Cerutu Buatan Pak Guru
Cekatan tangan pak guru Sri Waluyo memotong bagian tembakau Havana, Kuba, menjadi cerutu. Memilinnya, lem, menggulung dan memotong kedua ujungnya. Dengan pisau khusus cerutu.
"Cerutunya sudah siap. Silahkan coba", kata pak Guru kepadaku. Ini pengalaman saya menghisap cerutu berukuran besar.
Mungkin berukuran 10-15 kali ukuran rokok biasa. Terasa begitu kaku menempel di antara jari tengah dan telunjuk. Begitu pun saat diapit bibir.
"Begini cara memegang cerutu ala Fidel Castro. Begini cara memegang cerutu ala Mafioso, pengusaha...." rinci pak guru sambil tertawa. Dari cara memegang cerutu pun kita tahu , siapa yang sedang merokok itu.
Lantas, bagaimana kepala sekolah di sebuah SMK di Kampung Asir - asir Asia, Kecamatan Luttawar, Takengon, jebolan UGM FMIPA, dengan Akta IV dari IKIP Yogyakarta  ini bisa membuat cerutu, seperti di Kuba?
Bagaimana seorang guru meracik tembakau menjadi cerutu dengan harga yang demikian aduhai? sangat tidak berkenaan.
Tapi begitulah hidup. Pendidikan memiliki implikasi dan tujuan akhir yang jelas, yakni Merubah pola pikir dan menerima inovasi baru.
 .......
Pak guru Waluyo kemudian berpikir, tembakau ini begitu prospektif secara ekonomi.