Di suatu desa yang terletak di lereng bukit, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Adi selalu bangun lebih awal untuk menikmati keindahan embun pagi yang menari-nari di ujung daun hijau. Baginya, embun pagi adalah karya seni alam yang paling indah.
Suatu pagi, ketika Adi sedang menikmati embun pagi, ia melihat seorang nenek tua dengan langkah tertatih-tatih mencoba menyeberangi jalan setapak. Tanpa ragu, Adi segera menghampiri nenek itu dan menawarkan bantuan.
"Dapatkah saya membantu Anda menyeberang, Nenek?" tanya Adi ramah.
Nenek itu terkejut dan tersenyum senang. "Oh, terima kasih, Nak. Aku agak kesulitan berjalan akhir-akhir ini."
Adi membantu nenek itu menyeberangi jalan dengan penuh perhatian dan kehati-hatian. Setelah sampai di sisi lain, nenek itu mengucapkan terima kasih sebelum melanjutkan perjalanannya.
Hari itu, Adi merasa begitu bahagia. Bukan karena ia telah menikmati keindahan embun pagi seperti biasa, tetapi karena ia berhasil membuat nenek itu tersenyum dan merasa terbantu.
Setelah kejadian itu, Adi memutuskan untuk membuat kebahagiaan orang lain sebagai misi hidupnya. Setiap hari, ia mencari cara untuk membantu orang-orang di sekitarnya, baik itu dengan memberikan bantuan materi, memberi nasihat, atau sekadar menyapa dengan senyuman.
Tidak hanya orang-orang di desanya yang merasakan kebaikan Adi, tetapi juga orang-orang di desa-desa sekitarnya mulai mengenalnya sebagai sosok yang penuh kasih dan kepedulian.
Tidak terasa, Adi sendiri juga mulai merasakan kebahagiaan yang mendalam dalam hatinya. Bukan karena ia mencari pengakuan atau pujian dari orang lain, tetapi karena ia tahu bahwa setiap tindakan baik yang dilakukannya telah membuat dunia ini menjadi sedikit lebih baik.
Dengan embun pagi sebagai saksi bisu, Adi melangkah dengan penuh keyakinan bahwa membahagiakan orang lain adalah kunci utama menuju kebahagiaan sejati. Dan setiap langkah yang ia ambil selalu diiringi doa agar Allah melimpahkan berkah-Nya kepada semua yang ia bantu.
Embun pagi tetap menari-nari di ujung daun hijau, menyaksikan perjalanan hidup Adi yang penuh makna dan kebaikan. Dan di tengah keheningan pagi yang sunyi, suara tawa dan doa syukur terdengar memenuhi udara, membawa harapan dan kebaikan bagi semua yang merasakannya.