Mohon tunggu...
Windalfin Culmen
Windalfin Culmen Mohon Tunggu... -

Business owner, konsultan pikiran dan financial planner.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Impulsive Buying dan 5 Tips Mengatasinya

13 Juli 2013   12:06 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:37 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya teringat saat saya pergi berbelanja ke supermarket untuk membeli beberapa barang kebutuhan saya. Mulai dari memasuki gerbang supermarket saya harus melewati perjalanan panjang mulai dari bagian elektronik lalu ke bagian pakaian dan akhirnya sampai ke tempat dimana saya bisa membeli kebutuhan saya saat itu yaitu heavy cream dan cream cheese untuk membuat cheese cake.

Setelah mengambil barang-barang kebutuhan utama tersebut, saya pun memutuskan untuk memutar supermarket sebentar. Saat memutar supermarket tiba-tiba terlihat sebuah botol yang digunakan untuk menyimpan olive oil, seketika dalam otak saya muncul pesan "saya membutuhkan botol ini".

Menyadari munculnya bentukan pikiran tersebut membuat saya terhenti dan menyadari bahwa selama ini saya dapat menggunakan olive oil di rumah saya tanpa memerlukan botol keren yang dijual di sini. Akhirnya saya pun menaruh kembali botol tersebut, pergi ke kasir, membayar dan pulang.

Salah satu aktivitas paling penting dalam perencanaan keuangan adalah periode budgeting atau periode pembuatan anggaran. Perlu sekali kita memiliki anggaran atas setiap penghasilan kita, berapa banyak yang akan ditabung, berapa banyak yang akan digunakan untuk investasi, berapa banyak yang akan digunakan untuk kebutuhan sehari-hari, dan lain-lain.

Setelah membuat anggaran, kita perlu secara sadar menyadari penggunaan uang yang telah susah payah kita dapatkan. Kita tentu tidak ingin menjadi orang yang pada akhir minggu merogoh kocek dan menyadari bahwa uangnya sudah habis terpakai entah untuk membeli apa.

Salah satu hal yang dapat menyebabkan hal tersebut adalah Implusive Buying. Seperti cerita diatas, supermarket dirancang agar segmen-segmen yang penjualannya tinggi berada di belakang. Hal ini membuat kita harus mengarungi ribuan iklan yang dipajang di toko tersebut.

Tidak aneh bila kita datang ke toko dengan niat hanya membeli susu, lalu akhirnya keluar sambil menentang kantong belanja yang besar. Memang desain supermarket diciptakan sedemikian rupa untuk mengaktifkan keinginan membeli kita tanpa kita sadari.

Berikut 5 tips yang dapat membantu mengatasi impulsive buying:


  1. Bawa uang secukupnya, sesuaikan dengan apa yang ingin kita beli
  2. Buat daftar belanja, dan pastikan anda hanya membeli hal yang tertulis di sana.
  3. Tanya diri anda saat ingin membeli sesuatu "Mengapa saya tidak memerlukan benda ini?"
  4. Sadar setiap bentukan pikiran yang muncul dalam pikiran anda
  5. Tunda pembelian anda dan lihat apakah bila anda menunggu 2 minggu lagi apakah anda masih ingin membeli barang tersebut.


Apa yang menyebabkan impulse buying akan saya bahas di artikel berikutnya.

Windalfin

Mind and Money Consultant

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun