Mohon tunggu...
Winaya Ikhsana Menursari
Winaya Ikhsana Menursari Mohon Tunggu... Guru - English Language Teacher | Business English, Marketing and Communication Lecturer | Language Trainer TOEFL iBT, IELTS and TOEIC Prep | Paralegal | Government Education and Communication Consultant | Translator | Interpreter | Entrepreneur | National Government Events Management | International Organization Technical Analyst | Foreign Affairs Relations

Foreign Affairs |Law | English and French Language | Strategic Management | Vocational and General Education | Communication and Politics | Travelling | Skills

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengelola Pikiran: Strategi Menulis yang Efektif

19 Oktober 2024   22:17 Diperbarui: 20 Oktober 2024   20:07 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengatur pikiran sebelum memulai proses menulis sangat penting dan sering dianggap sebagai langkah yang paling krusial. Sebelum mulai menulis, penting untuk melakukan refleksi mental untuk membentuk aliran pikiran yang bebas sehingga dapat meningkatkan konsentrasi. Mencapai kejernihan pikiran dapat berdampak besar pada kinerja menulis.

Meskipun hal ini mungkin terdengar seperti pendekatan Zen, berpikir dengan jelas dapat membantu seseorang dalam mengatur dan menyampaikan ide-idenya dengan lebih baik. Pertama, penting untuk mengenali gaya berpikir seseorang, karena setiap orang sering kali berpikir dengan cara yang berbeda. Misalnya, saat mencoba meminta sekelompok orang untuk setuju tentang sesuatu, seperti memilih makanan, akan terlihat betapa berbedanya proses berpikir mereka. Keragaman cara berpikir ini juga berlaku dalam menulis.

Ada dua gaya berpikir utama yang berkaitan dengan menulis: berpikir linier dan berpikir asosiasi bebas.

Pemikir Linier mengatur ide-ide secara kronologis atau berurutan. Ketika menghadapi timeline atau proses langkah demi langkah, pemikir linier membuat daftar tugas atau peristiwa secara berurutan. Sebagai contoh, jika mengorganisir perpustakaan, pemikir linier akan membuat daftar langkah-langkah, dimulai dari mengeluarkan buku-buku hingga menyelesaikan tahap-tahap reorganisasi. Dalam tugas yang bersifat sekuensial seperti menulis surat tentang perubahan layanan kesehatan, mereka akan memprioritaskan detail penting, seperti mengumumkan perubahan penyedia layanan dan merinci perubahan spesifik, sebelum beralih ke informasi lainnya.

Pemikir Asosiasi Bebas, di sisi lain, mendekati ide-ide mereka tanpa urutan tertentu, mencatat pemikiran-pemikiran yang muncul. Mereka sering menggunakan kata kunci atau frasa untuk menangkap ide, kemudian mengatur konsep-konsep tersebut ke dalam urutan yang logis. Misalnya, ketika menyusun surat tentang perubahan layanan kesehatan, pemikir asosiasi bebas mungkin pertama-tama mencatat berbagai detail tentang cakupan, biaya konsultasi, dan poin-poin lainnya, kemudian mengaturnya secara koheren setelah semua ide tercatat.

Kedua gaya berpikir ini membutuhkan kerangka kerja (outline) untuk memastikan ide-ide tersusun secara logis, baik penulis lebih suka pendekatan linier maupun aliran bebas. Pembuatan kerangka kerja membantu menyaring konten yang tidak perlu dan tetap fokus pada tujuan utama penulisan. Berbagai metode organisasi, seperti daftar alfabetis, pengaturan kronologis, atau prioritas, dapat diterapkan tergantung pada jenis tulisan.

Metode organisasi mencakup pendekatan seperti metode alfabetis (misalnya, daftar lokasi kantor), metode kronologis (misalnya, menyajikan sejarah perusahaan), metode deduktif  (misalnya, digunakan oleh pengacara untuk menyampaikan argumen hukum), serta metode lain seperti piramida terbalik, format daftar, urutan lokasi, urutan prioritas, dan format masalah/solusi.

Memilih metode organisasi yang tepat memastikan bahwa penulis tetap fokus pada topik utama tanpa terjebak dalam detail yang tidak perlu. Kerangka kerja dapat bervariasi tergantung pada kompleksitas penulisan, tetapi sangat membantu dalam menata pikiran dan memastikan kejelasan.

Dalam dokumen yang lebih panjang, seperti proposal bisnis, ringkasan eksekutif bisa sangat bermanfaat. Ringkasan ini memberikan gambaran singkat tentang isi dokumen dan berfungsi sebagai pengantar untuk bagian-bagian yang lebih rinci. Ringkasan tersebut harus singkat dan tepat sasaran.

Pada akhirnya, mengatur pikiran adalah aspek mendasar dalam menulis. Sebelum memulai, penting untuk membersihkan pikiran, fokus pada tujuan utama, dan menerapkan strategi organisasi yang tepat. Persiapan ini akan memastikan tulisan yang jelas, terfokus, dan efektif.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun