Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Beli Tiket Mahal, Kok Tidak DiPeriksa!!

17 Maret 2012   22:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:54 362
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13320216702024872332

[caption id="attachment_169245" align="aligncenter" width="640" caption="Koleksi tiket kereta di Belanda dan Inggris; foto dokumentasi pribadi"][/caption]

Bagi para traveler, commuter dan pengguna kereta, membeli tiket adalah sebuah kewajiban. Tiket itu diperlukan sebagai bukti penumpang telah memiliki hak untuk menikmati layanan jasa transportasi. Biasanya, tiket akan diperiksa oleh petugas menjelang keberangkatan atau ketika berada di tengah perjalanan. Tetapi, ada satu cerita yang menarik ketika menikmati jasa angkutan kereta di Belanda yang dikelola oleh Nederland Spoorwagen (NS). Karena sering bepergian naik kereta, saya mendapati tiket saya jarang diperiksa oleh kondektur.

Beberapa orang mengatakan bahwa sistem pengecekan tiket di Belanda dilakukan secara random. Meskipun ada kemungkinan tiket tidak diperiksa, seorang penumpang harus tetap mengantongi tiket di tangan. Apabila ada pemeriksaan tiket, selama ini saya belum pernah melihat seseorang yang kedapatan tidak menunjukkan tiket kereta ke kondektur. Karena dicek random, tiket yang sudah dibeli dan telah dipersiapkan bisa jadi diperiksa, bisa pula tidak. Karena alasan itulah, seorang teman pernah mengeluarkan lelucon "Sudah beli tiket mahal, kok tidak diperiksa!"

Tidak seperti sistem perkeretaapian di Inggris, sistem perkeretaapian di Belanda memang memungkinkan seseorang bebas keluar masuk gerbong tanpa ada pengecekan ketika naik maupun turun. Jika di Inggris penumpang perlu menunjukkan tiket kepada petugas atau memasukkan tiket itu ke dalam sebuah mesin, penumpang kereta di Belanda lebih memiliki kebebasan pada saat akan naik kereta. Mereka tidak harus menunjukkan kepada petugas bahwa dia memiliki tiket. Tiket tersebut seharusnya diperiksa oleh kondektur ketika kereta sudah berjalan. Kenyataannya, saya banyak melihat dan mengalami tiket yang sudah saya beli dan pegang tidak diperiksa.

Seperti ketika saya hendak kembali ke Groningen dari Utrecht pada hari Jumat (16/3) pagi. Setiba di mesin pembelian tiket, saya segera membeli karcis kereta ke Groningen seharga 13.40 Euro. Pada saat itu, saya kembali teringat guyonan "Sudah beli tiket mahal, kok tidak diperiksa!" Tapi bagaimanapun itu, saya tidak berani untuk naik kereta tanpa membawa tiket yang valid.

Dari kisah di atas, ada pelajaran berharga yang bisa dipetik yaitu melaksanakan kewajiban sebelum mendapatkan hak tanpa harus dipantau dan diperiksa oleh petugas yang berwenang. Sebenarnya pernyataan "Sudah beli tiket mahal, kok tidak diperiksa!" juga sering terlintas di benak saya. Kalau bisa mbludus tanpa harus bayar, rasanya akan berhemat banyak. Namun, di lingkungan yang serba terbit mengajarkan saya untuk mendahulukan kewajiban terlebih dahulu lantas kemudian mendapatkan hak berupa fasilitas dan kenyamanan di dalam gerbong kereta api.

Ketika berada di Inggris, saya sempat diajak teman-teman saya yang berkuliah di sana untuk naik kereta tanpa tiket. Mereka menyuruh supaya tenang saja sebab tahu bagaimana trik dan waktu naik kereta gratis tanpa harus membeli tiket. Di dalam kereta saya merasa sangat tidak damai dan tidak tenang. Meski hanya melewati tidak lebih dari 5 stasiun, mata saya terus mengamati kalau-kalau ada kondektur yang memeriksa tiket. Saya terus berdebar-debar di dalam kereta. Bila ketahuan tidak membawa tiket, maka dendanya minimal 20 pound.

Kesadaran untuk berdisiplin dan menaati peraturan, seperti kasus membeli tiket kereta di atas, adalah sebuah pelajaran berharga dari sebuah pendidikan di luar negeri yang sedang saya jalani, selain ilmu akademis yang sedang saya tekuni. Pendidikan berhasil tidak saja ditunjukkan melalui nilai-nilai akademis, tetapi juga melalui pembentukan sikap, karakter berdisiplin dan taat pada peraturan. Semoga saya tetap bisa bertahan untuk berdisiplin di manapun berada.

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun