Kaliwungu- Sebagi bentuk pengabdian kepada masyarakat, mahasiswa KKN UIN Walisongo Semarang membantu dan memberikan ide baru kepada wirausaha keripik yaitu ibu Semi.
Keripik adalah makanan ringan dari umbi-umbian, sayuran dan buah-buahan yang diris tipis kemudian digoreng di dalam minyak. Pengirisan kripik menggunakan alat yang biasanya dikenal dengan nama Pasah kripik. Makanan ringan kripik dapat dipadukan dengan berbagai rasa asin, manis, pedas, balado, dan lain-lain
Ibu semi adalah seorang pengusaha kripik rumahan di desa mororejo.
" Saya membuka usaha kripik kurang lebih 5 tahun, kripik yang saya produksi yaitu kripik pisang dan kimpul, ada 2 varian rasa yang saya produksi yaitu rasa asin dan manis, dalam penggorengan kripik dilakukan seminggu 2 sampai 3 kali tergantung pesanan kripik, Satu hari pengorenggan itu mendapatkan 4 sampai 5 ball. Penjualan kripik biasanya saya lakukan dengan menitipkan di warung-warung sekitar dan ada yang mengambil dirumah. ujar ibu semi.
Winanti mahasiswa KKN memberikan ide kepada ibu semi yaitu untuk menambahkan rasa balado dalam kripik pisang dan talas, Memasang benner di depan rumah, dan mempromosikan melalui media sosial. Menurutnya ini adalah strategi dalam berbisnis agar masyarakat tahu dan tidak bosan dengan rasa kripik yang hanya itu-itu saja.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H