Sebuah pesan masuk pada saat buka puasa. Adalah teman saya yang berkebangsaan Jepang tiba-tiba mengajak untuk sejenak melupakan disertasi. Karena sedang puasa, saya sempat berpikir apakah bijak untuk sehari meluangkan waktu untuk rehat. Tetapi nama tempat yang dituju membuat saya langsung setuju. Lake District, sebuah wilayah yang sangat populer dikalangan orang Bristish sendiri. Saat summer pasti tempat ini menjadi destinasi favorit.
Berhubung saya belum pernah mengunjungi Danau Toba, maka bayangan saya tempat ini mungkin serupa dengan salah satu dana cantik dengan dongengnya tersebut. Lake District merupakan sebuah danau, yang dikelilingi desa-desa tradisional khas UK. Berangkat pukul 9 pagi dari City Centre, kami tiba dengan bus dipenuhi mahasiswa internasional di kawasan Windermere kisaran pukul 12. Sayang sekali, meski summer, hari itu malah hujan lebat. Langit mendung dengan curahan hujan yang tak kunjung berhenti.
Di tengah rintik hujan, kami berlari menuju kapal yang dimaksud. Sebagai anak pulau yang agak sering bolak-balik menggunakan jetfoil, saya tidak terlalu excited. Hal ini tidak berlaku bagi teman saya yang sangat menikmati perjalanan dengan tidak berhenti mengambil video. Di dalam kapal, kami mendapatkan tempat duduk nyaman di dalam. Ingin sekali keatas dan menikmati hembusan angin, namun apa daya dingin pun menjadi halangan.
Sebelum tiba di Ambleside, cruise sempat mampir di Brockhole. Setelah di cek lewat internet, di sana banyak terdapat wahana bermain outdoor bagi keluarga. Karena malas turun, kami memutuskan untuk langsung ke Ambleside saja. Setiba disana, kami melihat banyak kapal kayu yang cantik bertengger. Karena lapar dan memang sudah masuk jam makan siang, teman saya memutuskan untuk mencoba fish and chips lokal yang terlihat enak meski tanpa merk ala-ala franchise.
Kami pun tiba di tengah kota kecil yang benyak menjual peralatan hiking, cokelat lokal, dan pernak pernik. Lalu kami memutuskan masuk ke sebuah toko buku yang dipenuhi dengan si Peter Rabbit. Jadilah saya dengan semangat 45 melihat, membuka-buka buku, sambil berkenalan dengan takzim karena membaca cepat semua dongeng anak-anak yang ternyata, sangat populer tersebut. Semua souvenir dari wilayah ini dipenuhi maskot sang kelinci. Jika dilihat seksama, kelinci nya mirip dengan yang ada dalam kisah Alice in Wonderland, meski tampaknya tidak berhubungan. Di akhir saya memutuskan membeli sepaket buku cerita anak yang nantinya bisa saya saat pulang, lumayan kan?
Satu lagi nama yang ditambahkan dalam koleksi pengarang klasik/populer dari Inggris beserta tempat terkait pengarang tersebut, setelah Shakespeare, Jane Austen, JK Rowling, dan J.R.R Tolkien.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H