Mohon tunggu...
Winda Sasmito
Winda Sasmito Mohon Tunggu... Lainnya - Penikmat sastra

Karena Menulis adalah Menenangkan Hati

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Hujan dan Doa

18 Oktober 2022   18:51 Diperbarui: 18 Oktober 2022   18:59 143
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Hujan/dok.pribadi

Hujan. Setiap ronanya adalah siluet yang terkadang membuat derai airmata tak kunjung berhenti. Ada wajah yang terhapus dalam derasnya hujan, bersama senja yang kian meredup.

Derap langkah sejenak berhenti. Menyaksikan jingga yang pergi melukiskan kembali sketsa alam yang syahdu. Membaur dalam nyanyian hujan, mencairkan bongkahan rasa di dinding yang paling beku.

Terkadang tangis, sesekali beradu pandang. Saling menguatkan. Saling menjaga.

Hujan selalu punya waktu, seperti cerita yang selalu punya alur, seperti bait yang hadir dengan pesan. Memeluk jiwa.

Hujan memang tak selalu bercerita pilu. Juga tak melulu berbicara sendu. 

Hadirnya memberi kehidupan dan pesan. Mengingatkan bahwa tak ada tempat yang lebih damai selain Sujud. Hujan dan doa.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun