Kamis, 24 Agustus 2023, berselang sehari setelah rapat komite madrasah, yang membahas peningkatan layanan siswa dengan memasang AC di setiap kelas, MTsN 1 Bandar Lampung, kembali mengundang para orang tua siswa untuk mengikuti kegiatan parenting.Â
Sesuai undangan yang telah disampaikan kepada orang tua melalui WA Grup wali kelas, orang tua diharapkan hadir pada pukul  07:00-07:30 WIB, lalu menandatangani daftar hadir yang telah disediakan, menerima kudapan atau snack, lalu menempati tempat duduk yang telah disediakan. Panitia pengantar tamu mengarahkan mereka untuk menempati kursi di baris depan terlebih dahulu. Masing-masing wali kelas menyambut orang tua siswa, beberapa orang tua tidak hadir, namun mereka telah berkomunikasi dengan walik kelas. Kelompok ekstrakurikuler hadrah yang dibina oleh Bapak Supiyani, terus melantunkan shalawat-shalawat selama proses kehadiran peserta seminar parenting berlangsung.Â
 07:30-08:30 WIB, acara dipandu oleh Kaisan, Raihana dan Rafif selaku master of ceremony (MC), menyanyikan lagi Indonesia Raya, dimana seluruh hadirin berdiri, dilanjutkan dengan penampilan sigeh penguten,  Pembacaan Tilawah Al Quran Mulidya dan Imtiyaz, serta  Sambutan oleh ketua Komite madrasah Bapak Sairul Basri dan sambutan Kepala MTsN 1 Bandar Lampung oleh Bapak Drs. H. M. Iqbal. Dalam sambutannya Bapak Drs. H. M. Iqbal mendemonstrasikan beberap shalawat yang disambut oleh peserta didik yang hadir sebagai petugas, MC, Hadrah, Pembaca Tilawah, pemimpin lagu, tim hadrah, dan tim tari ratu Jaro. Kegiatan dibuka secara resmi oleh Bapak Drs. H. Iqbal di akhir sambutannya.Â
Selanjutnya adalah doa yang dilanjutkan dengan pemaparan materi oleh Ibu Kurnia Widhiatuti. MTsN 1 Bandar Lampung menghadirkan pembicara dari Jakarta. Bunda Kurnia Widiatuti. Beliau adalah trainer dari Sygma Smart Parenting Club. Sebuah klub yang dibawahi oleh penerbit Sygma yang beraktivitas terkait dengan pendidikan para orang tua dalam membina putra-putrinya. Peserta yang diundang adalah para orang tua wali siswa MTsN 1 Bandar Lampung.  Acara  seminar, dimulai jam 09.00 dan berakhir sekitar jam 12.00 WIB.
Bunda Kurnia mengawali sesinya dengan mengapresiasi kegiatan pembelajaran di MTsN 1 Bandar Lampung, dimana dalam kegiatan pembelajaran ada berbagai program kegiatan ekstrakurikuler. Lalu beliau menyampaikan cerita tragis seorang tukang bangunan yang tewas tertimpa tembok bangunan yang belum kering, hingga membuat si tukang bangunan tidak dapat diselamatkan.
Ibu korban menangis tak henti-henti seraya mengatakan, "Emak yang salah nak, ampuni emak, teriaknya secara berulang-ulang. Konon katanya sewaktu si tukang bangunan masih belia, anak-anak, ia gemar sekali bermain di rumah kosong. Merasa rumah kosong tersebut tidak aman, sang emak berulang kali melarangnya untuk bermain disana. Â Namun si bocah tetap saja bermain ke rumah kosong tersebut, si emak hilang kesabaran hingga mengeluarkan, kata-kata, "Teruslah main disana, nanti tembok itu rubuh, menimpa kamu."
Itulah betapa kata-kata seorang ibu/orang tua adalah doa. Sementara di belahan bumi yang lain, seorang pria yang sudah menjelang lanjut usia, dengan mudahnya menghafalkan alquran. Padahal kesehariannya biasa saja tidak begitu dekat dengan al quran.
Rupanya ibunda pria ini sewaktu masih ada, selalu mendoakan anaknya agar menjadi penghafal alquran.
Kisah lain yang ia ceritakan adalah persiapan sebuah keluarga dalam menyambut bulan suci Ramadhan yang sebentar lagi tiba. Ramadhan sebagai bulan penuh berkah dan pahala seharusnya menjadi lahan panen yang tidak semata dilakukan orang perseorangan semata dalam keluarga, melainkan haruslah menjadi lahan panen bersama. Dalam mendidik anak harus dengan ilmu dan pengetahuan yang tepat. Tanpa ilmu dan pengetahuan bisa jadi ada orang tua yang tergesa-gesa sehingga hasil didikannya justru tidak ideal, rusak. Atau sebaliknya karena sering melarang, boleh jadi potensi anak tidak maksimal.
Menjadi orang tua juga harus berani bermimpi. Mimpi yang tergambar nyata untuk bisa diraih realitanya. Kemudian, kehidupan ini janganlah cukup dijalani saja. Tapi, selalu meminta Allah untuk memperjuangkan kehidupan kita. Sehingga setelah mimpi besar sudah terputuskan, biarkan Allah yang menuntun kita untuk menuju mimpi itu. Sebagaimana  Allah saat memperjalankan nabi Muhammad SAW pada peristiwa Isra' Mi'raj. Rasulullah SAW mengalami kejadian luar biasa jauh dari nalar manusia. Jadi, para orang tua, segeralah bermimpi besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H