Sesuai dengan perkembangan jaman yang menuntut adanya perubahan, begitu juga dengan kegiatan belajaryang membutuhkan adnya suatu inovasi, pembaharuan atau perubahan dalam pembelajaran. Inovasi merupakan suatu pembaharuan atau perombakan sesuatu yang sudh ada untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang ingin dicapai. Sedangkan pembelajaran yaitu suatu proses atau kegiatan yang drancang sedemikian rupa untuk memungkinkan terjadinya suatu proses belajar pada siswa yang harus dirancang, dikembangkan serta dikelola secara kretif, dinamis untuk menciptakan suatu kondisi yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Sehingga dapat disimpulkan bahwa inovasi pembelajaran adalah suatu pembaharuan atau perombakan sistem belajar padasiswa yang dirancang, dikembangkan dan dikelola secara kretif sehingga tercipta suatu kondisi yang menyenangkan untuk diadakannya kegiatan belajar dan guna mencapai suatu tujuan yang ingin dicapai.
Dalam pencapaian tujuan tersebut pasti menggunakan beberapa strategi, metode, teknik serta menerapkan teori yang hendak digunakan dalam proses pembelajaran. Beberapa teori yang digunakan yaitu: teori behavioritik, teori kognitivisme, teori konstruktivisme, dan teori humanisme. Teori behavioristik biasanya digunakan dalam kegiatan pembelajaran pada masa dulu, namun pada kenyataanya sekarangpun masih digunakan. Dalam teori ini peserta didik dianggap sebagai objek dalam kegiatan belajar. Semua kegiatan pembelajaran berpusat pada guru, jadi siswa hanya mendengarkan dan mencatat dari apa yang telah dijelaskan oleh guru.Dalamteori ini anak dipandang tidak aktif dalam kegiatan pembelajaran, karena siswa hanya menerima apa yang telah disampaikan guru saja tanpa adanya tambahan dari siswa sendiri. Pada teori kognitivisme hampir sama dengan teori behaviorisme, hnya saja hasil yang dicapai berupa perubahan tingkah laku yang lakukan peserta didik serta adanya pemahaman terhadap adanya perubahan tersebut. Intinya adnya pemahaman dari peserta didik sehingga terjadi perubahan pada tingkah laku peserta didik. Dalam teori konstruktivisme peserta didik dituntut untuk mampu mengkonstruksi diri dan pengetahuan yang ia miliki sebagai bentuk dalam pembelajaran. Sedangkan pada teori humanisme, semua kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik. Pada teori ini guru hanya berperan sebagai fasilitator dalam pembelajaran jadi dapat disebut sebagai “student active learning”. Dalam penerapan teori-teori tersebut pasti membutuhkan dan menggunakan strategi, metode dan teknik pembelajara yang akan diterapkan.
Strategi dalam pembelajaran pada dasarnya masih bersifat konseptualdalam pengambilan keputusan pada suatu pelaksanaan pembelajaran serta dalam penerapanyamenggunakan berbagai metode tertentu. Metode pembelajaran merupakan cara yang digunakan untuk menerapkan suatu rencana yang telah disusun dalam bentuk kegiatan yang nyata dan praktis untuk mencapai tujuan dari pembelajaran tersebut. Sedangakan teknik dalam pembelajaran adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan suatu metode, model pembelajaran kritis yaitu cara belajar yang tidak bergantung pada orang lain.
Dalam kegiatan pembelajaran sebaiknya membiarkan anak untuk mengeksplorasi dan mengkonstruksi kemampuan yang dimilikinya, dengan begitu anak dapat tumbuh kembang secara alami. Dengan demikian anak dapat berpikirsecara kritis dan kreatif sesuai dengan tingkat perkembangan usia. Anak yang kritis biasanya mampu berkomukasi denga baik, anak mampu menganalisis suatu gagasan yang ingin ia ketahui sehingga anak akan mencari tahu dan menggali tentang apa yang ingin ia ketahui tersebut.Anak yangkritis memang suka bertanya, namun anaka yang suka bertanya belum tentu dia anak yang kritis. Anak yang kritis tidak akan menenyakan hal yang sama tetapi ia akan bertanya lebih rinci tentang apa yang ingin ia ketahui untuk mendapatkan informasi yang lebih dapat memperjelas tentang pemahamannya. Dengan sering adanya interaksi terhadap orang lain, maka anak mempunyai kemampuan berbahasa yang baik. Kemampuan berbahasa anak akan digunakan saat anak berusaha untuk mengutarakan gagasannya terhadap suatu masalah. Sedangkan anak yang kretif, ia mampu berpikir secara lancar bahkan dapat berpikir secara cepat. Pada saat anak dihadapkan dengan suatu masalah anak mampu berpikir secra fleksibel dengan memberikan beberapa jawaban terhadap masalah tersebut, bahkan anak mampu memberikan variasiatau alternatif jawaban terhadap masalah yang sedang dihadapi. Selain itu ia mampu menggabungka beberapa gagasan yang sedangn ia hadapi bahkan dengan memperinci jawaban yang telah ia kemukakan. Dengan dihadapkannya suatu masalah kepada anak, maka hal tersebut dapat membatu perkembangan otak anak berpikir. Otak manusia disebut sebagai pusat segala aktivitas manusia. Hal tersebut karena otak merupakan sistem syaraf pusat yang dimiliki oleh manusia. Hanya dengan mempunyai berat sebesar 2% berat amnusia, otak mampu menguasai seluruh kerja organ manusia. Otak yang dimilki setiap manusia satu dengan yang lain mempunyai perkembangan yang berbeda-beda. Otak manusia berkembang secara unik, tersediri, berbeda dengan yang lain bahkan pada orang yang kembar sekalipun. Dengan adanya karakteristik yang dimiliki otak, menyebabkan adanya perbedaan dalam gaya pembelajaran yang disesuaikan dengan kemampuan otak setiap masing-masing individu. Dengan menghargai perbedaan gaya pembelajaran, hal tersebut sudah termasuk cara yang digunakan untuk menghormati keunikan otak. Otak dapat diperkaya dengan adannya umpan balik atau hubungan timbal balik. Hubungan timbal balik ini tidak selalu berasal dari guru.Dalam memicu kegiatan berpikir dapat dilakukan dengan membuat pembelajar merefleksikan dan merekam presepsinya dalam otak.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H