Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Wisata Belajar, Berburu Buku Murah di Inggris

11 Januari 2012   00:00 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:04 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa buku yang dibeli di toko charity; foto dokumentasi pribadi

Perjalanan darat yang cukup melelahkan dari Groningen ke Inggris telah saya tempuh dengan bus Eurolines. Tidak hanya itu, segala macam persiapan yang saya lakukan mulai dari pengajuan visa ke UK, penyerahan dokumen visa ke Dusseldorf hingga berkemas barang-barang yang dibutuhkan selama di Inggris haruslah berbuah sesuatu yang manis. Ketika diberitahu bahwa saya bisa hunting buku-buku murah di toko-toko charity, hati saya langsung semringah. Obsesi saya untuk memiliki perpustakaan, paling tidak perpustakaan pribadi, selalu menggiring saya untuk berburu buku-buku. Apalagi jika mendengar buku murah, naluri saya langsung mengarah untuk datang ke sana. Liburan ke Inggris dalam rangka Natal dan Tahun Baru harus menghasilkan sesuatu, tidak hanya sekedar cuci mata dan senang-senang. Dengan berburu buku di toko charity, pasti akan ada manfaat yang saya peroleh. Charity shops, I'm coming!!!

Di Brighton, saya menemukan banyak toko charity. Ketika pertama kali masuk ke sebuah toko yang dimiliki oleh Oxfam, serasa saya ingin membeli semua buku-buku itu dan mengirimnya ke Indonesia. Tapi akhirnya saya tersadar bahwa semuanya harus disesuaikan dengan isi kantong. Memang harga buku rata-rata antara 1 pound hingga maksimal 3 pound, namun jika diambisi itu dituruti, maka habislah uang di dompet. Akhirnya saya memilih buku-buku yang menurut saya menarik.

Saya sadar bahwa untuk mewujudkan mimpi memiliki perpustakaan harus dicicil sedikit demi sedikit. Saya suka buku cerita anak-anak, buku-buku sejarah, novel, biografi atau buku-buku pengetahuan umum. Di toko charity milik The British Heart Foundation, ketika saya menemukan The Oxford Dictionary of Quotations dengan harga 1.99 pound, saya segera mengambilnya. Demikian pula ketika menemukan buku Richard Dawkins berjudul The God Delusion dengan harga 2 pound, saya segera memegangnya karena takut kalau diambil oleh orang lain.

Di toko charity Save the Children, saya banyak menemukan buku cerita anak-anak. Beberapa buku karya Grid Blyton yang dijual dengan harga 1.5 pound langsung saya amankan. Saya ingin menjadikan buku karya Grid Blyton tersebut dalam koleksi perpustakaan saya nantinya. Beberapa buku bacaan juga saya beli di toko charity yang dikelola oleh Martlets Shop, the Sussex Beacon dan YMCA Sussex Central.

[caption id="attachment_155169" align="aligncenter" width="640" caption="Di depan toko charity milik Oxfam; foto dokumentasi pribadi"]

13262364731641743955
13262364731641743955
[/caption]

Bila masuk ke sebuah toko charity dan menemukan harga buku tertulis 30 atau 50 pence, kaki saya selalu melangkah untuk melihat judul buku yang dijual. Seperti ketika masuk ke toko the Sussex Beacon, di sebuah keranjang tertulis harga buku 30 pence. Buku tentang Roy Keane, salah satu bintang lapangan Manchester United yang menjadi idola saya, saya beli dengan harga 30 pence. Buku lain berjudul the Kite Runner karya Khaled Hosseini, saya beli dengan harga 50 pence. Murah bukan?

Tidak hanya buku yang dijual di toko-toko charity, namun juga berbagai macam pakaian, hiasan dinding, mainan anak-anak atau souvenir. Barang-barang itu disumbangkan oleh masyarakat untuk dijual dan uang hasil penjualan tersebut didonasikan kepada pihak tertentu sesuai dengan latar belakang organisasi yang mengorganisir toko charity tersebut. Jadi, dengan menyumbangkan barang-barang ke toko charity dan barang tersebut dibeli, maka uang tersebut dapat dipakai untuk membantu pihak-pihak tertentu yang membutuhkan. Seperti yang dilakukan Save the Children. Dalam poster yang terpasang di toko, tertulis sebagai berikut:

Everyday  30,000 young children die from preventable disease We're working flat out to save the children You're helping by shopping here

Perjalanan saya ke Inggris berbuah manis. Saya mendapat double kebahagiaan. Saya mendapat buku-buku yang saya inginkan dengan harga murah, sekaligus berpartisipasi dalam kegiatan amal organisasi-organisasi yang memiliki charity shop. Secara total, saya membeli buku sebanyak 45 buah berupa cerita anak-anak, novel, pengetahuan umum dan biografi. Perjalanan saya kali ini semakin mewujudkan impian saya untuk memiliki perpustakaan. Saya bermimpi untuk memiliki koleksi buku yang bisa dimanfaatkan oleh orang-orang di sekeliling saya untuk menambah pengetahuan. Visa UK saya masih berlaku hingga Mei 2012. Saya masih memiliki waktu untuk hunting buku-buku lain di bulan-bulan lain sebelum visa saya habis masa berlaku. Saya juga perlu menabung terlebih dulu supaya dapat membeli buku lebih banyak lagi dan membayar ongkos kirim dengan kapal laut ke Indonesia.

Apakah ada yang hobi berburu buku dan memiliki mimpi seperti saya? Jika ada, we're in the same boat. Apakah ada yang bisa kita lakukan bersama-sama sehingga mimpi tersebut terwujud? 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun