Mohon tunggu...
windadwilestari
windadwilestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Pembelajar

Pendidikan Sastra dan Bahasa (Daerah)

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Lesson Study: Menapak Jalan Menuju Pembelajaran Ideal

3 Desember 2024   23:47 Diperbarui: 3 Desember 2024   23:50 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Lesson Study menjadi perhatian utama di dunia pendidikan sebagai model yang berguna untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. model ini, yang pertama kali digunakan di Jepang, menawarkan proses kolaboratif bagi para guru untuk menemukan, merancang, menerapkan, dan merefleksikan praktik pengajaran mereka. Tujuannya sederhana namun mendalam: menciptakan pembelajaran yang ideal yang berdampak nyata pada siswa.

Jepang telah menggunakan Lesson Study lama bertahun-tahun sebagai negara asal. Banyak negara, termasuk Indonesia, sekarang menggunakan model ini. Meskipun demikian, implementasi di kedua negara menunjukkan perbedaan yang mencolok dalam hal konteks budaya dan dukungan yang diberikan oleh sistem. Bagaimana praktik Lesson Study di Indonesia dan Jepang? Selain itu, apa yang dapat dipelajari Indonesia dari Jepang dan negara-negara maju lainnya?

Lesson Study dalam Konteks Sosial dan Budaya Jepang

Orang Jepang suka bekerja sama, baik di tempat kerja maupun di lingkungan sosial. Filosofi kaizen, atau perbaikan berkelanjutan, dapat ditemukan di banyak bidang kehidupan, termasuk pendidikan. Kaizen dalam pendidikan mendorong guru untuk terus meningkatkan pembelajaran melalui siklus pelajaran yang terorganisir. Sebaliknya, hierarki dalam masyarakat Jepang tidak menghalangi orang untuk bekerja sama dalam kelas. Namun, guru muda merasa nyaman bekerja sama dengan guru senior karena ada budaya berbagi pengalaman tanpa rasa takut atau malu. Selain itu, lesson study menjadi praktik yang berkelanjutan jika pemerintah dan komunitas pendidikan terlibat dalam memberikan dukungan struktural. Kebijakan yang mengatur waktu khusus untuk pelatihan dan refleksi mendukung hal ini. Di Jepang, penghormatan terhadap peran guru sebagai pencipta inovasi adalah sisi lain keberhasilan lesson study. Guru diberdayakan untuk mencoba pendekatan pengajaran baru dan memanfaatkan data pembelajaran siswa untuk memandu transformasi. Hasilnya, penelitian pelajaran tidak hanya meningkatkan kemampuan guru tetapi juga menghasilkan inovasi pendidikan yang berdampak langsung pada siswa.

Lesson Study di Indonesia: Antara Potensi dan Tantangan Sosial-Budaya

Struktur sosial Indonesia sangat beragam, dan budayanya sangat kontekstual di setiap wilayahnya. Budaya kerja kolektif Jepang tidak sekuat di Indonesia. Gotong royong adalah nilai budaya Indonesia, tetapi birokrasi dan individualisme sering menghalangi kolaborasi di tempat kerja. Hal ini memengaruhi keberlanjutan penelitian pelajaran, yang membutuhkan komitmen bersama. Struktur hierarki masyarakat Indonesia juga memengaruhi proses pelaksanaan pelajaran. Guru yang lebih muda atau kurang berpengalaman sering merasa segan untuk memberikan kritik atau saran kepada guru yang lebih senior. Ini menurunkan dinamika diskusi yang harus ada selama refleksi bersama. Selain itu, belajar seringkali gagal karena tidak ada waktu atau dukungan dari guru. Indonesia, bagaimanapun, memiliki potensi besar untuk memanfaatkan budaya lokal untuk mendukung pembelajaran. Tradisi komunitas seperti musyawarah atau arisan pengetahuan dapat berfungsi sebagai dasar untuk menciptakan budaya kerja sama yang lebih kuat di sekolah. Sekolah-sekolah di kota-kota seperti Yogyakarta dan Bandung telah berhasil menggabungkan nilai-nilai lokal dengan prinsip-prinsip lesson study, terutama berkat dukungan proyek seperti Lesson Study for Learning Community (LSLC) yang didanai oleh JICA.

Jepang: Budaya Lesson Study yang Mengakar

Lesson Study di Jepang adalah bagian dari budaya pendidikan dan bukan sekadar program tambahan. Guru di bekerja sama untuk membuat pelajaran yang disebut pelajaran penelitian. Dalam proses ini, observasi, implementasi di kelas, refleksi bersama, dan diskusi menyeluruh untuk menentukan tujuan pembelajaran diperlukan.(Averalo & Morales, 2024). Untuk meningkatkan kualitas pembelajaran, setiap langkah dilakukan secara sistematis. Jepang memiliki kebijakan yang terintegrasi dengan baik yang mendukung keberhasilan lesson study. Guru diberi waktu khusus untuk mengikuti penelitian pelajaran dan mendapatkan pelatihan terus menerus dari pakar. Menurut Goei (2021) refleksi setelah pengajaran sangat mendalam dan mencakup analisis data siswa serta strategi pembelajaran berikutnya. Hasilnya apa? Jepang masih menduduki peringkat atas dalam survei internasional seperti PISA, terutama dalam hal matematika dan sains.

Indonesia: Adaptasi yang Masih Berproses

Sekitar awal tahun 2000-an, lesson study mulai diperkenalkan di Indonesia melalui kerja sama antara pemerintah dan Japan International Cooperation Agency (JICA). Tempat-tempat seperti Bandung dan Yogyakarta memulai penerapan model ini. Fokus awalnya adalah meningkatkan kualitas pembelajaran matematika dan sains. Setelah beberapa waktu, fokus ini akhirnya berkembang ke mata pelajaran lain.


Namun, model lesson study di Indonesia tidak sempurna. Seringkali, guru tidak dapat bekerja sama dengan baik karena beban administrasi yang berat. Selain itu, hambatan utama adalah kurangnya dana dan dukungan kebijakan yang tidak merata. Lesson study masih dilakukan secara sporadis dan bergantung pada upaya individu atau kelompok kecil guru (Rahmawati et al., 2015). Namun, efek positif mulai terlihat, terutama di sekolah percontohan. Menunjukkan bahwa guru yang terlibat dalam penelitian pelajaran memiliki kemampuan yang lebih baik untuk membangun pembelajaran yang berpusat pada siswa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun