Kata LADA tentu sudah sangat sering terdengar di telinga. Sepintas memang tak ada suatu keanehan pada satu kata ini. Di mana pun, kapan pun, siapa pun boleh mengucapkan kata LADA. Saat kita makan santapan khas Sunda dengan sambal dadaknya, atau saat menyantap Nasi Padang, atau bakso. Kata lada ini terkadang terucap di bibir kita, sebagai ekspresi rasa pedas dan sensasinya di mulut kita saat menikmati santapan pedas itu. Tak ada kesalahan dengan kata lada ini, sepanjang kita mengucapkannya di rumah, di restoran, atau di tempat biasa-biasa saja. Lain halnya jika mengucapkan kata lada di tempat ini. Larangan keras untuk berkata LADA. Namun kebanyakan orang, semakin dilarang maka akan semakin penasaran. Tetapi untuk hal satu ini, sebaiknya tidak boleh dijadikan hal penasaran. Karena, barangsiapa mengatakan kata ini dengan penuh penghayatan kesengajaan atau tidak sengaja (pun), maka akan terjadi sesuatu hal seram, seperti pengalaman salah seorang anggota dalam rombongan sebanyak 5 orang (pemuda) itu yang bertanya kepada pemandu begini: “Mengapa di tempat ini tidak boleh berkata LADA?” GUBRAAAKKK!!! Sang pemandu marah besar, tapi tidak bisa berbuat apa pun. Mau tidak mau, ia harus ikut menanggung konsekuensi dari perkataan LADA tersebut, meskipun sebelumnya ia sudah mengingatkan dengan otot-otot lehernya hingga kaku, untuk tidak mengucapkan LADA di tempat itu. Setelah kata itu terlontar dari bibirnya, mendadak suasana berubah mencekam. Malam itu harus rela menjadi saksi atas hal-hal aneh untuk lima pemuda ditambah satu pemandu wisata. Suara ringkik dan derap kaki kuda, juga suara-suara seram lainnya tiba-tiba muncul berbarengan dari arah berlawanan. Sang pelontar kata lada pingsan seketika. Seperti berada di zaman penjajahan. Seram ditemani makhluk-makhluk menyeramkan di tempat itu. Begitulah digambarkan. Meskipun mereka lari bak peserta marathon, namun mereka tidak bisa meninggalkan suasana itu begitu saja, termasuk sang pelontar kata di dalam pingsannya itu ternyata ia kesurupan makhluk gaib yang marah dengan diluncurkannya kata LADA tersebut. *** Di tempat inilah, kata LADA tidak boleh diucapkan. Tidak boleh diperdengarkan kepada semesta di sana. Goa Belanda. Itulah tempatnya. [caption id="attachment_267361" align="aligncenter" width="300" caption="Taman Raya Hutan Ir. Haji Juanda (Dago Pakar)"][/caption] Goa Belanda terdapat di Taman Hutan Raya Ir. Haji Juanda Bandung. Disebut juga Dago Pakar. Selain Goa Belanda, di kawasan hutan raya tersebut terdapat pula Goa Jepang. Tempat ini merupakan wisata sejarah. [caption id="attachment_267362" align="aligncenter" width="300" caption="Monumen Ir. Haji Juanda"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H