Mohon tunggu...
Winda N.jannah
Winda N.jannah Mohon Tunggu... -

berpikir sejenak, agar tak ada lgi penyesalan dikemudian hari,,,\r\n\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Putus Cinta

31 Oktober 2013   18:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:46 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Mengingat dan melupakan adalah materi kita pada edisikali ini, dalam kehidupan kita sehari-hari tentu mengingat dan melupakan menjadi sangat penting. Bagaimana tidak..?? karena jika diantara kita tidak diberikan suatu kemampuan untuk mengingat dan melupakan tentu kita akan sulit mengambil keputusan atau lebih parahnya lagi bisa saja kita akan bunuh diri karena hal atau kejadian-kejadian masalalu yang buruk yang selalu hadir dihari-hari kita dan bagitu juga sebaliknya, jika kita tidak diberikan kemampuan untuk mengingat tentu diantara kita tidak akan pernah mengetahui satu sama lain bahkan bisa saja kita tidak mengenali orang tua kita sendiri. Wauuu bahaya banget tuh,,,,

Oke,,

Pada kesempatan kali ini penulis hanya akan memfokuskan materi pembahasan kita pada materi melupakan….

Mengapa penulis mengambil materi tersebut,,?? Tentu tanda tanya dari para pembaca sekalian sangat besar dan teramat besar..

Penulis terpikat pada salah satu dari teori-teori kelupaan yakni KELUPAAN YANG DISENGAJA (Motivated Forgeting) yakni REPRESI yang disadari terhadap memori, yang pada umumnya dilakukan seseorang untuk menghindari kenangan akan pengalaman-pengalaman traumatic. REPRESI sendiri mempunyai definisi yakni suatu tindakan mendorong pemikiran-pemikiran, memori-memori atau perasaan-perasaan yang mengancam keluar dari kesadaran (Solso, dkk, 2008).

Kita ambil contoh seorang gadis remaja yang sedang merasakan indahnyamasa-masa pacaran sebut saja nama gadis itu Imel, semula Imel selalu terlihat fun bersama kekasihnya, lebih ramah terhadap lingkungannya, semua yang terlihat nampak baik-baik saja, dan suatu ketika Imel mendapati kekasih tercintanya sedang bersama gadis lain sedang bercinta disuatu tempat karena kesal imel pun menghampirinya namun sangat disayangkan sekali pada saat itu juga Imel di PUTUSkan oleh kekasihnya, dan pada saat yang bersamaan Imel mendapati berita bahwa kedua orang tuanya meninggal dunia akibat kecelakaan pesawat. Benar-benar menjadi suatu traumatic yang sangat mendalam bagi Imel. Hari-harinya menjadi suram tanpa arah tujuan, menjadi pemurung, dan selalu menutup diri dari lingkungan sosialnya. Namun hal tersebut tidak terlihat lagi pada bulan-bulan berikutnya, Imel yang semula pemurung, dan selalu menutup diri kini menjadi Imel yang kembali ramah dan terlihat ceria., dan kembali menemukan kehidupannya yang sempat menjadi neraka baginya.

Nah dalam cerita tersebut mengapa bisa demikian..??

Tentu saja bisa dan sangat bisa terjadi, dan ini menjadi pelajaran juga bagi kita semua khususnya para pembaca sekalian, bahwa kita tidak harus hidup dengan masa-masa lalu yang menyakitkan dan menjadi traumatic tersendiri bagi kita. Untuk itulah kelupaan yamg disengaja menjadi sangat penting bagi kehidupan yang kita jalani ini. Sengaja melupakan memori-memori buruk yang pernah kita alami, namun menjadi lupa dan sengaja melupakan tidak semudah yang kita bayangkan karena faktanya kita juga harus menemukan suatu yang bisa kita gunakan untuk menekan memori-memori buruk yang pernah kita alami tersebut dengan hal-hal yang menyenangkan misalnya, atau mencari pengganti agar memori-memori buruk yang pernah kita alami itu tidak bisa kita ingat kembali.

Yaahh..

Intinya melupakan itu menjadi bermanfaat bagi kita, kala kita harus bangkit dari kegagalan atau saat kita telah melalui hal-hal yang menyakitkan..

Para pembaca sekalian,,

Semoga bermanfaat…

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun