Menikmati Atmosfir Akademik UIN Antasari Banjarmasin
Oleh: Winbaktianur, UIN Imam Bonjol
Ini adalah kesempatan yang sudah lama saya tunggu-tunggu. Mengunjungi propinsi dengan julukan Seribu Sungai, Kalimantan Selatan akhirnya terwujud. Tujuan perjalanan kali ini bukanlah untuk wisata tetapi bagi saya ini sudah lebih dari sekedar berwisata, menikmati sajian keunikan dan keramahan warga Kalimantan Selatan dan paling utama adalah dalam tangka mengikuti The 1st International Conference on Ushuluddin and Humanities Studies (1st ICONUSH), 7 hingga 9 Juni 2023. Tahun ini Univeritas Islam Negeri Antasari (UIN Antasari) Banjarmasin menjadi tuan rumah.
Benarkah di sini ada seribu sungai? Ternyata tidak. Jumlahnya“hanya” 150 sungai di Kota Banjarmasin dan seantero propinsi Kalimantan Selatan. Bagi saya ini jumlah yang fantastis. Sungai bagi mayoritas warga kota Banjarmasin menjadi bagian yang tak terpisahkan dari Kota Banjarmasin yang kemudian Banjarmasin mendapat julukan kota seribu sungai. Sejarah mencatat bahwa sungai menjadi wadah aktivitas utama masyarakat sejak tempo dahulu dalam bidang perdagangan dan transportasi sehingga menjadi urat nadi di propinsi ini.
Memasuki gerbang kampus 1 Universitas Islam Negeri (UIN) Antasari, nuansa akademik, keislaman dan kedaerahannya langsung terasa. Bebarapa Gedung menunjukkan ciri khas rumah Banjar, mahasiswa berpakaian muslim dan Muslimah serta masjid kampus yang megah di tengah kampus, Masjid Abdurrahman Ismail. Saat ini, UIN Antasari mempunyai dua kampus, kampus 1 berlokasi di jalan Jenderal Ahmad Yani KM. 4,5 Banjarmasin Timur dan Kampus 2 berlokasi di Kota Banjar Baru, sekitar 1 jam berkendara dari kampus 1 ini. Wah lumayan jauh juga ya, batin saya seketika dapat bocoran dari rekan sesama presenter ICONUSH dan juga dulu pernah sama-sama mengikuti program intensif Bahasa inggris di Pare Jawa Timur yang saat ini bertugas sebagai dosen di kampus ini.
UIN Antasari dahulunya adalah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari yang telah banyak melahirkan ilmuwan keislaman sejak tahun 1964 yang pada tanggal 3 April 2017 resmi berganti menjadi UIN Antasari. Terdapat 36 Program Studi mulai dari diploma 3 hingga Doktoral (Strata 3) dan satu Program Profesi Pendidikan Guru Profesi Keagamaan.
Kampus kebanggaan masyarakat Kalimantan Selatan ini mempunyai tekad untuk menjadi universitas yang unggul dan berakhlak. Misi UIN yaitu menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran unggul dalam berbagai disiplin ilmu. UIN Antasari juga turut aktif dalam riset pelbagai disiplin ilmu pengetahuan yang relevan dengan kebutuhan masyarakat.
Memiliki 5 fakultas yaitu: Fakultas Syariah (FS), Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Tarbiyah dan Keguruan (FTK), Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) dan Fakultas Ushuluddin dan Humaniora (FUH), menjadikan kampus ini sebagai salah satu tujuan utama generasi muda untuk melanjutkan ke perguruan tinggi.
Berkeliling di kampus 1 UIN Antasari memberikan nuansa kesejukan, kampus yang cukup rindang dengan pepohonan hijau, bahkan juga ada beberapa kolam kecil. Dalam hati saya bertanya-tanya, kira-kira ada ikannya apa tidak ya? Ternyata ada, didominasi ikan mujair.
Pada pertemuan ilmiah ini terdapat 7 sesi panel dan saya bergabung dalam sesi panel 1 bersama dengan 7 orang presenter lain. Beragam topik hasil penelitian disajikan, ada tema tasawuf, filsafat Islam, psikologi, hadis dan ilmu al-Quran serta studi-studi agama. Sangat menarik, karena beberapa topik penelitian tersebut terkesan unik dengan hasil penelitian yang menurut saya tidak kaleng-kaleng.
Tertarik bergabung dikampus ini dan merasakan iklim akademik yang keren?*