Mohon tunggu...
Winda Amelia Utami
Winda Amelia Utami Mohon Tunggu... Mahasiswa - Third-year Undergraduate History Education Study Program at Indonesia University of Education

Mahasiswa semester enam program studi Pendidikan Sejarah UPI yang memiliki ketertarikan terhadap bidang pendidikan, dan kepenulisan, serta kesejarahan.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Terbuai Harta Bapak dan Wanita

21 Juni 2023   10:10 Diperbarui: 21 Juni 2023   10:23 310
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Liem Su King pun segera bertindak. Ia menghubungi Asisten Residen Keuchenius yang bertugas menangani urusan kepolisian pada saat itu, agar bergerak untuk menggeledah rumah Oey Tamba Sia. Disana, mereka menemukan bubuk misterius itu yang merupakan racun untuk membunuh korban. Tak sampai disitu, Liem Su King pun mulai mengumpulkan bukti lain untuk mengungkap kejahatan Oey Tamba Sia. Ia membujuk Gunjing untuk menjadi saksi atas kasus menghilangnya Sutejo. Gunjing pun mencurigai Piun, karena ia mengenakan batik tulis yang dibuatnya dan dihadiahkan kepada kakaknya di rumah.

Anak buah Oey Tamba Sia tersebut mulai diinterogasi hingga ia mengakui perbuatannya. Dua kasus yang didalangi oleh Oey Tamba Sia ini, nampaknya menjadi "batu" atas perbuatannya yang tak berperikemanusiaan itu. Berbagai upaya dilakukan oleh keluarga besarnya agar Oey Tamba Sia dapat terbebas dari jerat hukum. Ia berupaya untuk naik banding dan meminta grasi kepada gubernur jenderal. Akan tetapi, usahanya sia-sia. Permintaannya ditolak dan ia dijatuhi hukuman gantung. Pria terjerat harta dan wanita ini terpaksa harus mengakhiri petualangannya pada tahun 1856 di tiang gantung yang dihadiri oleh ratusan penduduk Batavia di lapangan Stadir (balai kota) yang kini menjadi Taman Fatahillah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun