Mohon tunggu...
Windi Agustinasari
Windi Agustinasari Mohon Tunggu... Guru - Pendidik Generasi Pembangun Peradaban Gemilang

Life Is Choice. Pilihlah sesuai dengan apa yg Allah sukai. Hidup adalah perjuangan. Berjuanglah untuk menegakkan kalimat Allah. Hidup hanya satu kali. Hiduplah untuk sang maha hidup. Sang maha kuasa. Sang maha segalanya.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Materi Ajar Khilafah Diganti Moderasi Islam?

13 Juli 2020   19:26 Diperbarui: 13 Juli 2020   19:20 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth


Dikutip dalam laman Republika.co.id, Jakarta menyebutkan bahwa seluruh materi ujian di madrasah yang mengandung konten khilafah dan perang atau ihad telah diperintahkan untuk ditarik dan diganti. Hal ini sesuai ketentuan regulasi penilaian yang diatur pada SK Dirjen Pendidikan Islam Nomor 3751, Nomor 5162 dan Nomor  5162 Tahun 2018 tentang Juknis Penilaian Hasil Belajar pada MA, MTs, dan MI.

Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaaan (KSKK) Madrasah pada Kementerian Agama (Kemenag), Umar, menjelaskan yang dihilangkan sebenarnya bukan hanya materi khilafah dan perang. Setiap materi yang berbau ke kanan-kananan atau ke kiri-kirian dihilangkan.


Dia mengatakan, setiap materi ajaran yang berbau tidak mengedepankan kedamaian, keutuhan dan toleransi juga dihilangkan. "Karena kita mengedepankan pada Islam wasathiyah," kata Umar kepada Republika.co.id, Sabtu (7/12).

"Dalam buku-buku agama Islam hasil revisi itu masih terdapat materi soal khilafah dan nasionalisme," ujar Menag lewat keterangan tertulisnya, Kamis 2 Juli 2020 dikutip dari CNN Indonesia.


Terhunus rasanya dada ini ketika membaca berita diatas. Rasanya sedih, menyaksikan para pejabat negeri yang dengan ringannya menghilangkan konten Islami dalam buku-buku agama.  Mereka bukan tanpa berpikir, justru karena berpikir keras sepertinya sehingga muncullah ide yang menurut mereka itu luar biasa.


Konten radikal yang termuat di 155 buku pelajaran agama Islam telah dihapus oleh Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi. Namun, untuk materi Khilafah tetap ada di buku-buku tersebut. Ujar Menag, CNN Indonesia.


Menag memang tidak menghapus semua konten yang ada di buku-buku Islam, tetapi tetap saja filosofi kementerian agama dalam menghapuskan konten-konten Islami tidak bisa dibiarkan begitu saja. Selama ini, dari mulai tahun 1990 tidak pernah ada yang mempermasalahkan terkait konten agama dam buku-buku Islam, materi khilafah ataupun perang.


Zaman memang berubah begitu cepat, sistem yang ada di Indonesia pun ikut berubah, walupun tidak terlihat secara kasat mata. Pemerintah secara halus mulai mengganti dan menghapus konten-konten berbau radikal, Islam yang rahmatan lil 'alamin, Islam sesuai cara kenabian, dan yang lainnya. Menag mencoba mengarahkan Islam yang ada di Indoensia menjadi Islam madani saja. 

Cukup berislam saja yang biasa, rukun tidak perlu terlalu kiri atau pun kanan, cukup tengah-tengah saja dengan kata lain cari aman. Jadi ketika ada sekelompok jamaah yang fanatik atau Islamnya memang diterapkan dalam seluruh aktivitas kehidupan maka dianggap tidak sesuai dengan Indonesia. Subhanallah.


Ajaran Islam dianggap berpotensi mengganggu kepentingan rezim. Yaaa, pasti akan dianggap mengganggu, karena Islam itu bukan sekedar agama, tetapi juga pandangan hidup. Allah menciptakan bumi dan seisinya, manusia dengan seperangkat potensinya tentu dengan tujuan yang agung yaitu hanya untuk beribadah padaNya. Ibadah dengan sebenar-benarnya ibadah. Menerapkan semua ajaran Islam dari mulai bangun tidur sampai bangun negara, dari mulai habluminallah, habluminannafs dan habluminannas.


Habluminannas (hubungan manusia dengan sesama manusia) ini lah yang perlu digaris bawahi karena rinciaannya begitu banyak, terdapat dalam al quran dan sunnah. Pembahasannya mulai dari ekonomi, politik, sosial, budaya, pendidikan dan semua sistem dalam kehidupan Allah turunkan aturannya dan Rasulullah telah mencontohkannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun