Wisata Danau Ranau 26-28 Feb. 2022, perjalanan  dimulai pada sabtu pagi, kami sarapan  di masjid raya airan, kami menikmati makanan yang telah disiapkan oleh tim konsumsi. Pukul 7.47 kami mulai bergerak untuk selanjutnya masuk pintu tol itera/kotabaru, dan keluar di pintu tol Terbanggi besar pada pukul 8.45. Pada pukul 9:36 kami  beristirahat untuk ke toilet  dilakukan  di SPBU pertama ke arah kota bumi, SPBU Kalibalangan, ramai kendaraan yang singgah, tampaknya karena suasana disini terasa nyaman dan user-friendly.Â
Perjalanan dilanjutkan lalu kembali beristirahat pada pukul 11.30, untuk  toilet, shalat duhur dan makan siang di Masjid Jami' Aminatul Jannah, Sumberjaya. Masjid ini masyur dikalangan traveller yang melintas rute Bukit Kemuning - Liwa. Berada di ketinggian membuat view yang ada sangat indah, berasa berada di negeri di atas awan.
Kami melanjutkan perjalanan pada pukul 13.30 melewati Fajar Bulan, Sekincau,  Belalau, Kenali, Kota Liwa,  lalu menuju danau ranau. Di Belalau kami berhenti sejenak untuk mengambil persembahan dua paket kopi dan satu paket gula semut dari Mr. Zian, salah  satu Produsen Original Luwak Coffee kenamaan, Liwa pada pukul 14.37. Diawal karirnya produsen kopi mendapatkan fasilitas dari Pemerintah Daerah Lampung Barat untuk menampilkan produknya diajang pameran tingkat nasional yang digelar di Area PKOR, Way Halim Bandar Lampung.
Kami tiba di area Danau Ranau pada pukul 17.00, lalu cek in di Hotel Mutiara Bunda yang sebelumnya telah dipesan melalui aplikasi penyedia layanan penginapan online. Kami mandi, lalu setelah istirahat sejenak serasa menikmati view sunset dari balkon hotel, lalu kami makan malam menikmati kuliner lokal.
Sebelum tiba di penginapan kami menyempatkan diri makan siang di Cafe and Resto Mandiri Beach, sebuah restoran di tepi pantai Mandiri. Sambil menunggu menu makanan yang kami pesan kami dimanjakan oleh suara gemuruh deburan ombak dan hamparan pantai berpasir yang luas membentang.
Pukul 5.46, mentari kembali hadir menyinari bumi, kami pun turun ke area pantai untuk sekedar berjalan-jalan. Lalu menceburkan diri, hangatnya air laut membuat kami enggan untuk berhenti. Tak lama berselang kami cek out untuk melanjutkan perjalanan pulang menuju Kota Bandar Lampung pada pukul 7.16.
Setelah menempuh perjalanan panjang dan berliku, Pada pukul 9.48 kami memasuki kawasan hutan lindung, dimana pemandangan kanan kiri jalan adalah pohon-pohon besar dan jurang. Di beberapa spot bahkan kami tidak dapat menikmati teriknya matahari.
Di beberapa titik terdapat sejenis kera yang berbadan besar duduk-duduk di badan jalan. Kami pun melempar potongan buah pear, apel dan juga jeruk guna mengusir mereka dari badan jalan. Setelah melintasi hutan lindung, pada pukul 10.13, kami melihat gapura pembatas hutan lindung sebagai tanda kami sudah keluar dari hutan. Pemandangan vetegasi berubah menjadi tanaman perkebunan seperti kopi, sawit, lada, vanili dan juga coklat.
Lalu kami tiba di area dengan jalan menurun tajam dan berkelok cukup panjang, daerah ini di kenal dengan Sedayu.
Pukul 10.32, kami singgah di Masjid Imaduddin, Way Kerap untuk menyelesaikan hajat di toilet. Masjid ini dikenal sebagai tempat rest area yang menawarkan sajian kopi dan teh gratis.
Kami masih harus menempuh 40 km menuju kota Bandar Lampung, kami tiba di rumah pukul 15.00 Wib. Â Alhamdulillah perjalanan kami selama 3 hari menempuh 604 Km berjalan dengan lancar.