Mohon tunggu...
Windi Apsari
Windi Apsari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa komunikasi dan penyiaran Islam

@windi_apsari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Ontologis Kebhinekaan di Indonesia

20 Desember 2021   13:42 Diperbarui: 20 Desember 2021   14:00 282
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ontologi seringkali didefinisikan dengan metafisika yang membahas mengenai realitas. Realitas adalah kenyataan yang mengarah pada kebenaran. Dalam hal ini, kebhinekaan adalah suatu realitas, suatu keharusan dalam hidup. Apalagi dengan mengingat peran kita sebagai warga negara adalah untuk bersama-sama mendirikan tata kehidupan baru agar terwujudnya suasana kehidupan yang damai dengan cara menampilkan semangat untuk saling menghormati, memahami, serta menerima apapun perbedaan. 

 Indonesia memiliki lebih dari 300 kelompok etnik yang mana setiap kelompok etnik tersebut mempunyai ciri khas atau keistimewaan tersendiri dalam perspektif budaya maupun sosialnya. 

Sehingga hal inilah melatarbelakangi kebhinekaan di Indonesia. Kebhinekaan adalah sebuah realitas bangsa Indonesia yang bisa kita banggakan namun juga bisa memprihatinkan dalam suatu waktu. 

Ini dikarenakan sulitnya mengontrol masyarakat yang bermacam ragamnya atau heterogen daripada mengontrol masyarakat yang tunggal atau homogen. 

Dengan adanya kebhinekaan tentunya akan memicu perbedaan pendapat yang bisa saja tidak terkontrol, juga mempunyai sifat kedaerahan yang pada waktu tertentu dapat melahirkan ledakan yang mengancam keutuhan bangsa, karenanya kebhinekaan bisa menjadi resiko ataupun sanggahan. 

 Konflik antar suku bangsa adalah konflik yang paling mencekam dan menyusahkan dari pada konflik antar negara. Namun, dengan pendekatan ekonomi, sosial budaya, agama, politik, dan nilai-nilai lokal akan mengatasi penyelesaian konflik antar suku atau etnik. Dengan melakukan penyetaraan kualitas pendidikan dan kearifan lokal maka nilai-nilai moral dapat ditanamkan. 

Dalam kehidupan sehari-hari, adat istiadat menjadi bagian yang tidak dapat terpisahkan dalam bermasyarakat. Watak serta sopan santun merupakan wujud dari norma adat yang dijadikan sebagai landasan. Kultur dan adanya kedomestikan dapat memberikan pembelajaran yang berguna bagi seseorang merupakan fungsi dari adanya kearifan lokal.  

Agar bisa dirasakan oleh setiap individu maupun orang lain, kita harus mampu memunculkan nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dalam kehidupan sehari-hari, yang pertama ialah toleransi yaitu sikap menghargai serta saling mengakui terhadap keyakinan masing-masing individu maupun kelompok tanpa membenarkan apa yang menjadi keyakinan diri sendiri. 

Dengan kata lain tidak memaksakan kepercayaan diri sendiri kepada orang lain. Kedua, nilai keadilan yaitu seimbang. Hal ini sesuai dengan salah satu pilar ideologi negara yakni keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun