Mohon tunggu...
Winda Indriani
Winda Indriani Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi Ilmu Pendidikan Agama Islam UPI

Menjadi pribadi yang amanah, sukses dunia dan akhirat

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

KKN TEMATIK UPI 2021 : Metode Kisah Qurani sebagai Solusi Pembelajaran Daring Mata Pelajaran PAI di Masa Pandemi Covid-19

27 Juli 2021   09:20 Diperbarui: 2 Agustus 2021   14:44 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pembelajaran daring merupakan satu-satunya solusi yang diambil oleh pemerintah Indonesia sebagai upaya hilangnya penyebaran Covid-19 di masyarakat terutama di dalam dunia pendidikan. 

Solusi ini mengharuskan adanya cara baru dalam proses pembelajaran antara guru dan peserta didik, yang semula metode pembelajarannya sebagian besar adalah tatap muka dan sekarang menjadi pembelajaran berbasis online. Banyak sekali tantangan atau kendala baik dari aspek sumber daya manusia maupun sarana-prasarana. 

Dalam pembelajaran daring ini tentunya semua pihak harus bekerjasama dengan baik agar pembelajaran daring menjadi kebijakan yang efektif sehingga hasil belajar peserta didik saat pembelajaran daring tidak kalah dari hasil belajar tatap muka di ruang kelas seperti pada saat sebelum pandemi Covid-19. Salah satunya dalam proses pembelajaran PAI, yang mendapatkan banyak sekali kesulitan salah satunya yaitu kesulitan anak dalam memahami atau menafsirkan ayat Al-Quran. 

Metode kisah Qur'ani bisa menjadi salah satu solusi pembelajaran anak ketika di rumah yang memiliki banyak manfaat seperti memberikan saran atau ajakan untuk berbuat kebaikan. Selain itu metode kisah Qur`ani ini juga memberikan pengajaran kepada peserta didik untuk meneladani dan meniru segala perbuatan terpuji yang dimiliki oleh tokoh-tokoh Islam yang menjadi panutan.

Pendidikan menduduki posisi terpenting dalam kehidupan manusia, maka wajarlah orang Islm meletakan Al-Qur`n, Al-ad dan akal sebagai dasar bagi teori-teori pendidikannya. Itulah sebab ilmu pendidikan Islm memilih Al-Qur`n dan Al-ad sebagai dasarnya. 

Kata akal tidak perlu disebutkan secara formal, karena telah diketahui secara umum bahwa Al-Qur`n dan Al-ad menyuruh menggunakan akal. Jadi, mengapa orang Islm meletakan Al-Qur`n dan Al-ad menjadi dasar pemikirannya, jawabannya adalah karena kedua sumber itu dijamin kebenarannya.

Di dalam kitab suci Al-Quran banyak sekali terdapat kisah-kisah maupun berbagai peristiwa yang dapat dipetik hikmahnya. Sebagai kitab suci paripurna, Al-Quran memuat beragam petunjuk bagi manusia, salah satunya adalah melalui beraneka kisah peristiwa ataupun cerita-cerita. 

Suatu peristiwa yang berhubungan dengan sebab dan akibat dapat menarik perhatian para pendengar apabila dalam peristiwa itu terselip pesan-pesan dan pelajaran mengenai peristiwa masa lalu, bahkan peritiwa futuristik (mendatang). Perhatian dari para pendengar pun memunculkan curiosity atau rasa ingin tahu. Inilah yang menjadi landasan paling kuat dalam menanamkan kesan peristiwa tersebut ke dalam hati pendengar (peserta didik).

Berikut penulis simpulkan beberapa manfaat dari penggunaan metode kisah qurani dalam pembelajaran PAI :

  • Kisah selalu memikat karena mengundang pembaca atau pendengar untuk mengikuti peristiwanya, merenungkan maknanya. Selanjutnya makna-makna itu akan menimbulkan kesan dalam hati pembaca atau pendengar tersebut.
  • Kisah Qur`ni dan Nabw dapat menyentuh hati manusia karena kisah itu menampilkan tokoh dalam konteksnya yang menyeluruh. Karena tokoh cerita ditampilkan dalam konteks yang menyeluruh, pembaca atau pendengar dapat ikut menghayati atau merasakan isi kisah itu, seolah-olah ia sendiri yang menjadi tokohnya. Kisah itu, sekalipun menyeluruh, terasa wajar, tidak menjijikan, pendengar atau pembaca. Bacalah kisah Yusuf misalnya. Inilah salah satu keistimewaan kisah Qurni, tidak sama dengan kisah-kisah yang ditulis orang sekarang yang isinya banyak ikut mengotori hati pembacanya.
  • Kisah Qur`ni mendidik perasaan keimanan dengan cara, Pertama membangkitkan berbagai perasaan seperti khauf, rida, dan cinta. Kedua mengarahkan seluruh perasaan sehingga bertumpuk pada suatu puncak, yaitu kesimpulan kisah. Ketiga melibatkan pembaca atau pendengar ke dalam kisah itu sehingga ia terlibat secara emosional.

Dengan penggunaan metode kisah Qur`ani, diharapkan seorang pelajar akan lebih termotivasi untuk belajar Agama Islam. Karena banyak sekali manfaat dari medote tersebut yang akan menjadikan pelajar mampu mencontoh kebaikan atau perilaku yang diceritakan dalam kisah tersebut.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun