Mohon tunggu...
Winarto SPd
Winarto SPd Mohon Tunggu... Guru - Guru Bahasa Indonesia

Ruang Tuang Rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Shelomita Berkalung Nestapa

16 Juli 2024   15:17 Diperbarui: 16 Juli 2024   15:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Durung ngerti dek, mbak paling ngabdi ndalem Pak Yai. Bantu-bantu Bu Nyai" jawab penuh bimbangku. Bagaimana aku mau pulang, rumahku sudah hilang hanya wujud bangunan yang nampak isinya telah kosong tidak memiliki peran.

"Oh nggeh mpun mbak, mangke saget ngancani adik di pondok terus" jawab semangat adik santri ku.

Sebenarnya aku ingin hidup layaknya anak-anak lain nya. Timang kasih sayang selalu mengiringi langkahnya. Tetapi apa,  rumah menjadi nerakaku di dunia.

Surat Al Ahqaf ayat 15 selalu menegurku untuk tetap tawadhu dengan ibu dan bapak ku.

Sepotong surat untuk ibu selalu aku tuliskan, toples-toples bekas jajanan, dan deburan ombak aku jadikan tempat berkirim surat. Segala hormat aku lakukan untuk bapakku. Walaupun dengan kerasnya pukulan yang dia bayar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun