Mohon tunggu...
Winda Angggraeni
Winda Angggraeni Mohon Tunggu... Jurnalis - ilmu komunikasi

membaca , menulis

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Akhirnya Bisa Move On Selama 3 Tahun

17 Februari 2022   19:19 Diperbarui: 17 Februari 2022   19:25 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

selama 3 tahun hal yang tidak mudah untuk melupakan seseorang di dalam kehidupannya,apalagi  jika dia yaitu orang yang mengenalkan kamu dengan memiliki banyak pengalaman yang mempunyai kenangan manis dengan dia dan apalagi cinta pertamanya. Dan sudah memberikan segalannya serta menghacurkan masa depannya Pendidikan berantakan oleh dia.

Karena  seorang perempuan lebih sering menggunakan perasaannya dibandingkan dengan logikanya,berbeda dengan seorang laki-laki yang selalu memikirkan lebih banyak menggunakan hawa nafsunya dan terpengaruh oleh keluargannya serta teman-temannya saat menghadapi apapun termasuk pasangannya sendiri.

Hal-hal yang paling sangat sulit melupakan adalah ketika kita berusaha untuk melupakan moment-moment bersama dia di fase move on,tapi hal itu sangat tidak mudah mustahil terjadi.Karna sebanarnya otak kita setiap 1 menit dan 1 detik sekali selalu memori otak nya banyak kejadian dan juga moment-moment kenangan indah bersamannya selama 24 jam saja bersama si dia.

Moment kenangan indah bersamannya selama 24 jam saja bersama si dia.

Inilah perbedaam pola pikir perempuan dan laki-laki  dalam memandang apa yang dinamakan cinta pada pandangan pertama. Selama 3 tahun sangat sulit melupakan si dia bahkan tidak begitu mudah dan terbayang-bayang oleh kenangan-kenangan manis-manis bersamanya telah dilewati setiap harinya bersamanya.

Bahkan sesulit move on dari si dia hampir saja bunuh diri karena saking cintannya dan tidak mempunyai harapan dan tujuannya.

Dan pada akhirnya seiring berjalannya waktu sudah bisa menerima dengan ikhlas walaupun rasannya sakit banget hati ini serta menerima kenyataan kalau takdir tidak mempersatukan kembali inilah yang dinamakan takdir Allah harus bisa menerima kenyataan pahit dalam kehidupan, yang sebenarnya mengenai hal cinta yang tidak seindah dibayangkan.

Penulis Winda Anggraeni

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun