Mohon tunggu...
Money

Tenaga Kerja Sebagai Indikator Pertumbuhan Ekonomi

11 Oktober 2016   00:36 Diperbarui: 11 Oktober 2016   00:39 394
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Suatu negara akan akan berusaha semaksimal mungkin dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negaranya.  Pemerintah juga akan melihat pertumbuhan ekonomi negaranya dengan cara mengukur keberhasilan perekonomian dari berbagai indicator yang dapat berpengaruh salah satunya dari sector tenaga kerja. Dengan melihat definisi ekonomi makro menurut ekonomi makro islam merupakan teori yang menelaah hubungan variable ekonomi secara agregat, seperti inflasi, pengangguran, PDB, pendapatan nasional dan lain-lain.

Menyingkapi masalah tenaga kerja, menurut islam tenaga kerja adalah segala usaha dan ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau pikiran untuk mendapatkan imbalan yang pantas.kekayaan alam sangat tergantung pada tenaga kerja begitu pula factor produksi, karena semua kekayaan alam yang Allah berikan tidak akan bermanfaat bila tidak ada insan yang mengeksploitasi dan mengolahnya tetapi masih dalam batasan agar tidak berdampak pada rusaknya lingkungan hidup. Bila tidak ada tangan mansia yang mengolah sumber daya alam yang tak terhitung jumlahnya, maka kekayaan alam akan tersimpan dan juga tidak akan bermanaat. Banyak negara di Timur Tengah, Afrika, dan Amerika selatan yang banyak akan sumber alam tetapi mereka belum mampu menggalinya, maka mereka tetap miskin dan terbelakang

Manusia diciptakan untuk bekerja sebagai mana firman Allah dalm surat Al-Insan ayat 28, yang artinya “Kami telah menciptakan mereka dan menguatkan persendian mereka, apabila Kami menghendaki Kami sungguh-sungguh mengganti mereka dengan orang-orang yang serupa dengan mereka”. Dengan surat tersebut Allah SWT mengatakan bahwa manusia itu diberi kekuatan dan ketabahan untuk menahan semua kesulitan akibat bekerja keras dalam perjuangan untuk mencapai kemenangan dan kemajuan. Allah SWT juga menjanjikan bila kita bersungguh-sungguh akan digantikan dengan balasan yang setimpal.

Pertumbuhan ekonomi dapat menunjukkan kesejahteraan dan kemajuan suatau negara. Pertumbuhan ekonomi juga dapat dilihat dari bertambahnya prosuksi barang industry, berkembangnya sarana prasarana, bertambahnya prosuksi barang modal, dan tentu saja bertambahnya sector jasa (tenaga kerja). Bila tenaga kerja di suatu negara tumbuh seimbang dengan ketersediaan lapangan pekerjaaan maka perekonomi negara tersebut akan aman, mengapa? Bila di suatu negara banyak tenaga kerja yang produktif, otomatis mereka memiliki uang untuk kebutuhan hidup, secara otomatis pula mereka akan membelanjakan uang- uang mereka. Secara tidak langsung akan mendorong para produsen untuk memprosuksi barang atau jasa yang diminta konsumen. Bila sirkulasi perekonomian ini berjalan lancar maka negara juga akan diuntungkan dengan tidak adanya uang macet.

Bila terjadi kondisi uang macet maka akan menyebabkan inflasi dan inflasi menyebabkan kesenjangan distribusi pendapatan dimana saat inflasi nilai harga tetap seperti tanah, rumah, bangunan, pabrik dan lain-lain, akan mengalami kenaikan, dan kondisi ini akan menguntungkan para pemilik modal.

Inflasi juga bisa menyebabkan pendapatan riil merosot, mengapa? Karena pada saat terjadi inflasi harga barang ataupun jasa akan naik mendahului pendapatan, sedangkan sebagian tenaga kerja merupakan para pekerja yang memiliki penghasilan tetap. Dengan demikian inflasi menyebabkan pendapata riil merosot dan memiliki arti kesejahteraan masyarakat akan menurun.

Pada saat inflasi kemungkinan juga berpengaruh terhadap nilai pendapatan riil yang akan merosot. Deposito akan menurun, sehingga masyarakat yang memiliki uang tunai akan merasa dirugikan karena nilai riilnya menurun.

Sebagaimana dikatakan diatas tenaga kerja berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi, tentunya harus diimbangi dengan kualitas SDM yang mampu bersaing dengan SDM dari negara lain. Pemerintah juga harus berperan dengan menciptakan kebijakan tentang ketenaga kerjaan misalnya dengan menetapkan Upah Minimum Regional (UMR) untuk para pekerja.

Di negara Malaysia yang dibilang telat menerbitkan peraturan tentang UMR, pada tahun 2012 kebijakan dibuat di semenanjung Malaysia dengan 900 ringgit perbulan (RM 4,33/jam) sedangkan negara bagian Sabah dan Serawak adalah 800 Ringgit per bulan (RM3,85/JAM) tetapi kebijakan ini dianggap memberatkan sector industry menengah ke bawah. Oleh karena itu pemerintah Malaysia memberikan waktu 1 tahun bagi UKM untuk menerapkan UMR tersebut.

Berbeda dengan negara Singapura, negara kecil yang maju ini ternyata tidak menetapkan UMR, namun belakangan ini singapura menerbitkan “subsidi kenaikan upah” melalui skema wage. Skema ini memiliki persyaratan yang tegas yaitu hanya berlaku pada WN asli singapura yang meiliki upah di bawah $4000/bulan. Pemerintah singapura berjanji akan membantu pengusaha akan membayar 40% dari porsi kenaikan gaji bila memenuhi persyaratan WN asli dan kenaikan upah $ 50/bulan.

Dengan adanya jaminan pendapatan dari pemerintah diharapkan akan adanya pemertaan pendapatan yang akan membantu pertumbuhan ekonomi negara. Pemerintah tentunya punya cara tersendiri dalam meningkatkan perekonomian disector tenaga kerja, tentunya sesuai dengan potensi dari SDM itu sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun