Senin, 17 Maret 2012
Raka adalah panggilanku sebagai pemuda yang sukses dalam segala kehidupanku. Aku selalu dipanggil Raka oleh keluarga karena Aku adalah salah anak laki-laki satu-satunya yang mereka miliki. Aku mempunyai dua kakak dan satu adik yang Aku sayangi. Aku tinggal bersama kedua orang tuaku dengan segala kemewahan yang mereka berikan kepada kita. Keluargaku dikenal sebagai keluarga yang harmonis dan ramah terhadap sesama. Aku dilahirkan dari keluarga baik-baik, yaitu orang tua adalah berasal dari keluarga yang berpendidikan tinggi. Aku adalah salah satu anak yang harus bisa seperti mereka, Aku harus memiliki pendidikan yang jauh lebih tinggi apabila dibandingkan dengan keluargaku.
Aku adalah anak laki satu-satunya dikeluargaku, maka dari itu Aku harus jadi orang hebat dan orang sukses. Aku berusaha mewujudkan cita-cita tersebut dan Aku mulai mempunyai angan-angan yang tinggi kedepan agar Aku bisa menjadi seperti yang aku inginkan kelak. Aku sedikit demi sedikit mulai mewujudkan hal itu, Aku mulai berusaha mencoba-coba dengan hal-hal yang baru. Di usiaku yang bisa dibilang dewasa ini Aku memulai karirku dengan membuka sebuah bisnis kecil-kecilan. Orang tuaku sangat mendukung penuh dengan keputusan tersebut, dengan adanya dukungan ini Aku semain tertantang dan ingin terus berkiprah selebar-lebarnya.
Mungkin benar do’a orang tua itu sangat ampuh. Dengan berjalannya waktu, bisnis yang Aku mulai kecil- kecilan kini telah bisa maju dan memiliki cabang di luar kota. Aku bangga Aku bisa mempertahankan bisnis tersebut hingga bisa membantu sesama. Aku memiliki karyawan yang bisa dikatakan lumayan banyak, Aku bisa membantu kesejahteraan hidup mereka dengan adanya bisnis yang Aku rintis dengan kegigihankanku selama ini. Aku cukup bangga dengan apa yang aku dapatkan kini, aku bisa membahagiakan orang tuaku dan orang lain. Dan bisa dikatakan Aku orang sukses masa kini.
Aku yakin bisnisku bisa bertahan dan lebih maju dari sekarang. Saat Aku memulai membangun karirku di bisnis Aku merasakan ada satu kendala yang bisa dikatakan itu adalah kelemahan di bisnis yang sedang Aku jalani yang dapat membawa dampak besar bagi karirku. Memang kendala itu Aku pikir adalah sebuah masalah kecil tetapi lambat laun masalah itu menjadi masalah besar bagi bisnisku yang akan membawa pada kehancuran bisnisku.
Masalah sedikit demi sedikit mulai membesar dan mulai merambat pada hal-hal yang lain. Bisnisku mulai goyang, masalah yang mulai besar yaitu aku tidak bisa membayar gaji para karyawanku dan aku mulai mendapatkan hutang yang menumpuk. Aku mulai binggung semua orang menyalahkan Aku.
Aku binggung Aku harus bagaimana mengatasi masalah yang sedang aku alami tersebut. Semua orang menghujatku dengan cacian dan mereka juga ada yang mengolok-olok diriku. Ketika Aku keluar dari rumah Aku mendapatkan orang menyalahkan Aku dengan kata-kata keras sehingga Aku enggan untuk keluar dari rumah. Aku tidak ada kegiatan sehari-hari dirumah, Aku hanya berdiam diri saja di dalam rumah. Di dalam rumah pun penderitaanku tidak berkurang, masih ada saja yang meneror Aku melalui telepon genggamku.
Aku pasrah akan keadaan ini, aku binggung apa yang harus Aku lakukan atas semua masalah ini. Aku hanya bisa berserah diri dan mendekatkan diri kepada Allah. Aku hanya membuka ayat-ayat suci setiap saat. Aku membaca al-Qur’an terjemah dengan sesekali membukanya secara acak yang di antaranya ada ayat yang bisa membuat aku tenang dengan membacanya. Aku membaca dan berulang-ulang membukanya lagi secara acak.
Suatu saat Aku membuka ayat suci tersebut dan ada satu ayat yang bisa membuat Aku yakin atas pertolongan Allah semua ini pasti bisa teratasi. Ada ayat dalam surat yang menerangkan bahwa pertolongan Allah akan dating, hal ini yang membuat Aku yakin. Tiap hari aku terus berusaha dan berdo’a memohon pertolongan-Nya. Tiada hal selain membaca al-Qur’an yang Aku lakukan setiap hari. Aku selalu dating tiap saat di masjid tarbiyah, aku mengikuti segala kegiatan yang ada di sana. Aku berusaha mendekatkan diriku di hadapannya. Aku selalu berada di sana mengikuti acara mengaji bersama, mengikuti shalat lima waktu secara berjamaah. Aku hampir tidak pernah pulang setiap harinya, kadang-kadang Aku tidur di dalam masjid.
Kegiatan seperti di atas selalu Aku lakukan setiap hari, hanya untuk mendekatkan diri kepada sang khalik. Aku tidak bisa berbuat apa-apa selain hal ini yang bisa aku lakukan. Aku binggung mengghadapi masalah ini, ada para orang-orang yang menagih hutang kepadaku. Suatu saat aku harus menghadapi dua pilihan atas maslahku, pilihan yang pertama Aku diberi jangka waktu membaya hutangku dengan waktu tempo satu bulan harus terbayar dan apa bila tidak sanggup membayarnya Aku akan dipenjara sedangkan pilihan kedua yaitu rumah beserta isinya akan disita. Semua pilihan ini tidak bisa Aku ambil, karena semuanya itu tidak membawa kebaikan bagiku. Dipikiranku saat itu Aku tidak akan sanggup membayar semua hutang-hutangku semua dengan jangka waktu satu bulan karena hutangku cukup banyak dan apabila dibayangkan saja dalam jangka lima tahunpun semua hutang itu tidak akan dapat dilunasi sedangkan pilihan yang kedua apabila diambil maka akan tinggal dimana orang tuaku beserta kakak dan adikku saat itu. Aku tambah binggung dengan semua keadaan ini. Semakin rumit masalah yang Aku hadapi semakin kuat keimananku kepadaNya.
Ibarat dengan hewan-hewan kecil seperti semut dan kecoa yang ada di masjid, Aku bisa dikatakan lebih rajin dari mereka. Bayangkan saja sebelum waktu shalat Aku sudah berada di dalam masjid dan tidak pernah beranjak dari masjid. Aku merasa lebih dekat dengan Allah ketika di dalam masjid dan Aku berasa lebih aman dibandingkan dengan di daerah luar.
Tanpa disengaja mukjizat terbesar datang menghampiriku, tanpa di duga-duga Ayahku mendapatkan uang dari saudaranya yang uang itu bisa membayar hutang-hutangku selama ini. Aku tidak tau akan datang mukjizat tersebut, ini ibarat mimpi di siang bolong. aku kaget serta terharu dengan keajaiban ini, hal ini tidak bisa diterima oleh akal manusia. Mungkin ini jawaban dari doa-doaku selama ini yang selalu Aku panjatkan di setiapkan Aku membuka mata dan hembusan nafasku. Mungkin inilah pertolongan nyata Allah yang diberikan kepada hamba-hambaya yang yakin akan kebesaran dan pertolongan Allah, hal yang tidak mungkin menjadi mungkin bagi Allah. Inilah keajaiban yang Allah berikan kepadaku, sehingga Aku bisa membayar hutang-hutang tanpa harus memilih dua dari kedua pilihan yang Aku hadapi sebelumnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H