Mohon tunggu...
Agustin Fajar Herwinda
Agustin Fajar Herwinda Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Topik konten favorit

Selanjutnya

Tutup

Entrepreneur

Potret Industri Rumahan: Pabrik Tahu Sari Murni di Kampung Krajan, Surakarta

10 Juni 2024   12:39 Diperbarui: 10 Juni 2024   13:48 697
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : Google Maps  

Kelurahan Mojosongo merupakan salah satu kelurahan di wilayah Kecamatan Jebres yang terdiri dari beberapa kampung, seperti Pelangi, Rinjani, Kedung Tungkul, Busukan, Krajan, Debegan, dst. 

Wilayah Mojosongo sendiri terkenal dengan keberadaan industri seperti kerajinan sangkar burung, tahu, dan tempe. Pelaku industri kreatif seperti tahu dan tempe didorong untuk terus memperluas pasar hingga menembus supermarket. Inovasi dalam pembuatan produk turunan juga harus diperkuat guna meningkatkan nilai tambah. 

Industri Rumah Tangga yang menjamuri wilayah Mojosongo adalah Pabrik Tahu, sekitar 50 pabrik yang terdiri dari 100 lebih produsen tahu dan tempe se-Kelurahan Mojosongo. Salah satu pabrik tahu legendaris adalah Pabrik Tahu Sari Murni milik Bapak Aco yang berada di Kampung Krajan RT 03/ RW 03, Mojosongo, Surakarta. 

Industri Rumah Tangga (IRT) Pembuatan Tahu ini masih menggunakan metode konvensional dengan bantuan tenaga manusia, walaupun begitu informasi yang diketahui bahwa pabrik ini bisa mengolah kurang lebih 250 papan tahu. Jenis tahu yang digunakan adalah tahu kepal dan tahu putih yang keduannya berbahan dasar kedelai. 

Kedelai yang didapat berasal dari impor, dikarenakan produktivitas kedelai di dalam negeri tidak dapat mencukupi para produsen tahu di seluruh indonesia. Maka dari itu, proses produksi tahu disesuaikan dengan permintaan konsumen, jika harga kedelai mengalami kenaikan seperti beberapa tahun lalu. Para Produsen menyiasati dengan mengurangi ukuran tahu dan namun dijual dengan harga tetap. 

Rata-rata hasil produksi di distribusikan ke pasar tradisional, seperti Pasar Mojosongo, ataupun ke warga sekitar daerah tersebut yang sudah langganan untuk dikonsumsi pribadi maupun untuk dijual kembali. Pendapatan yang didapatkan per-harinya tidak bisa diprediksi, meskipun begitu pabrik ini turun temurun masih terus beroperasi sejak tahun 1984 sampai sekarang.

sources : https://eprints.ums.ac.id/87042/3/BAB%201.pdf

                   https://surakarta.go.id/?p=3396

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Entrepreneur Selengkapnya
Lihat Entrepreneur Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun