Mohon tunggu...
ika windy pratiwi
ika windy pratiwi Mohon Tunggu... -

seorang mahasiswa yang ingin maju, dan memajukan bangsanya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Bagaimana Anak yang Kritis dan Kreatif ? ?

22 Desember 2010   00:23 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:31 78
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Dalam pembelajaran sebaiknya membiarkan anak untuk mampu mengeksplorasi dan mengkonstruksi apa yang telah mereka ketahui, yaitu dengan membiarkan anak untuk tumbuh secara alami. Dengan demikian anak akan lebih mampu untuk berpikir secara kritis dan kreatif, serta rasa ingin tahu anak akan semakin besar, sehingga mereka akan mencari tahu apa yang sedang mereka butuhkan. Untuk menumbuhkan kreatifitas anak, yang dapat dilakukan sebagai orang tua yaitu memberikan dorongan pada anak agar ia mampu untuk mengeksploitasi segala sesuatu yang dimiliki anak. Misalnya dengan memberikan kesempatan pada anak untuk menyampaikan perasaan, keinginan serta gagasan yang dimiliki anak tanpa adanya celaan yang mampu membuat anak menjadi malu atau bahkan anak akan down. Pada saat anak mempunyai sebuah hasil kerja, ia akan menanyakan tentang hasil kerjanya pada orang lain, misalnya dengan, " bagaimana dengan hasil gambarku?". Nah pada saat anak menanyakan hal tersebut, hendaknnya kita menghargai hasil kerjanya. Pujian pada anak merupakan dapat salah satu motivasi untuk meningkatkan hasil kerjanya. Bila hasilnya kurang baik, usahakan agar anak tidak merasa minder, misalnya dengan membanding-bandingkan hasil kerjanya dengan hasil kerja orang lain. Beberapa yang menjadi ciri-ciri anak kreatif ialah :


  • Anak dapar berpikir denga lancar. Saat ia dihadapkan dengan sebuah pertanyaan, ia mampu memberikan beberapa jawaban terhadap pertanyaan tersebut. Artinya anak mampu memberikan banyak solusi terhadap suatu masalah atau tantangan yang sedang dihadapi. Dengan cara berpikirnya yang fleksibel, anak mampu menemukan variasi jawaban yang didasarkan dari sudut pandang yang berbeda.
  • Anak-anak yanng kreatif biasanya mampu untuk menggabungkan beberapa gagasan yang telah dikemukakan, sehingga anak mampu mengembangkan serta mampu memperinci jawabannya sampai hal-hal yang terkecil sekalipun. Maka anak yang kreatif biasanya mempunyai jawaban yang jarang digunakan oleh orang lain atau bahkan belum terpikirkan orang lain.


Anak yang mampu berpikir kreatif biasanya juga mampu untuk berpikir secara kritis. Anak yang berpikir kritis pasti ia anak adalah yang kreatif, namun anak yang kreatif belum tentu anak yang kritis. Hal itu yang mampu membedakan antara kritis dan kreatif. Beberapa ciri anak yang kritis yaitu :


  • Anak memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Anak mampu menganalisa hal-hal yang ingin ia ketahui, hal itu yang menyebabkan anak tidak menerima begitu saja apa yang dikatakan oleh orang lain. Namun anak yanng suka bertanya belum tentu anak yang kritis. Anak yang suka bertanya hanya akan menanyakan hal yang sama tanpa ada pertanyaan yang lebih mendalam, sedangkan anak yanng kritis, ia tidak hanya sekedar bertanya namun anak membutuhkan penjelasan yang lebih lanjut atas pertanyaanya.
  • Anak memiliki rasa percaya diri yang cukup besar. Dengan memiliki rasa percaya diri yang besar, maka anak tidak akan takut terhadap orang-orang baru yang ada disekitarnya. Bahkan anak anak akan sering bertanya terhadap orang yang baru ia kenal, karena hal tersebut membuat anak menjadi penasaran. Dengan memiliki rasa percaya diri yang besar, kadang anak yang kritis terkesan tidak sopan karena mereka sering menanyakan hal-hal yang tabu atau bahkan hal yang tidak seharusnya ditanyakan. Dalam hal ini peran orang tua yaitu memberikan pengarahan pada anak mana yang sebaiknya dilakukan atau ditanyakan dan tidak.

  • Anak yang kritis, biasanya memiliki kemampuan berbahasa dan rasa yang baik. Hal tersebut dikarenakan mereka sering berbicara untuk menyusun beberapa pertanyaan yang hendak mereka tanyakan. Dengan sering adanya interaksi terhadap orang lain, maka anak akan berusaha untuk mengutarakan tentang apa yang sedang mereka pikirkan. Kemampuan bahasa anak akan semakin banyak diperoleh ketika mereka berada di sekolah, misalnya dar buku, guru, dan teman-teman sebayanya.


Bagaimana dengan peran orang tua?

Dalam rangka mengembangkan daya kritis anak, hendaknya orang tua sering mengajaknya berbicara. Dengan memberikan stimulus-stimulus yang mampu merangsang anak untuk menanyakan hal-hal yang belum diketahui oleh anak serta mengajak anak untuk mencari jawaban dari pertanyaannya, seingga anak mampu untuk menganalisis mana yang baik dan tidak untuk dirinya sendiri. Dengan ada tanya komunikasi yang intensif, hal tersebut mampu mengasah daya kritis anak. Daya kritis anak akan menumpul apabila pada saat anak bertanya namum orang-orang di sekitarnya tidak menanggapi pertanyaan anak.

Dengan tidak membatasi rasa ingn tahu anak, hal tersebut mampu membatu untuk meningkatkan kreatifitas anak. Dengan demikian maka kreatifitas dan rasa ingin tahu anak akan semakin besar dan anak akan berusaha untuk mencari tahu apa yang sebenarnya ingin ia ketahui dan bahkan mereka akan melakukan eksperimen demi rasa keingintahuannya tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun