yang dibuat dari bentuk-bentuk yang sudah dikenal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun