Itulah sebabnya, Sadikin dan para ahli waris marah atas perbuatan perusahaan ini. Yang dinilai tidak paham sejarah dan abai tanpa koordinasi.
Perwakilan PT Brantas, Sudirman, dihadapan pendemo, mengaku tidak melakukan kordinasi dengan Pemda.
Suasana sempat memanas karena PT Brantas dianggap arogan dan mempersulit akses ke komplek makam yang berisi para pejuang Gayo dan Aceh.
Di komplek waduk Krueng Keurotoe.
Seperti diketahui, waduk Krueng Keurotoe adalah proyek strategis Nasional ( PSN). Dengan biaya Rp 2,68 triliun.
PT Brantas Abipraya (Persero) menargetkan pembangunan Bendungan Keureuto di Kabupaten Aceh Utara rampung tahun depan.
Bendungan yang memiliki fungsi untuk menampung air dari Sungai Krueng Keureuto ini memiliki progres pengerjaan 65,63% saat ini.
Bendungan Keureuto berkapasitas tampung 215,94 juta per meter kubik serta memiliki tampungan khusus banjir sekitar 30,39 juta meter kubik, jadi nantinya bendungan ini mampu mengurangi debit banjir sampai dengan periode ulang 50 tahun di kawasan Aceh Utara.
Tak hanya itu, bendungan terbesar di Sumatera ini pun nantinya akan dimanfaatkan sebagai Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) berkapasitas 6,34 MW. Diharapkan dengan adanya bendungan ini dapat turut menyokong produktivitas irigasi di Aceh Utara dan sekitar.
Pembangunan bendungan yang dibangun sejak tahun 2015 dengan biaya APBN.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H