Mohon tunggu...
Winarno Abdullah
Winarno Abdullah Mohon Tunggu... Guru - Guru MTsN 1 Bandar Lampung gemar menulis

Ayo jalan kaki

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Jejak Kebaikan yang Membahagiakan

22 Februari 2024   12:15 Diperbarui: 22 Februari 2024   12:18 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Di suatu desa yang terletak di lereng bukit, hiduplah seorang pemuda bernama Adi. Setiap pagi, sebelum matahari terbit, Adi selalu bangun lebih awal untuk menikmati keindahan embun pagi yang menari-nari di ujung daun hijau. Baginya, embun pagi adalah karya seni alam yang paling indah.

Suatu pagi, ketika Adi sedang menikmati embun pagi, ia melihat seorang nenek tua dengan langkah tertatih-tatih mencoba menyeberangi jalan setapak. Tanpa ragu, Adi segera menghampiri nenek itu dan menawarkan bantuan.

"Dapatkah saya membantu Anda menyeberang, Nenek?" tanya Adi ramah.

Nenek itu terkejut dan tersenyum senang. "Oh, terima kasih, Nak. Aku agak kesulitan berjalan akhir-akhir ini."

Adi membantu nenek itu menyeberangi jalan dengan penuh perhatian dan kehati-hatian. Setelah sampai di sisi lain, nenek itu mengucapkan terima kasih sebelum melanjutkan perjalanannya.

Hari itu, Adi merasa begitu bahagia. Bukan karena ia telah menikmati keindahan embun pagi seperti biasa, tetapi karena ia berhasil membuat nenek itu tersenyum dan merasa terbantu.

Setelah kejadian itu, Adi memutuskan untuk membuat kebahagiaan orang lain sebagai misi hidupnya. Setiap hari, ia mencari cara untuk membantu orang-orang di sekitarnya, baik itu dengan memberikan bantuan materi, memberi nasihat, atau sekadar menyapa dengan senyuman.

Tidak hanya orang-orang di desanya yang merasakan kebaikan Adi, tetapi juga orang-orang di desa-desa sekitarnya mulai mengenalnya sebagai sosok yang penuh kasih dan kepedulian.

Tidak terasa, Adi sendiri juga mulai merasakan kebahagiaan yang mendalam dalam hatinya. Bukan karena ia mencari pengakuan atau pujian dari orang lain, tetapi karena ia tahu bahwa setiap tindakan baik yang dilakukannya telah membuat dunia ini menjadi sedikit lebih baik.

Dengan embun pagi sebagai saksi bisu, Adi melangkah dengan penuh keyakinan bahwa membahagiakan orang lain adalah kunci utama menuju kebahagiaan sejati. Dan setiap langkah yang ia ambil selalu diiringi doa agar Allah melimpahkan berkah-Nya kepada semua yang ia bantu.

Embun pagi tetap menari-nari di ujung daun hijau, menyaksikan perjalanan hidup Adi yang penuh makna dan kebaikan. Dan di tengah keheningan pagi yang sunyi, suara tawa dan doa syukur terdengar memenuhi udara, membawa harapan dan kebaikan bagi semua yang merasakannya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun