[caption id="" align="aligncenter" width="640" caption="Ilustrasi: I am looking for a job; http://ismadiibrahim.com/blog/myfhoto/91_job_search.jpg"][/caption]
Trending Topic Mahasiswa Tingkat Akhir
Memasuki akhir-akhir tahun perkuliahan, saat-saat itulah biasanya banyak calon lulusan perguruan tinggi yang mulai berbincang-bincang tentang langkah yang perlu diambil setelah mendapatkan ijazah. Di kalangan mereka, trending topic yang dibahas adalah seputar rencana setelah lulus dan mendapatkan pekerjaan. Bahkan, banyak calon lulusan yang sudah mulai bergerilya mengirimkan lamaran pekerjaan ke berbagai instansi dengan bermodalkan tunggu ujian atau wisuda. Bagi yang beruntung, para calon lulusan sudah direkrut oleh instansi tertentu dan akan bekerja bila mereka sudah lulus dan wisuda.
Nimbrung dalam perbincangan seputar mencari pekerjaan memberi pelajaran dan pengalaman yang menarik. Ada banyak kisah lucu, sedih hingga cerita yang menginspirasi muncul bila berkumpul bersama dengan orang-orang yang sedang berjuang mendapatkan pekerjaan. Selain itu, berbagai tips dan kiat dapat bermunculan seperti saling belajar membuat lamaran pekerjaan, CV, tips tes psikologi hingga tips menghadapi wwancara kerja. Jika dibuat film, lagu Iwan Fals berjudul Sarjana Muda, barangkali cocok dijadikan latar belakang sehingga membuat suasana perbincangan seputar pencarian pekerjaan terasa lebih mengena.
Ketika bertemu di kampus, sebagai mahasiswa tingkat akhir, beban tugas akhir atau skripsi harus ditambah dengan ancang-ancang mencari pekerjaan setelah lulus. Memang betul ada yang mengatakan bahwa perlu memikirkan berwirausaha ketimbang mencari kerja. Jika ingin bekerja, maka bagi mereka yang memiliki teman atau keluarga yang berpengaruh, mereka bisa memberikan posisi tertentu di sebuah perusahaan tanpa harus melalui proses seleksi. Tetapi, masih banyak calon lulusan dan lulusan perguruan tinggi yang mengandalkan bekerja dengan orang lain atau bekerja di sebuah perusahaan tertentu. Jadi bagaimanapun, tahap-tahap mencari pekerjaan harus dilalui, meliputi persiapan lamaran dan syarat admisnitrasi, tes tertulis dan wawancara hingga menjalani masa percobaan (probation). Bahkan ketika awal-awal kerjapun, banyak yang merasa masih kurang dan tidak cocok sehingga harus berhenti di tengah jalan dan mencari pekerjaan baru.
Suka Duka Melamar Kerja
Tulisan ini akan mengupas beberapa kisah suka dan duka mencari pekerjaan baik dari pengalaman sendiri maupun kisah-kisah orang lain. Kisah-kisah yang diangkat dari cerita nyata ini didokumentasikan dengan maksud bisa dijadikan tips-tips mencari pekerjaan. Katanya, pengalaman adalah guru yang terbaik. Oleh karena itu, belajar dari pengalaman orang lain, semestinya bisa menjadi sebuah pelajaran berharga yang membangun dan mencerahkan. Pada intinya, kunci pada proses mencari pekerjaan adalah tetap tenang, sabar berusaha dan dan segala sesuatunya perlu disiapkan secara matang.
Jika tidak tenang, maka ada hal-hal mengejutkan yang bisa terjadi. Seperti contoh berikut ini. Ada seseorang yang mengirimkan lamaran pekerjaan begitu mendengar ada sebuah lowongan di suatu perusahaan. Karena begitu excited, dia mengedit lamaran pekerjaannya yang ada di komputer. Biasanya, lamaran pekerjaan tersebut hanyalah mengganti tanggal surat, perusahaan yang dituju dan posisi yang ingin dilamar. Karena yakin bahwa sudah tidak ada kesalahan, dia segera mencetak lamaran pekerjaan itu dan memasukkannya ke dalam amplop kemudian mengirimnya melalui sebuah kantor pos. Begitu sampai rumah, dia baru ingat kalau lamaran pekerjaan itu belum dia bubuhi tanda tangan. Alhasil, tidak ada panggilan tes maupun wawancara yang dia terima.
Dari kisah di atas, bagaimanapun juga, persyaratan administrasi adalah sesuatu hal yang penting. Tidak sedikit para pelamar yang gagal masuk ke tahap berikutnya karena sembrono dengan urusan administrasi. Kita tidak tahu apakah pihak perusahaan, dalam hal ini Human Resources Department, akan memeriksa dengan teliti dan detail lamaran pekerjaan yang masuk. Mereka memiliki kebijakan sendiri dalam meloloskan pelamar pekerjaan yang sesuai dengan kebutuhan dan kualifikasi yang dicari perusahaan. Mungkin ada yang tidak memersalahkan tidak adanya tanda tangan di lamaran pekerjaan, tetapi mungkin juga yang menganggap bahwa tanda tangan merupakan sebuah simbol seseorang yang bertanggung jawab atas apa yang ditulis di lamaran pekerjaan. Jadi, jika tidak ada tanda tangan, berarti pelamar itu merupakan calon yang tidak/kurang bertanggung jawab.
Berikutnya, setiap perusahaan membuka lowongan kerja berdasarkan kebutuhan pegawai yang dicari. Kebutuhan tersebut akan diturunkan ke dalam kualifikasi pekerjaan yang dibutuhkan dan diumumkan dalam iklan. Pada beberapa bidang pekerjaan, perusahaan tidak mengisyaratkan calon pelamar memiliki ijazah/pendidikan yang linier dengan kualifikasi pekerjaan. Ada beberapa teman yang berkuliah di bidang teknik diterima sebagai pegawai bank atau marketing di suatu perusahaan. Sebaliknya, mereka yang berkuliah di bidang manajemen malahan beberapa kali gagal masuk. Rasanya sedih juga mendengar beberapa teman kuliah S1 dulu yang mengambil kuliah manajemen tetapi malahan kalah bersaing ketika melamar pekerjaan di bidang itu.
Oleh sebab itu, kunci berikutnya haruslah sabar dan berusaha. Proses ini memang tidak bisa instan. Idealnya, persiapan untuk memasuki dunia kerja tidak dilakukan menjelang kelulusan saja, melainkan jauh-jauh sebelumnya, misal pada saat tahun-tahun pertama perkuliahan. Kalau perlu, sedari kuliah sudah membuat rencana jenjang karier yang bisa dijadikan patokan apa saja yang harus dipersiapkan untuk meraihnya. Dengan demikian, banyak hal yang bisa dilakukan sebagai modal melamar pekerjaan nanti, atau jika beruntung malahan dapat direkrut sebelum lulus.
Siapkan Diri Sejak Dini
Apa sajakah yang harus dipersiapkan? Idealnya, persiapan yang perlu dilakukan meliputi ketrampilan akademik dan professional serta sosial. Ketrampilan akademik dan professional yang dimaksud adalah berkaitan dengan keluasan dan penguasaan pengetahuan mengenai bidang yang ditekuni. Pada bagian ini, perusahaan memiliki indikator berupa IPK, yang biasanya ditulis IPK minimal yang harus diraih dalam sebuah lowongan pekerjaan. Oleh sebab itu, seyogianya, para mahasiswa betul-betul mendalami ilmu dan pengetahuan selama masa perkuliahan dan berusaha sekuat mungkin agar mencapai IPK yang tinggi atau paling tidak masuk pada IPK rata-rata/standar.
Hal di atas bukan berarti harus melulu belajar. Selain mendalami ilmu, sedari mahasiswa sebaiknya juga ikut aktif dalam berbagai aktivitas lembaga kemahasiswaan atau aktif dalam berbagai kepanitiaan mahasiswa. Ada banyak pengalaman yang bisa diperoleh dengan aktif di lembaga kemahasiswaan. Berbagai ketrampilan komunikasi, negosiasi, pemecahan masalah dan kerja sama dalam tim perlu dilatih sejak dini, salah satunya melalui aktivitas di oganisasi kemahasiswaan. Hal positif lainnya, jejaring juga semakin luas yang akhirnya bisa bermanfaat dalam jenjang karier. Tetapi, manajemen waktu harus tetap dijaga agar terjadi keseimbangan antara kehidupan akademik dengan kehidupan bersosial dan jangan sampai keteteran. Jika sedari dini sudah terbiasa untuk membagi waktu dan berdisiplin diri, nilai-nilai tersebut akan menjadi modal berharga ketika memasuki dunia kerja nanti.