Seorang Pengajar yang profesional selalu dituntut untuk dapat menampilkan keahlian di depan siswanya. Salah satu komponen keahlian itu adalah kemampuan untuk menyampaikan pelajaran kepada siswanya dengan efektif dan efisien. Untuk itu Pengajar atau Guru perlu mengenal berbagai strategi manakah yang dikiranya paling tepat untuk menyampaikan pelajaran.
Salah satu metode pembelajaran yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode inquiry.
Alasan rasional penggunaan metode inquiry adalah bahwa siswa akan mendapatkan pemahaman yang lebih baik dan akan lebih tertarik terhadap mata pelajaran yang diajarkan jika mereka dilibatkan aktif dalam melakukan observasi terhadap mata pelajaran yang diajarkan.Model Inkuiri
Pembelajaran dengan model inkuiri pertama kali dikembangkan oleh Richard Suchman tahun 1962 (Joyce, 2000). Ia menginginkan agar siswa bertanya mengapa suatu peristiwa terjadi, kemudian ia mengajarkan pada siswa mengenai prosedur dan menggunakan organisasi pengetahuan dan prinsip-prinsip umum. Siswa melakukan kegiatan, mengumpulkan dan menganalisa data, sampai akhirnya siswa menemukan jawaban dari pertanyaan itu.
Inkuiri (Inquiry) artinya penyelidikan/menyelidiki atau dapat diartikan mencari. Dalam pelaksanaan di kelas model inkuiri ini, masalah diajukan oleh para Pengajar atau Guru kepada siswa secara teratur agar ada upaya dalam memecahkan masalah.
Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktifitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu.
Model dengan latihan inkuiri Suchman, dikenal dengan langkah-langkah sebagai berikut :
- Identifikasi sesuatu masalah
- Hipotesis mengenai pemecahan masalah
- Pengumpulan data untuk menguji hipotesis
- Revisi hipotesis
- Pengulangan langkah (c) dan (d) sampai suatu hipotesis yang memperhitungkan semua data ditemukan.
Menurut Suchman latihan inkuiri ialah menolong siswa mengembangkan disiplin dan keterampilan intelektual melalui penyelidikan secara bebas dan teratur.
Setelah siswa disodori suatu masalah, siswa diberi kesempatan untuk mengajukan berbagai pertanyaan yang harus dijawab oleh Guru/Pengajar dengan jawaban Ya atau Tidak. Yang perlu diingat adalah model inkuiri ini sebaiknya didasarkan pada masalah-masalah yang sederhana, yang tidak membutuhkan latar belakang pengetahuan. Dalam hal ini, Guru atau Pengajar harus menyiapkan media pengajaran untuk memperlancar siswa dalam upaya memecahkan masalah.
Berikut merupakan salah satu contoh model inkuiri dalam bidang pengajaran Sains dengan konsep : “Berat jenis air lebih besar dari Berat jenis minyak”, yang penulis dapatkan dari seorang Senior Bapak Guru O’O , yang Penulis rangkum dalam bentuk tulisan.