Jalan raya yang dilalui dalam kehidupan ini tidak selamanya datar. Adakalanya mendaki dan menurun, kadang-kadang bertaburan dengan duri. Adakalanya manusia mendapatkan kenikmatan dan adakalanya ditimpa musibah atau kesengsaraan. Ada saat tertawa dan ada saat menangis, adakalanya menang dan adakalanya kalah. Ini adalah hukum alam. Dan setiap keadaan dan situasi harus dihadapi dengan kebesaran jiwa, khususnya di kala kita tertimpa musibah. Semua kesusahan dan kegagalan adalah cobaan, dan sesungguhnya setiap kegagalan itu adalah sukses yang tertunda.
Sabar adalah suatu kekuatan jiwa yang diwujudkan melalui sikap dan ketahanan untuk menderita sesuatu yang tidak diinginkan. Merupakan daya tahan manusia untuk menguasai sikap destruktif yang terdapat pada setiap manusia, yang disebut hawa nafsu. Dari pengertian di atas menunjukkan bahwa sabar itu mengandung ketabahan, keuletan, ketahanan dalam menghadapi tantangan, ancaman, dan hambatan untuk mewujudkan apa yang kita inginkan.
Kadang-kadang memang cukup memprihatinan, kalau kita mendengar keluhan para pelajar, mahasiswa dan masyarakat pada umumnya. Mereka berusaha menyumbangkan segala daya, dana dan pikiran, tapi hasilnya jauh dari apa yang diharapkan. Kadang kala mereka merasa khawatir, ragu-ragu dan seolah-olah tidak percaya pada dirinya sendiri. Mereka seolah-olah selalu bertanya-tanya, padahal pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak mampu dijawab. Timbullah kegelisahan, kecemasan, rasa panik dan akhirnya frustrasi. Bahkan kadang-kadang ada yang nekad dan gelap mata dengan mengambil keputusan yang tragis, seperti bunuh diri.
Sikap sabar haruslah diterapkan dalam segala bidang kehidupan. Tidak hanya ketika menghadapi malapetaka saja, tetapi pada setiap aktivitas hidup manusia. Jika kita lihat dari sudut pandangan ahli fisafat Islam, mereka membagi penerapan kesabaran dalam :
1.Sabar apabila ditimpa malapetaka atau musibah.
Yaitu sikap sabar ketika ditimpa musibah dengan hati yang teguh dalam menghadapi cobaan, seperti kematian, kecelakaan, dan lain-lain. Kalau cobaan itu tidak kita hadapi dengan kesabaran, akan semakin menekan tubuh dan rohani kita. Ingatlah pada keterbatasan kemampuan manusia, manusia hanya berusaha tetapi tidak dapat menentukan.
2.Sabar terhadap kehidupan dunia.