Mohon tunggu...
Winda Afriliani
Winda Afriliani Mohon Tunggu... -

saya winda.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Teruntuk Calon Imamku

1 November 2013   18:51 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:43 722
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Assalamu'alaikum...


Duhai calon imamku, jika memang Allah SWT mengutusmu untuk menjadi imam untukku dan anak-anakku, janganlah tergesa-gesa sayang, aku masih memantaskan diri untuk menjadi pendamping hidupmu, aku sedang memperbaiki akhlakku, menyempurnakan sholatku, juga menjaga lisan dan perbuatanku.


Aku masih manusia biasa, dan tak akan pernah bisa sempurna. Aku yang terkadang luput akan bersyukur atas nikmatNya, dan terkadang masih mengeluh jika diberi kesusahan. Karenanya, hari ini, esok dan seterusnya, InsyaAllah aku akan berusaha untuk selalu bersyukur dari nikmat yang terkecil yang Allah berikan dalam hidupku. Juga bersyukur untuk ujian yang diberikanNya. Karna sesungguhnya ujian yang diberikanNya adalah agar membuatku lebih kuat dan tabah.


Aku akan selalu berusaha menutup auratku dan perhiasan-perhiasanku yang memang tak boleh nampak dariku, namun maafkan aku calon imamku, maafkan aku jika aku masih belum mampu menjaga pandangan orang lain terhadapku. Maafkan aku juga jika saat ini rasa iri dan dengki terkadang masih merasuki hatiku.


Maafkan aku calon imamku, jika saat ini terkadang aku masih ragu untuk mengulurkan tanganku untuk meringankan beban saudara-saudaraku.


Wahai calon imamku, aku tidaklah selembut Khadijah, setabah Fatimah Az Zahra ataupun secantik Aisyah ra, tidak sayangku. Aku bukanlah wanita dengan pipi kemerahan, kulit seputih susu, lembut dan santun tutur katanya, juga cerdas pemikirannya seperti putri Baginda Rasulullah SAW. Namun, memang aku ingin sekali bisa seperti Mereka. InsyaAllah aku akan terus berusaha untuk selembut dan setabah Mereka, meskipun aku masih sangat jauh untuk bisa seperti Mereka.


Duhai calon imamku, aku tak mampu membayangkan seperti apa rupamu dan seperti apa sifatmu. Aku juga tak berani meminta agar engkau paling sempurna, calon imamku. Aku hanya yakin bahwa Allah sudah menyiapkan engkau sebagai pasangan untukku. Pada dirimulah terdapat surgaku.


Sayangku, aku sedang belajar memperbaiki diri dan akhlakku, aku masih belajar untuk menjaga hati dari rasa iri dan dengki. Aku juga masih belajar untuk lebih mudah mengulurkan tanganku membantu mereka yang membutuhkan, agar aku bisa mendampingimu dalam membina rumah tangga bersamamu. Aku masih belajar menjaga lisan dan perbuatanku, agar aku mampu menjadi pelipur lara di kala engkau sedih dan gelisah. Aku masih belajar mengamalkan isi Al Qur'an, agar aku bisa mendidik dan menjadi orang tua yang baik untuk anak-anak kita kelak.


Aku masih memantaskan diri untuk menjadi pasanganmu, agar kelak aku bisa menjadi wanita yang engkau banggakan dan engkau syukuri. Namun sayangku, jika ternyata perjalananmu lebih cepat sedangkan apa yang aku siapkan belum juga tuntas, maka ajarilah aku dengan ketulusanmu, ajarilah aku dengan segala cinta yang kamu miliki, bimbinglah aku agar aku bisa menjadi wanita dan istri yang sholehah untukmu. Bimbinglah aku karena Allah SWT.


Duhai calon imamku, sampai bertemu di pelaminan nanti, sayang.


Wassalamu'alaikum, calon imamku...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun