Rafah merupakan kota perbatasan antara Gaza dan Mesir, kota ini berada di  paling ujung selatan dekat Mesir. Penduduk Gaza dari semua jalur mengungsi ke Rafah, mereka berfikir Rafah adalah tempat terakhir yang aman untuk para pengungsi, tapi ternyata Rafah tetap di serang oleh Israel. Ada 1,5 juta pengungsi Gaza di jalur Rafah tetapi tentara Israel tetap menyerang melalui serangan udara dan darat dimana Rafah ini hanya kota yang berluas 64 km.
"Warga Palestina mempertaruhkan nyawa mereka untuk mencapai Rafah, zona aman terakhir di Gaza. Sekarang mereka diperintahkan untuk pergi. Ke mana mereka harus pergi? Ini bukan 'evakuasi' tapi Ini pemberantasan etnis, dan pemerintah kami terlibat dalam membiarkan Israel bertindak tanpa mendapat hukuman." Ungkap Jeremy Corbyn, mantan anggota parlemen Inggris.
Israel menargetkan 14 rumah, 3 masjid. Mereka menyerang tanpa henti, masih ada orang-orang dibawah puing-puing rumah dan masjid mereka dan sejauh ini ada 60 korban yang mati syahid, kemungkinan korban juga akan bertambah jika Israel terus menyerang Rafah. Jelas hal ini sudah termasuk pelanggaran ham karena mereka membombadir tempat para pengungsi.
Griffiths mengatakan: "Lebih dari separuh penduduk Gaza memadati Rafah dan mereka melihat kematian mendekati mereka. Mereka hampir tidak dapat menemukan makanan, Rafah sekarang kritis, tidak mendapat perawatan medis, tidak memiliki tempat untuk tidur, dan  tidak ada tempat yang aman sama sekali. Serangan Israel tidak dapat diukur dalam hal intensitas, kebesaran dan ukurannya." Dikutip dari International Aid Campaign.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H