Pemantik
Kaitan kutipan diatas dengan proses pembelajaran yang sedang saya pelajari yaitu pada pembelajaran 'Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai  Pemimpin' terkait dengan konsep pembelajaran tersebut pengambilan keputusan yang baik itu tidak hanya berkaitan dengan kemampuan untuk menghitung atau menganalisis data, namun juga harus dengan pemahaman nilai-nilai dan prinsip-prinsip kebaikan, sehingga dapat menciptakan pemimpin yang beretika dan bertanggung jawab, Selain itu kutipan tersebut juga berarti bahwa dalam mendidik anak-anak, selain mengajarkan keterampilan teknis seperti menghitung, mengolah data, penting juga untuk mengajarkan nilai-nilai Kebajikan yang terintegrasi dalam pembelajaran, yang secara tidak langsung akan membimbing mereka dalam pengambilan keputusan. Walaupun sekarang mungkin masih dalam lingkup lingkungan belajar, namun kedepan dapat membantu anak-anak tersebut membuat keputusan yang baik dan bertanggung jawab di masa depan.
Nilai-nilai atau prinsip-prinsip yang kita anut dalam suatu pengambilan keputusan dapat memberikan dampak yang signifikan pada lingkungan kita, jika keputusan yang kita ambil itu tepat maka akan berpengaruh positif pada lingkungan sekitar kita, baik dalam skala individu maupun dalam skala yang lebih luas, seperti sekolah, komunitas, maupun di dalam masyarakat di mana kita tinggal. Jika kita menanamkan nilai-nilai ini menjadi bagian integral dari cara kita berperilaku dan berinteraksi dengan masyarakat, nilai-nilai tersebut dapat membantu menciptakan lingkungan yang kondusif, seimbang, nyaman dan berkelanjutan.
Sebagai pemimpin pembelajaran seorang guru memiliki peran yang penting dalam membimbing dan memengaruhi proses pembelajaran murid, termasuk dalam pengambilan keputusan mereka. Oleh karena itu sebagai seorang guru kita harus membantu murid mengembangkan keterampilan pengambilan keputusan yang kritis, etis, dan bertanggung jawab dan tentunya dengan menanamkan nilai-nilai Kebajikan di dalamnya. Apabila hal ini bisa diterapkan maka diharapkan akan berdampak pada peningkatan prestasi akademik, non akademik dan juga perkembangan pribadi dan sosial mereka.
kutipan diatas menitik beratkan pada pentingnya pendidikan dalam membentuk karakter dan perilaku etis individu. Hal tersebut juga mengingatkan kita bahwa sebagai seorang pendidik kita harus paham dan mengerti jika pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan, tetapi juga tentang bagaimana kita membentuk karakter dan moralitas individu. Seperti apa yang telah saya pelajari pada modul tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-nilai Kebajikan Sebagai Pemimpin saya menjadi paham bagaimana cara mengintegrasikan nilai-nilai etika ke dalam proses pembelajaran pengambilan keputusan, sehingga apa yang akan saya putuskan sekarang maupun dimasa yang akan datang selalu menjadi keputusan yang tepat, cerdas secara teknis, beretika dan berkeadilan.
Â
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
Salam semangat dan bahagia bagi kita semua
Halo Bapak dan Ibu guru hebat dimanapun anda berada, semoga kita semua selalu semangat bergerak, tergerak dan menggerakkan untuk mengembangkan potensi dan kompetensi yang kita miliki, melakukan pratik baik dengan berbagi kepada sesame rekan guru dan menciptakan pembelajaran yang merdeka bagi murid -- murid, supaya mereka bisa mengembangkan dirinya secara menyeluruh (utuh), yaitu murid-murid tersebut harus memiliki kemampuan berpikir kritis dan daya cipta yang kreatif. Sebagai calon guru penggerak, seyogyanya kita harus senantiasa membangun semangat sehingga mampu melaksanakan proses pembelajaran yang berpihak pada siswa untuk mewujudkan profil pelajar pancasila sesuai dengan harapan mendikbudristek.
Perkenalkan saya Winarsih, salah satu calon guru penggerak angkatan 9 dari Kabupaten Bantul, Yogyakarta dengan Fasilitator saya yaitu Ibu Siti Khadijah dan Pengajar Praktik saya yaitu ibu Sri Wahyuwidati, dalam beberapa bulan mengikuti Program Guru Penggerak banyak ilmu dan wawasan baru yang saya dapatkan, sehingga saya dapat mengembangkan kreativitas dan kompetensi saya sebagai seorang pendidik. Oleh karena itu saya berinisiatif untuk membagikan ilmu yang saya peroleh dari Program Guru Penggerak kepada rekan-rekan guru di seluruh Indonesia.
Saat ini saya dan teman - teman rekan CGP lainnya pada Angkatan 9 sedang mempelajari modul 3.1 yaitu materi Pengambilan Keputusan Berbasis Pada Nilai-nilai Kebajikan sebagai Pemimpin. Sebagai  seorang pemimpin pembelajaran dan bekerja pada institusi pendidikan, kita sering dihadapkan pada bujukan moral dan dilema etika. Pada kondisi bujukan moral, kita pasti dapat berpegang pada aturan dan norma yang berlaku, karena dalam bujukan moral pilihan yang ada adalah salah dan benar. Akan tetapi, berbeda halnya jika kita dihadapkan pada situasi dilema etika. Kita telah mengetahui bahwa dilema etika adalah hal berat yang harus dihadapi dari waktu ke waktu. Ketika kita menghadapi situasi dilema etika, yaitu situasi yang bertentangan seperti cinta dan kasih sayang, kebenaran, keadilan, kebebasan, persatuan, toleransi, tanggung jawab dan penghargaan akan hidup. Oleh karena itu kita harus bisa membuat keputusan yang sesuai, tepat, adil dan efektif dengan meminimalisir risiko yang sekecil-kecilnya, tanpa mengesampingkan sikap terbuka terhadap diskusi, pertimbangan alternatif, dan pengaruh positif dari nilai-nilai orang lain dalam konteks pengambilan keputusan yang kompleks.