Pada Juni 1963, Mercedes Benz mulai memproduksi 230SL. Mobil sport klasik ini memiliki bentuk yang eksotik karya perancang mobil ternama Paul Bracq. Tampilannya tidak kalah dengan Jaguar E-Type dan Porsche 911. Dibekali mesin inline direct injection 6-silinder, rem cakram serta memanfaatkan sistem suspensi yang menggunakan peredam gas, menjadikan mobil ini sebuah cruiser yang sporty namun terasa sangat nyaman dikendarai. Selain itu mobil ini merupakan mobil sport pertama yang menggunakan konstruksi ”safety body.” Konstruksi ini menjamin keamanan pengendara saat terjadi benturan. 230SL juga mobil pertama dalam keluarga Mercedes Benz yang menggunakan ban radial. Lantaran keunikan dan jumlahnya yang terbatas membuat mobil rakitan Jerman ini menjadi sasaran para kolektor.
Belum lama ini, penulis mendapat kesempatan spesial untuk melihat langsung dan melakukan photoshoot dengan mobil yang lebih dikenal dengan sebutan Mercy Pagoda ini, milik seorang kolektor asal Jakarta. Bertempat di sebuah parkiran, saya langsung terpukau ketika melihat mobil sport klasik ini secara langsung.
Dari segi eksterior, mobil yang saya temui dalam keadaan nyaris sempurna. Body mobil yang berkelir putih tanpa cacat, tidak memperlihatkan umur mobil yang telah mencapai umur 50-an. Menandakan mobil sangat dirawat oleh pemiliknya. Masuk kedalam interiror nuansa retro sangat terasa. Mayoritas interior, mulai dari jok, dashboard,hingga sunvisor dibalut dengan kulit berwarna merah. Khusus untuk dashboard warna dominan merah dipadukan dengan panel kayu berkelir putih. Sangat menonjolkan kesan mewah nan sporty dari masanya.
Hal yang sangat menarik perhatian saya adalah ban yang digunakan. Mobil sport klasik ini menggunakan ban Achilles 9595. Menurut sang pemilik, ia memilih ban Achilles 9595 karena desain dan performanya sangat menunjang mobil kesayangannya tersebut. Ia mengatakan desain dinding ban dengan garis putih, menambah kesan retro lux bagi mobil kesayanggannya. Ia menambahkan ban Achilles 9595 sangat enak untuk dipakai dijalan basah sekalipun. Karena selama ini ia tidak pernah merasakan kehilangan tarikan saat sedang melaju di jalan basah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H