Kawasan agrowisata kebun buah itu, ditanami berbagai buah unggul Gayo. Masuk kesana, dikenakan biaya.
Menjadi tempat swa foto, kuliner dan membawa oleh oleh. Bisa menjadi salah satu sumber PAD.
Sayang , usulan Wiknyo itu tak ditanggapi.
Pun begitu, Wiknyo masih berharap respon baik kedepannya dari pemangku kepentingan , yakni Pemda dan DPRK.
Wiknyo ingin disediakan lahan . Tak usah luas. Dua ,lima hektar. Disana , Wiknyo berniat mengoleksi berbagai jenis kopi dan buah.
Menjadi tempat penelitian, diskusi, belajar dan sejumlah kepentingan ilmiah . Bahkan, Wiknyo berani membuat MoU dengan para pihak yang berani serius.
Namun melihat keadaan saat ini, Wiknyo pesimis hal itu terwujud. Daerah tidak punya visi misi yang jelas dan terukur dibidang pertanian. Demikian pula wakil rakyat.
Meski begitu, Wiknyo berharap ada swasta, atau pribadi yang mau menyediakan lahan untuk mewujudkan mimpi baik itu.
.....
Meski rumah sederhananya yang kini terlihat sempit karena dipenuhi tanaman. Namun tak pernah sepi dari tamu.
Tamu yang datang, ada yang membeli jeruk keprok Gayo, alpukat , kopi dan sejumlah tanaman.
Ada yang meneliti, bertanya atau sekedar mengaso. Karena tidak miliki lahan luas , Wiknyo menjadikan lahan rumahnya sebagai  tempat pameran berbagai jenis buah.