Mohon tunggu...
Winarto -
Winarto - Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

noord oost zuid west, thuis best.\r\n

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Sinar Mentari, Buat Orang Lebih Ramah

28 Maret 2012   22:02 Diperbarui: 25 Juni 2015   07:20 236
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Naik kereta bertraktor keliling kota

[caption id="attachment_4390" align="aligncenter" width="640" caption="Orang-orang sedang menikmati sinar matahari di dekat Martini Tower, Groningen"][/caption]

Rabu siang jam 11.30, saya memiliki janji bertemu dengan pembimbing akademik di kampus untuk meminta surat rekomendasi supaya saya bisa hadir di sebuah konferensi di London bulan Juni nanti. Sesampai di depan kantornya, saya melihat jam dan ternyata masih 10 menit lagi. Saya pun duduk di sebuah kursi sambil membaca sebuah majalah yang terletak di atas meja. Tidak seberapa lama, pembimbing akademik saya keluar dari sebuah toilet. Wajahnya tampak cerah dan ceria. Saya lantas diperbolehkan masuk ke kantornya. Sambil meletakkan tas, saya berbincang mengenai sinar matahari yang beberapa hari ini bersinar dengan sangat terik.

Bagi orang Belanda, bicara tentang cuaca tidak akan ada habisnya. Sambil menulis surat rekomendasi, saya diberitahu bahwa saya perlu menikmati sinar matahari hari ini karena mulai besok dan beberapa hari mendatang, Groningen akan diselimuti dengan mendung dan hujan. Saya kira, dia selalu melihat perkiraan cuaca terbaru sehingga bisa berkata demikian. Cuaca yang bisa berganti cepat memang mengharuskan seseorang untuk selalu melihat weather forecast supaya bisa menyesuaikan dengan pakaian dan perlengkapan yang dibutuhkan, seperti mantel atau payung.

Selesai bertemu dengan pembimbing akademik, saya mengayuh sepeda saya ke Noorderplantsoen, sebuah taman yang cukup besar yang tidak jauh dari kampus Faculty of Behavioral and Social Sciences. Taman itu biasanya menjadi tempat berkumpul dan bersantai. Karena cuaca sangat terik, ketika sampai di sana saya sudah melihat beberapa orang yang berjemur di pinggir sebuah danau. Sebuah pemandangan yang kontras beberapa bulan yang lalu. Saat itu, danau itu membeku. Saya sempat berjalan-jalan di atasnya. Tapi kini, taman di sekitar danau itu ramai dikunjungi. Ada yang berjemur, ada yang jogging, ada yang bermain basket. Tidak hanya kaum dewasa saja, beberapa anak kecil juga tampak menikmati hari yang cerah, sunny day!

[caption id="attachment_4391" align="alignleft" width="320" caption="Naik kereta bertraktor keliling kota"]

Naik kereta bertraktor keliling kota
Naik kereta bertraktor keliling kota
[/caption]

Hampir seminggu ini, matahari tidak malu-malu memancarkan sinarnya. Saat melewati beberapa ruas jalan di dekat housing, beberapa orang mengangkat kursi keluar rumah untuk berjemur sambil membaca buku. Wajah mereka terlihat bahagia dan ceria. Di sebuah halaman rumah, beberapa orang berkumpul dan bergembira sambil makan bersama. Teman-teman housing saya diajak oleh student manager naik ke atas atap housing. Saat melihat foto mereka yang terunggah di Facebook, keceriaan dan kegembiraan terpancar dari raut muka mahasiswa-mahasiswa itu.

Di pusat kota, cafe dan restoran dipenuhi para pengunjung. Meja dan kursi tertata rapi di seputaran Grote Markt. Saat saya dan 11 orang mahasiswa dari PPI Groningen keliling kota dengan menggunakan kereta bertraktor di hari Jumat minggu lalu, banyak yang melambaikan tangan saat kami melewati jalan-jalan di Groningen. Kereta bertraktor yang disewa oleh Red Cross Groningen sebagai ucapan terima kasih kepada PPI-Groninegn karena telah membantu dalam sebuah kegiatan bakti sosial itu telah menyita perhatian banyak orang yang tengah menikmati panas matahari. Teman-teman yang berada dalam kereta pun tidak segan-segan melampaikan tangan kepada orang yang lewat dan disambut dengan lambaian tangan pula.

Begitulah gambaran perayaan dan euphoria saat sinar matahari bersinar. Saya teringat ketika berada sebuah gereja di Lewes, Inggris. Seusai kebaktian, di sana saya bertemu dengan seorang ibu yang duduk semeja untuk minum kopi. Salah satu dialog yang mencuat adalah mengenai keseharian orang-orang Barat dan cuaca. Meskipun individualis, namun orang-orang Barat akan relatif lebih ramah pada saat menjelang musim panas (spring) dan saat musim panas. Dengan kata lain, ibu itu sedang mengatakan bahwa sinar matahari akan membuat orang lebih ramah dan ceria jika dibandingkan pada musim gugur dan musim dingin.

Jika dipikir, pernyataan itu cukup masuk akal. Saat musim dingin, orang sudah begitu direpotkan dengan suhu udara yang dingin. Ketika keluar rumah, mereka harus memastikan tidak sampai kedinginan dengan cara menggunakan pakaian berlapis dan tebal dengan ditambah sarung tangan dan syal. Ketika hujan turun, apalagi dengan hujan es kerikil, mereka harus melindungi diri dengan mantel. Mereka sudah sangat direpotkan dengan keadaan tersebut. Ketika berada di luar ruangan, hampir tidak ada waktu dan semangat untuk saling menyapa dan bertegur sapa. Tangan tidak lagi melambai-lambai karena lebih memilih untuk mendekap badan supaya hangat.

Keadaan berbalik ketika sinar surya terpancar menerangi bumi. Setelah terkungkung dengan hawa dingin selama beberapa bulan, orang seperti menemukan kebebasan saat matahari muncul. Mereka melampiaskannya dengan cara keluar rumah dan berjemur di bawah terik mentari sambil ngobrol, minum kopi, membaca atau membuat barbeque. Seperti yang terlihat di tepi danau di Noorderplantsoen itu, banyak yang menggelar kain di atas rumput dan gembira bersama teman-teman. Saat disapa mereka akan balas menyapa, saat melambaikan tangan, mereka akan membalas melambaikan tangan, seperti ketika saya dan teman-teman PPI-Groningen berkeliling kota dengan kereta bertraktor Jumat lalu.

[caption id="attachment_4378" align="aligncenter" width="640" caption="Memberi makan burung di sebuah kolam Noorderplantsoen"]

Memberi makan burung di sebuah kolam Noorderplantsoen
Memberi makan burung di sebuah kolam Noorderplantsoen
[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun