Berdasarkan rapat dari panitia, di page Temu Eropa terdapat pengumuman bahwa penghitungan pemenang film terfavorit akan dilakukan secara manual oleh panitia. Membaca pengumuman itu, saya menyampaikan keberatan karena hasilnya pasti tidak akan konsisten dan valid. Terakhir kali saya menghitung, jumlah pemberi jempol yang tertera di film PPI Wageningen yang sudah lebih dari 1000 dan PPI Groningen yang diberi jempol oleh sekitar 650 orang, hanya terdapat sekitar 500 orang dalam daftar orang yang memilih. Jadi, bagaimana mau dihitung manual?
Sudah saya prediksi, pengumuman yang sedianya akan diinformasikan pada tanggal 2 Mei pun akhirnya tertunda karena hasilnya tidak konsisten. Panitia memutuskan untuk mengadakan voting film pada saat pemutaran keempat film terfavorit pada kegiatan Temu Eropa di hari Sabtu, 5 Mei nanti. Bagi saya, hal ini juga tidak adil, mengingat jumlah suporter dari PPI yang terbanyak pada saat acaralah yang berpeluang mendapat suara terbanyak. Itulah keputusan panitia dan harus dihormati.
Terlepas dari itu semua, saya berpendapat bahwa keempat film yang menjadi nominasi di Temu Eropa 2012 adalah film yang sangat bermutu dan bisa menjadi inspirasi bagi kecintaan terhadap Tanah Air Indonesia, sebagaimana tema yang diangkat pada kompetisi film pendek Temu Eropa 2012 ini. Karena masalah bugs di Facebook di atas, saya mengusulkan agar kategori film terfavorit ditiadakan karena semua film yang dibuat oleh mahasiswa di Amsterdam, Groningen, Prancis dan Wageningen, semuanya adalah film terfavorit. Tidak percaya? Buka link yang ada di atas dan lihat satu per satu. Kalau perlu, bagikan tautan-tautan film tersebut kepada rekan, kerabat dan kolega agar inspirasinya dapat tersebar di seluruh masyarakat Indonesia baik di Tanah Air maupun di luar negeri.
Sukses untuk Temu Eropa Rotterdam, 5-6 Mei 2012. Terus berkarya untuk bangsa.
Catatan: Tujuan tulisan ini dimaksudkan murni untuk memberikan informasi dan berbagi pengalaman berkompetisi dengan sistem pemberian jempol (like) di Facebook. Nama-nama organisasi di atas ditulis agar peristiwa ini dapat dijelaskan secara utuh berdasarkan kronologi yang penulis ikuti. Tulisan ini tidak bermaksud untuk mendiskreditkan suatu organisasi. Baca juga: Hati-Hati Adakan Kompetisi Pemberian Jempol (Like) di Facebook (Bagian 2).
