Mohon tunggu...
Winayatun Azizah
Winayatun Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

La Tahzan

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Pendekatan Sejarah dalam Studi Islam

3 November 2024   13:10 Diperbarui: 3 November 2024   13:12 28
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendekatan sejarah dalam studi Islam adalah metode dan perspektif untuk mengkaji dan menafsirkan peristiwa sejarah dan tentunya peristiwa yang diangkat berkaitan dengan kajian Islam. 

Kata sejarah menurut buku Kamus Besar Bahasa Indonesia atau KBBI memiliki beberapa makna yaitu keturunan, kejadian yang sebenarnya terjadi di masa lalu atau riwayat dan penjelasan peristiwa yang terjadi di masa lalu. Sejarah juga berasal dari bahasa Arab yaitu syajaratun yang artinya pohon, dan kemudian berkembang menjadi asal usul atau keturunan dan sejarah. Di dalam bahasa Yunani sejarah dikenal dengan historia yang artinya ilmu. Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa sejarah merupakan peristiwa atau kejadian yang terjadi di masa lalu. 

Sebelum munculnya istilah studi Islam atau dirasa islamiyah, minat terhadap kajian agama khususnya Islam sudah terlebih dulu berkembang di Barat pada abad ke-19. Para sarjana seperti F. Max Muller,C.P. Tiele dan E.B. Tylor setelah memberikan kontribusi signifikan dalam bidang ini. 

Selain di Barat, di Asia juga memiliki kontribusi besar dalam bidang studi agama. Tokoh-tokoh seperti J. Takasusu dari Jepang dan S. Radhakrishnan dari India telah memberikan sumbangsih yang signifikan dalam memahami agama Buddha dan Hindu. 

Berbeda dengan Barat, kajian agama telah lama berkembang di dunia Islam. Sejak abad-abad awal Islam telah muncul tokoh-tokoh besar dalam berbagai bidang seperti hukum, tafsir, Kalam dan tasawuf. 

Tokoh-tokoh yang dikenal yaitu abu Hanifah, asy-syafi'i, Malik dan Ahmad bin hambal. Pada masa awal Islam kegiatan belajar mengajar agama Islam dipusatkan di masjid. Menurut sejarawan Islam terkenal pusat-pusat pembelajaran Islam pertama kali muncul di Hijaz atau Mekah Madinah dan Irak Basrah atau kurva serta damaskus. Dan masing-masing wilayah dipimpin oleh sahabat nabi yang sangat berpengaruh. Ketika Islam mencapai puncak kejayaannya di bawah pemerintah Abbasiyah pusat ilmu pengetahuan Islam berpindah ke Baghdad dengan didirikannya bait Al hikmah yang menjadi pusat studi yang terkenal. 

Meskipun studi agama terutama Islam sudah menjadi bidang kajian yang umum masih ada perdebatan apakah kajian ini bisa dianggap sebagai bagian dari ilmu pengetahuan. Hal ini karena ada perbedaan mendasar antara agama dan ilmu pengetahuan. Cara pandang yang berbeda terhadap Islam melahirkan berbagai disiplin ilmu yang berbeda pula. Jika melihat Islam dari sisi ajarannya akan berbicara tentang Islam. Namun jika melihat Islam dalam konteks sejarah dan masyarakat akan berbicara tentang studi Islam. Sains Islam di sisi lain adalah ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh Muslim dan dipandu oleh nilai-nilai Islam. 

Metode yang digunakan untuk memahami Islam mungkin suatu saat akan dianggap tidak memadai, sehingga diperlukan pendekatan baru yang harus terus dikembangkan oleh para pembaharu titik dalam konteks penelitian, pendekatan ini mencakup teori, metode, dan teknik yang berbeda. Terdapat berbagai pendekatan untuk memahami agama seperti pendekatan teologis normatif sosiologis, filosofis dan lainnya pendekatan yang 

Melalui pendekatan sejarah seorang diajak untuk beralih dari alam idealis ke alam yang lebih empiris dan konkret. Dari sini individu dapat mengamati kesenjangan atau keselarasan antara apa yang ada dalam alam idealis dan realis empiris serta historis. Pendekatan sejarah ini sangat penting untuk memahami agama karena agama itu sendiri muncul dalam konteks yang nyata dan terkait dengan kondisi sosial masyarakat. Kuntowijoyo telah melakukan penelitian mendalam tentang agama khususnya Islam, dari perspektif sejarah titik dalam studinya terhadap Alquran, yang menyimpulkan bahwa isi alquran terbagi menjadi dua bagian: yang pertama berisi konsep-konsep, dan yang kedua berisi kisah-kisah sejarah serta perumpamaan. 

Bagian pertama yang berisi konsep mencakup banyak istilah dalam Alquran yang mengacu pada pengertian normatif aturan legal, dan ajaran keagamaan secara umum. Istilah-istilah ini mungkin diambil dari konsep-konsep yang sudah dikenal oleh masyarakat Arab pada masa Alquran diturunkan atau mungkin juga merupakan istilah baru yang diciptakan untuk mendukung konsep-konsep religius yang ingin diperkenalkan. Istilah-istilah ini diintegrasikan ke dalam pandangan dunia al-quran sehingga menjadi konsep-konsep yang autentik titik dalam bagian ini, kita menemukan banyak konsep, baik yang bersifat abstrak seperti Allah, malaikat, dan akhirat, maupun yang konkret seperti fukoro dan masakin. 

Jika pada bagian yang berisi konsep, Alquran bertujuan membentuk pemahaman menyeluruh tentang nilai-nilai Islam, maka pada bagian kedua yang mencakup kisah dan perumpamaan, Alquran mengajak pembacaan untuk merenungkan dan mengambil hikmah. Melalui pendekatan sejarah individu diajak untuk memahami konteks nyata dari suatu peristiwa, sehingga tidak bisa memahami agama tanpa memperhatikan konteks historisnya. Untuk memahami Alquran secara benar misalnya seorang perlu mengetahui sejarah turunnya Alquran dan peristiwa-peristiwa yang menyertainya, yang dikenal sebagai ilmu yang pada dasarnya menjelaskan latar belakang turunnya ayat-ayat Alquran

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun