Berjumpa lagi dengan Kelas Belajar Menulis Nusantara (KBMN) PGRI Gelombang 29, pertemuan ke 10, bersama narasumber Prof. Dr. Ngainun Naim dan moderator Saudari Yandri Novita Sari, S.Pd. Kegiatan ini diinisiasi oleh Om Jay, seorang guru blogger yang berslogan menulislah setiap hari lihat apa yang terjadi. Kegiatan ini dilaksanakan setiap Senin, Rabu dan Jumat, selama 30x pertemuan. Setiap pertemuan berlangsung 2 jam, pukul 19.00 s.d. 21.00 WIB, menggunakan tutorial di WA grup.Â
Pada hari pelaksanaan kegiatan, panitia menshare flier, diikuti caption singkat untuk menggugah peserta agar hadir. Saat menjelang pukul 7 WAG dikunci, hanya admin yang dapat memposting.Â
Lalu moderator menyapa peserta, mengingatkan untuk mengisi daftar hadir. Lanjut, moderator memperkenalkan nara sumber. Lalu mempersilahkan narasumber untuk mengambil alih ruang chat dengan memposting materi, lalu mempersilahkan peserta mengajukan pertanyaan.Â
Moderator menampung pertanyaan, dan memposting pertanyaan di WAG, narasumber menjawab pertanyaan. Di akhir sesi, peserta wajib memposting resume dari materi yang disajikan oleh narasumber. Â
Moderator menyapa peserta, lalu mengajak untuk berdo'a, "Sebelum masuk pada materi, mari sejenak kita berdo'a agar menambah keberkahan kegiatan kita malam ini. Sesuai dengan keyakinan masing-masing, berdo'a mulai, .... berdo'a selesai. Baiklah bapak ibuk, mari kita sambut narasumber yang kita pada malam ini dengan materi Menulis itu Mudah. Kepada Bapak Prof Ngainun Naim waktu dan layar chat whatsapp dipersilahkan".
Narasumber:Â
"Assalamualaikum wr wb, Â Terima kasih Yandri Novita Sari. Senang sekali malam ini bisa bersua via grup ini dengan Bapak Ibu sekalian. Malam ini saya diminta menyampaikan materi MENULIS ITU MUDAH. Mungkin Bapak Ibu tidak percaya. Baiklah. Sebelum saya menyampaikan materi, silahkan kunjungi tulisan terbaru saya. Tulisan sangat sederhana. https://www.spirit-literasi.id/2023/07/perjalanan-dan-perjuangan-mencari.html. Silahkan dibaca. Saya memiliki tiga blog untuk memuat catatan sederhana saya. Salah satunya yang baru saja saya bagikan. Isi blog, tentu bukan tulisan ilmiah. Tulisan sederhana. Tulisan pengalaman menjadi model tulisan yang saya kira mudah untuk dibuat. Seperti tulisan di atas. Isinya hanya kisah perjalanan saya. Pengalaman hidup sehari-hari. Nah, saya akan masuk ke materi."
Lanjutan
"Menulis Itu Mudah. Benarkah? Bisa benar, bisa tidak. Mudah bagi yang sudah terbiasa. Tidak bagi yang belum terbiasa. Sekarang bagaimana caranya agar bisa mudah? Saya akan sampaikan beberapa hal agar menulis itu bisa mudah. [1] Tulislah apa yang diketahui. Jangan menulis yang tidak Anda ketahui. Anda bisa menulis pengalaman hidup sehari-hari. Saya berikan contoh lagi tulisan saya di blog lain. https://ngainun-naim.blogspot.com/2023/04/silaturrahim-dan-kepekaan.html. https://www.kompasiana.com/ngainun-naim.berbagi/63f732344addee2dd85ba487/senja-sawah-dan-jejak-kenangan. Â Silahkan kunjungi dan baca," ujarnya.
Selanjutnya narasumber menyampaikan;Â
- Banyak penulis-khususnya penulis pemula-yang menghadapi persoalan serius saat mengawali proses menulis. Problem utamanya adalah mau menulis apa. Jika tidak adayang ditulis, tentu tulisan tidak lahir. Cerita selesai.Â
- Ada kesan yang umum berkembang bahwa menulis buku itu sulit. Hanya kalangan ilmuwan saja yang bisa melakukannya. Bayangan membuat buku biasanya mengarah pada buku ilmiah yang harus mengikuti tata aturan baku yang ketat lengkap dengan daftar referensi yang kuat. Â
- Menulis secara "mencicil". Sebuah buku tidak harus diselesaikan dengan sekali duduk. Memang bisa saja seseorang menulis secara fokus sebuah buku dalam waktu tertentu. Model menulis semacam ini memang bagus dan akan bisa membuat sebuah tulisan cepat selesai. Bagi yang memiliki waktu luang banyak, tentu model ini bisa dipilih. Bagaimana dengan mereka yang waktunya terbatas? "Mencicil" adalah strategi menulis yang bisa dipilih. Bahan buku ditulis sedikit demi sedikit. Namun dalam praktiknya harus rutin dan konsisten. Usahakan setiap hari menulis isi buku walaupun hanya dua paragraf. Jika tidak rutin ya tetap tidak akan selesai. Dalam waktu tertentu, buku pasti selesai.
- Tulis apa yang Anda pikir. Jangan pikir apa yang akan ditulis. Pokoknya menulis saja. Menulis itu dunia aksi. Bukan hanya teori.
- Â Jangan menulis sambil dibaca atau diedit. Jadi kalau nulis itu fokus mengeluaarkan apa yang ada dalam pikiran Terus saja tulis. Berarti tidak diedit? Tentu dan harus tapi waktunya jangan bersamaan dengan menulis.jika nulisnya malam, editnya besok. Mengapa? Menulis dan mengedit bersamaan itu membuat tulisan akan sulit selesai.Jadi nulis itu ya nulis saja. Ini yang akan membuat menulis menjadi mudah.
Nah, masih gak percaya menulis itu tidak sulit?