Mohon tunggu...
Winarsih ajja
Winarsih ajja Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UNS PGSD Kampus VI Kebumen

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembelajaran yang Bermakna

6 Januari 2011   04:32 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:54 611
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kemajuan dan perkembangan dunia begitu pesat, tuntutan masyarakat terhadap keberhasilan pendidikan juga semakin besar, apalagi sertifikasi guru telah digulirkan. Masih banyak kalangan yang meragukan kemampuan guru dalam menghadapi tantangan adanya sertifikasi. Oleh karena itu, guru harus membuktikan bahwa mereka mampu menghadapi tantangan itu. Salah satunya dengan mengadakan inovasi dalam pendidikan guna meningkatkan kualitas dan membantu memecahkan masalah dalam pendidikan.

Inovasi dapat dilakukan oleh seorang guru dalam setiap pembelajaran di kelas. Hendaknya inovasi ini menjadi salah satu agenda penting bagi setiap guru. Dimulai dari analisis kurikulum, penyusunan rencana pembelajaran yang matang dengan mengadobsi berbagai hal baru misalnya adopsi langkah-langkah pendekatan pembelajaran, adopsi ide manajemen kelas, adopsi model-model pembelajaran dan sebagainya tanpa mengesampingkankarakteristik peserta didik dan karakteristik sekolah. Dari mulai adopsi maka akan ditemukan hal-hal yang bisa dikembangkan atas kekurangan-kekurangan yang dirasakan selama implementasi adopsi tersebut. Hal sekecil apapun yang ditemukan akan menjadi hal yang besar bila guru berhasil mengembangkan sesuatu dalam pembelajaran yang didesain sendiri dan hal itu akan bermanfaat bagi guru dalam mencapai tujuan pembelajaran juga memecahkan permasalahan. Semua bentuk pengembangan dan desain yang dilakukan gurudikelas adalah suatu bentuk inovasi.

Salah satu inovasi dalam pembelajaran di kelas adalah menciptakan pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran ini menggunakan variasi dari model, strategi maupun metode pembelajaran. Selain itu, juga memperhatikan karakteristik anak terutama dalam hal gaya belajar. Dengan memperhatikan gaya belajar anak maka pembelajaran akan lebih bermakna karena anak merasa nyaman dalam belajar di kelas sesuai dengan gaya belajar mereka. Sehingga otak neo cortex dapat bekerja dan anak dapat mencerna informasi dengan baik.

Pembelajaran dalam lingkup SD harus bervariasi agar anak tidak bosan belajar di kelas. Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar guru menjelaskan tujuan dari pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk membiasakan peserta didik memahami tujuan mereka belajar. Selain menjelaskan tujuan pembelajaran, guru juga menerapkan jurnal belajar. Melalui jurnal ini anak akan menyadari di setiap pembelajaran apa yang tidak dipahami dan apa yang telah mereka pahami (review) serta membiasakan peserta didik mencari solusi untuk mangatasi ketidak pahaman mereka terhadap materi yang dipelajari selama pembelajaran. Dalam hal ini setiap peserta didik memiliki jurnal yang ditulis setiap pembelajaran, guru memberikan komentar yang bersahabat secara tertulis dan akan dijelaskan kembali dari apa yang tidak dipahami pesera didik ketika pertemuan selanjutnya. Keuntungan yang diperoleh selain hal diatas, peserta didik juga merasa diperhatikan ketika membaca komentar guru, peserta didik juga belajar menuliskan apa yang ia rasakan.

Selain itu, guru harus menggunakan berbagai metode, strategi, dan model dalam pembelajaran karena anak tidak menyukai hal yang monoton. Misalnya dalam hal metode. Guru SD biasanya dalam satu kelas sehari penuh sehingga membutuhkan lebih dari satu metode. Metode yang digunakan disesuaikan materi yang akan diajarkan. Misalnya, dalam sehari ada mata pelajaranIPA, matematika, dan IPS. Untuk materi IPA akan lebih bermakna bagi siswa jika anak mengamati secara langsung atau menggunakan metode eksperimen, untuk materi matematika menggunakan kuis atau tanya jawab, sedangkan untuk IPS dapat dilakukan dengan metode diskusi.

Inovasi ini akan berhasil jika dilakukan oleh guru yang selalu ingin mencerdaskan anak bangsa dan guru tersebut merupakan sosok guru yang sabar. Jika guru itu tidak sabar maka jurnal itu tidak akan dibaca, sehingga materi yang tidak dipahami oleh siswa akan selamanya tidak dipahami.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun